Rabu, 05 Desember 2012

Belas Kasihan

5 Nopember 2012

Yes 25:6-10a; Mat 15:29-37

Belas kasih merupakan salah satu wujud keutamaan dari orang yang memiliki hati bersih dan terbuka, serta senantiasa siap sedia untuk disakiti.
Hari-hari ini mungkin cukup banyak orang yang membutuh-kan belas kasihan karena menjadi korban bencana alam, entah itu banjir bandang, tanah longsor dll.., yang menuntut kemurahan hati orang yang memiliki hati seperti Yesus, yang HatiNya tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak yang kelaparan.
Apakah sebagai orang beriman kita memiliki hati yang tergerak oleh belas kasihan? Adakah di lingkungan hidup dan kerja kita yang sungguh membutuhkan belas kasihan?
Marilah kita sadari dan hayati bahwa kita semua dapat tumbuh berkembang sebagaimana adanya pada saat ini, hemat kami karena belas kasihan Allah yang kita terima melalui sekian banyak orang yang telah memperhatikan dan mengasihi kita, tentu saja terutama orangtua atau pribadi-pribadi yang merawat dan mendidik kita sejak kecil.
Dengan kata lain jika kita jujur dan terbuka mawas diri, kiranya masing-masing dari kita pasti akan menyadari dan menghayati bahwa dirinya kaya akan belas kasihan, serta kemudian tergerak untuk berbelas kasih kepada siapapun yang membutuhkan di lingkungan hidup maupun kerja kita.
Jika kita semua saling berbelas kasih, kiranya tak ada lagi orang-orang yang menderita kelaparan, kehausan atau berkekurangan dalam kebutuhan pokok hidup sehari-hari.

· "TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya.
Dan di atas gunung ini TUHAN akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa"(Yes 25:6-7).
Kutipan ini merupakan kata-kata penghiburan yang penuh pengharapan. Masa adven juga diwarnai oleh keutamaan harapan, maka baiklah saya mengajak anda sekalian, segenap umat beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus, untuk senantiasa dapat menjadi penghiburan yang penuh harapan bagi saudara-saudarinya dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak setiap hari.
Maka baiklah kita perhatikan juga di lingkungan hidup dan kerja kita: adakah orang yang putus asa atau frustrasi, karena kegagalan dalam hal tertentu? Dekati dan sikapi mereka dengan belas kasih seraya menghiburnya dengan kata-kata yang membangkitkan gairah dan semangat hidupnya.
Ingatkan mereka bahwa dunia ini sangat luas, sarat dengan aneka kemungkinan dan kesempatan, maka gagal dalam hal tertentu masih ada banyak kemungkinan lain.
Memang kita sendiri dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari hendaknya dapat menjadi penghiburan bagi orang lain, dimana pun berada atau kemana pun pergi kita mampu menggairahkan dan membangkitkan mereka yang putus asa atau frustrasi.
Tentu saja kami berharap secara khusus kepada segenap anggota keluarga dalam keluarga masing-masing: hendaknya masing-masing anggota keluarga memiliki semangat menghibur dan menggairahkan yang lain, dan tentu saja secara khusus terjadi dalam relasi antar suami dan isteri, bapak dan ibu. Biarlah pengalaman terhibur dan tergairahkan di dalam keluarga kemudian tumbuh berkembang dalam lingkungan yang lebih luas.

"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mzm 23:1-4)


Diambil dari : http://renunganimankatolik.blogspot.com/
Read More ..

Minggu, 28 November 2010

Iman Yang Penuh Harap

29 Nopember 2010

Yes 4 : 2 – 6 ; Mat 8 : 5 – 11

Tidak jarang orang mempunyai tanggapan kalau iman akan dapat membuat Tuhan melakukan segala sesuatu menurut waktu saya atau, iman akan membuat Tuhan melakukan segala sesuatu menurut kehendak saya. Tanggapan – tanggapan ini tidaklah tepat, karena Firman Tuhan berkata “Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya. Oleh karena itu sebaliknya iman akan membuat kita mengetahui apa yang menjadi kehendak Tuhan, iman akan membawa kita mengetahui waktu-Nya Tuhan dan membuat kita taat dan setia menunggu waktu-Nya Tuhan.

Karena iman berbicara mengenai saat ini, dimana ketika kita berani melangkah sesuai dengan iman maka Tuhan yang akan menopang kita.  Iman tidak juga berbicara apa yang kita lihat, tetapi iman menyangkut tentang apa yang kita harapkan. Nah kalau iman berbicara mengenai saat ini atau sekarang, sedangkan pengharapan berbicara mengenai masa yang akan datang. Dari sini kita mengetahui bahwa iman dan pengharapan adalah dua hal yang harus ada pada setiap orang percaya, dan pengharapan kita ada pada Kristus Tuhan kita.

Injil hari ini memberitakan tentang iman yang penuh harap dari seorang Perwira yang hambanya sakit lumpuh, dengan penuh harap perwira ini sangat nyakin hanya melalui perkataan-Nya hambanya akan sembuh meskipun Yesus tidak mengunjunginya.
Seringkali dalam kehidupan kita kita percaya kepada-Nya, tetapi ketika masalah – masalah yang kita hadapi tidak segera berlalu dari kita, maka hilanglah pengaharapan kita. Iman yang penuh harap adalah iman yang aktif, artinya ada tindakan seperti yang telah dilakukan oleh Perwira, walaupun Perwira ini tahu kekuasaan Yesus, tetapi ada usaha yang dia lakukan untuk dapat berjumpa dengan Yesus dan memohon kepada-Nya agar Yesus menyembuhkan hambanya.

Mari, apapun yang kita alami hari ini, meskipun kenyataan yang kita hadapi tidak sesuai dengan harapan kita, kita tetap percaya bahwa Tuhan akan memberikan kemenangan kepada kita Meskipun mungkin ada doa – doa kita yang belum terjawab, kita tetap percaya bahwa Tuhan sedang merancangkan sesuatu yang lebih indah untuk kita.
Dengan demikian dalam segala situasi dan kondisi kita akan tetap penuh iman bahwa DIA menjadikan segala sesuatu indah pada waktu-Nya dan hari depan yang penuh pengharapan sudah DIA sediakan bagi kita. Amin


Read More ..

Selasa, 02 November 2010

Mengapa Orang Katolik Mendoakan Arwah ?

Bertepatan dengan Hari Arwah Gereja Katolik yang jatuh pada tanggal 2 Nopember. Pada hari tersebut kita sebagai umat Katolik diajak secara khusus meluangkan waktu untuk mendoakan arwah-arwah sanak-saudara, dan orang-orang lain yang telah mendahului kita. Doa-doa tersebut akan membantu arwah-arwah yang sedang berada di Api Penyucian untuk mendapatkan pengampunan dosa dari Tuhan, sehingga mereka bisa masuk ke Surga.

Seringkali kita sebagai umat Katolik mendapat pertanyaan, mengapa orang Katolik mendoakan sanak saudara atau orang yang sudah mendahului kita. Bukankah orang mati dan kita sudah tidak ada hubungannya lagi, dan bukankah setiap orang yang sudah percaya dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan juruselamatnya sudah mendapat jaminan hidup yang kekal. Apakah itu alkitabiah ?

Menurut Kitab Suci
Dalam Perjanjian Lama berdoa bagi orang mati terdapat di 2 Makabe 12 : 38 – 45.
Perikop ini mengisahkan bahwa ditemukan jimat – jimat dalam jubah pada orang – orang yang gugur dalam perang suci yang dipimpin oleh Yudas Makabe.
Maka segeralah mereka semua yang ada di tempat itu memuliakan Tuhan dan berdoa memohon Tuhan menghapuskan dosa-dosu mereka semua serta dikumpulkan uang untuk dikirimkan ke Yerusalem supaya para Imam di Bait Alah mempersembahkan korban penghapusan dosa bagi mereka gugur itu. Yudas dan anak buahnya melakukan ini karena mereka percaya bahwa mereka yang gugur itu akan bangkit.

Dalam Sirakh 7 : 33 juga dituliskan bahwa “Hendaklah kemurahan hatimu meliputi semua orang yang hidup, tapi orang matipun jangan kau kecualikan pula dari kerelaanmu”. Ayat ini mempunyai pengertian bahwa bantuan melalui doa – doa dan persembahan kepada orang yang sudah mendahului kita tidak akan sia-sia, karena itulah bentuk perhatian dan bantuan kita secara rohani kepada mereka.

Kedua kitab tsb. di atas termasuk dalam kelompok Kitab Deteurokanonika yang tidak diakui oleh Gereja Kristen Protestan. Di sinilah letak perbedaannya.

Dalam Injil Matius 12 : 32 “ Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia ( manusia Yesus), ia masih diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus. Ia tidak akan diampuni. Di dunia ini tidak di dunia akan datangpun tidak”.

Ayat ini mempunyai arti bahwa jika seseorang menentang Roh Kudus maka dia tidak akan diampuni baik di dunia ini juga di dunia akan datang, artinya masih ada dosa-dosa yang bisa diampuni di dunia yang akan datang, ini menunjukkan masih ada harapan bagi orang yang sudah meninggal kalau orang tersebut belum di Surga atau di neraka, mereka ini masih di api penyucian (Purgatory).
Karena keadaan orang yang sudah di Surga atau di neraka sudah tidak bisa diubah lagi atau didoakan.

Apa yang harus kita lakukan ?
Dalam Ajaran Gereja Katolik kita mengenal adanya indulgensi.
"Sebuah indulgensi adalah sebagian atau penuh sesuai dengan apakah indulgensi tersebut menghapuskan sebagian atau segenap hukuman sementara yang disebabkan oleh dosa." Indulgensi bisa dikenakan kepada orang hidup maupun orang yang sudah meninggal." (Katekis Gereja Katolik nomor 1471).
Indulgensi adalah penghapusan sebagian atau seluruh hutang dosa di hadapan Tuhan atas hukuman sementara akibat dosa-dosa yang sudah diampuni serta untuk memulihkan luka-luka jiwa kita yang diakibatkan oleh dosa.
Tuhan lah yang memberikan wewenang kepada Gereja untuk memberikan indulgensi melalui perbuatan dan doa kita, kita boleh memperoleh indulgensi.
Nah melalui indulgensi yang kita terima dapat membantu jiwa – jiwa di api penyucian supaya mereka cepat tiba di Surga.

Timbul pertanyaan bukankan kita sudah memperoleh pengampunan dosa melalui Sakramen Tobat ?
Bahwa sejak kejatuhan manusia pertama dalam dosa, maka manusia cenderung melakukan dosa, dan setiap dosa itu melukai jiwa kita yang mengakibatkan manusia sulit menghindari dari perbuatan dosa yang sama di masa mendatang. Melalui Sakramen Tobat kita mendapat pengampunan dosa dengan penitensi, tetapi akibat dari dosa pada jiwa kita masih ada, dan tidak dapat kita rasakan / lihat. Maka jiwa kita harus dibersihkan, baik ketika kita masih hidup di dunia ataupun kelak kita meninggal.
Tuhan melalui Gereja-Nya menyediakan bonus yang disebut indulgensi melalui doa dan silih yang kita lakukan

Bagaimana cara menghindari Api Penyucian ?
Santo Paulus dalam 1 Kor 3 : 10 – 15 menekankan betapa pentingnya bagi kita untuk memiliki dasar yang kuat dalam membangun bangunan rohani supaya tahan uji. Dasar yang kuat itu adalah Yesus Kristus sebagai pedoman hidup kita. Kalau kita bangunan hidup kita tidak di atas dasar yang kuat yaitu Yesus Kristus maka bangunan kita tidak akan tahan uji oleh api.
Kita membangun bangunan rohani melalui hidup sehari-hari dengan sungguh – sungguh memperbaiki diri mulai dari hal – hal yang kecil (berpikiran negative, bohong demi kebaikan, membandingkan diri dengan orang lain, bersikap keras / kasar terhadap orang lain, menyakiti hati orang lain dsb.). Mengapa ? karena hal-hal yang kecil sering kita tidak memperhatikan karena kita pikir tidak penting, tetapi Tuhan mencatat semuanya, sekecil apapun yang kita lakukan semuanya tercatat oleh Tuhan.
Dimana bangunan kita akan diuji oleh Tuhan ?
Bangunan hidup kita akan diuji di Api Penyucian (Purgatory). Oleh karena itu selagi kita masih hidup di dunia, inilah kesempatan kita untuk terus memperkuat dasar bangunan kita dalam Yesus Kristus dengan selalu belajar dan berusaha hidup sesuai kehendak-Nya, selain itu untuk sanak saudara dan orang – orang yang sudah mendahului kita, sepatutnyalah kita mendoakan supaya mereka segera masuk ke Surga, dengan demikian kelak merekapun akan berdoa bagi kita.
Read More ..

Jumat, 10 September 2010

Mengapa Maria yang dipilih ?


8 September 2010

Rm 8 : 28 – 30 ; Luk 1 : 1 – 16, 18 – 23

Yang Pertama karena Maria meng amin-i dan meng iman-i
Maria saat itu belum bersuami, masih bertunangan dan sudah menjadi tradisi Yahudi, walaupun mereka sudah bertunangan tetapi mereka masih belum boleh bersama – sama, meskipun hanya berjalan bersama saja tidak diperkenankan, apalagi kalau sampai hamil diluar nikah hukumannya adalah rajam.
Coba kita renungkan bagaimana perasaan Maria saat itu, apakah Maria tidak takut dengan situasi dan kondisi, hamil diluar nikah serta apalagi bukan dari Yusup tunangannya, apa kata Yusup nanti ?
Tetapi Maria tidak ada perasaan takut sama sekali karena Maria meng-amini apa yang Tuhan kehendaki, karena Maria sangat mengetahui kehendak Allah, Maria percaya kepada rencana Allah, maka itu Maria bisa mengamini apa yang akan Tuhan kerjakan bagi dirinya.

Roh Kudus yang bekerja dalam diri Maria yang memberikan keberanian mengamini dan mengimani. Persoalan dari banyak kita, kita tahu Tuhan merancangkan yang baik buat kita, kita tahu Tuhan sudah menyediakan hari depan yang penuh harapan, rancangan damai sejahtera, tetapi ketika situasi dan keadaan tidak seperti yang tidak kita harapkan apakah kita berani mengamini dan mengimani ?
Ketika anak-anak kita bertumbuh tidak sesuai dengan harapan kita, apakah kita berani mengamini dan mengimani ?
Ketika kehidupan keluarga kita tidak seperti yang kita rencanakan, ketika pasangan hidup mulai macam - macam, ketika ada masalah dengan pekerjaan, atau ada masalah dengan keuangan, apakah kita berani mengamini dan mengimani seperti Maria ?

Satu hal kenapa Maria begitu percaya kepada Tuhan dan berani mengamini, karena Maria bergaul erat dengan Allah, sehingga Maria tahu benar apa yang Allah kehendaki untuk dia lakukan, Maria tahu benar bahwa apa yang dikerjakan Allah selalu mendatangkan kebaikan,Maria tahu benar bahwa Allah turut bekerja sama untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm 8:28), Maria tahu benar bahwa dia harus tunduk pada otoritas Allah serta membiarkan Allah yang memimpin seluruh kehidupannya.

Bagaimana kita hidup hari - hari ini ? apakah kita sudah mempunyai hubungan yang baik dengan Allah, apakah kita sudah menyediakan waktu untuk menjalin hubungan dengan Allah secara rutin ? kalau kita sudah mempunyai hubungan yang baik dengan Allah kitapun akan mengetahui apa yang Allah kehendaki untuk kita lakukan, dan kita akan berani mengamini dan mengimani seperti Maria. Amin.
Read More ..

Minggu, 05 September 2010

Hal Berpuasa

3 September 2010

1 Kor 4 : 1 – 5 ; Luk 5 : 33 – 39

3 hal penting dalam kekatolikan kita adalah doa, puasa/pantang dan beramal.
Ke-3 hal ini sangat berhubungan erat dan saling menunjang agar kehidupan rohani kita dapat terpelihara dengan baik.
Doa yang hangat akan menjadi semakin kuat apabila ditunjang dengan puasa dan amal, karena relasi dengan Tuhan harus nampak dalam tindakan lahir yakni puasa dan amal.
Puasa akan lebih bermakna kalau didukung oleh doa dan amal.
Demikian halnya dengan amal yang kalau dilaksanakan tanpa dukungan doa dan puasa, akan menjadi tindakan manusiawi semata mata dan tidak bernilai rohani.

Dewasa ini doa dan amal lebih banyak dibicarakan tetapi sangat kurang kita berbicara tentang puasa. Kesannya bahwa puasa adalah suatu kegiatan yang tidak zamannya lagi. Kesan seperti ini adalah suatu pikiran yang keliru. Selama doa dan amal dilaksanakan, puasa masih tetap harus juga dilaksanakan karena tanpa puasa, doa dan amal kita tidak sempurna ataupun kalau dilaksanakan, puasa itu dilaksanakan sebagai suatu tindakan untuk menjaga kesehatan, memelihara kebugaran jasmani tanpa berpikir bahwa puasa yang paling utama adalah suatu tindakan rohani demi kehidupan rohani kita.

sampai hari ini ada banyak perdebatan dalam Kekristenan, tentang apakah orang percaya perlu berpuasa ?
Apakah anak – anak Tuhan harus berpuasa ?
Apakah orang yang percaya kepada Yesus harus berpuasa ?
Kan itukan peraturan Perjanjian Lama, ada juga yang berkata kan Yesus tidak pernah mengajarkan secara khusus tentang puasa.

Injil hari ini berbicara kelihatannya murid – murid Yesus secara khusus memang tidak berpuasa, dan Yesus mengajarkan bahwa selama mempelai ada bersama-sama dengan mereka, mereka memang tidak berpuasa, karena Aku yang mengajar mereka langsung, Aku yang bekerja secara pribadi buat hidup mereka, Aku begitu akrab, begitu lekat, begitu dekat dengan mereka, tetapi ketika Aku pergi, maka mereka harus berpuasa.
Jadi dari sini jelas bahwa Yesus adalah Tuhan yang mengajar tentang puasa bagi setiap orang percaya, sehingga puasa bukan sekedar ajaran Perjanjian Lama, tetapi justru puasa adalah ajaran bagi mereka yang menantikan Kristus untuk datang kembali sebagai mempelai laki-laki yang akan menjemput kita sebagai mempelai wanitanya.
Pada ayat 35 jelas dikatakan tetapi waktunya akan datang bahwa mempelai akan diambil dari mereka inilah saatnya Yesus kembali ke Surga, dan pada waktu itulah mereka atau kita akan berpuasa

Puasa adalah mutlak diperlukan mengapa ?

Yang pertama, karena berpuasa adalah salah satu cara untuk lebih akrab dengan Tuhan.
Jadi puasa bukan sekedar kegiatan agamawi belaka, puasa bukan sekedar dilakukan karena dituliskan dalam Taurat, tanpa kita mengerti maknanya, tetapi Yesus menjelaskan bahwa puasa adalah cara untuk kita lebih akrab dengan Tuhan.
Puasa bukan aksi mogok makan di hadapan Tuhan karena belum mendapat jawaban doa atau karena ada dalam masalah atau pergumulan. Kalau demikian sepertinya dengan puasa kita memaksa Tuhan untuk melakukan apa yang kita kehendaki, sebaliknya dengan berpuasa memaksa kita untuk berjalan lebih dekat dengan Tuhan, memaksa kita untuk tidak terikat pada hal – hal duniawi, memaksa kita untuk tidak terikat pada kesenangan – kesenangan daging, dan mulai memaksa daging kita tunduk pada kuasa Tuhan untuk mengalami kasih Tuhan. Itu sebabnya Yesus berkata selama Aku bersama – sama dengan kamu, kamu tidak perlu berpuasa kenapa ?
Karena Aku sendiri sudah akrab dengan kamu, Aku sendiri sudah dekat dengan kamu,
Tetapi pada saatnya Aku pergi, pada saatnya engkau tidak mengerti apa maksud-Ku, Roh Kudus berbicara dan hati kita terlalu keras untuk memahaminya, pada saat itu engkau perlu berpuasa :

Supaya kita bisa mendengar suara Roh Kudus lebih jelas.
Supaya kita lebih mengerti apa kehendak Tuhan.
Supaya kita berjalan dalam jalan Tuhan.
Supaya kita mengerti apa yang Tuhan kehendaki dalam langkah – langkah perjalanan hidup kita.
Jadi jelas kalau kita mau lebih akrab dengan Tuhan maka mutlak harus berpuasa.

Ada banyak orang yang mempunyai pendapat yang berbeda tentang cara berpuasa, tetapi apapun pendapat orang, yang penting tujuan puasa adalah menyalibkan daging dan segala kebiasaan dan kesenangannya supaya kita lebih akrab dengan Tuhan, untuk mengingat bahwa manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulutnya Allah, itu berarti selama masa puasa kita harus :

- Lebih banyak membaca dan merenungkan Firman Tuhan
- Selalu komunikasi dengan Tuhan (dalam doa)

Yang kedua adalah tanda kehidupan yang sedang diasah dan diperbaharui.
Yesus mau menjelaskan kita berpuasa bukan sekedar karena kita mempunyai keinginan daging lalu kita paksakan dengan puasa kita supaya keinginan daging kita bisa terpenuhi,
Ini yang Yesus bilang kamu mengisi anggur baru pada kantong kulit yang lama, sedangkan Yesus mau menjelaskan kita puasa sebagai tanda bahwa kehidupan kita mau diperbaharui, hal – hal yang tidak beres dibersihkan, kantong – kantong tua adalah pemikiran – pemikiran yang tak berkenan sama Tuhan, hal – hal duniawi, hal – hal daging dibereskan dari hidup kita sehingga kita dapat anggur baru dapat kantong kulit yang baru. Kehidupan yang diperbaharui dan kita dapat berkata bahwa hidupku bukannya aku lagi tapi Kristus yang hidup dalam aku.

Dan yang ketiga puasa bukan sekedar tindakan rohani tanpa pengertian.
Bukan sekedar orang lain berpuasa kita juga berpuasa.
Bukan sekedar Alkitab bilang harus puasa maka kita puasa
Tetapi perlu ada pemahaman yang dalam bahwa dengan puasa saya ingin mengenal Kristus lebih sungguh – sungguh lagi, bahwa dengan puasa saya mau melepaskan kebiasaan – kebiasaan yang buruk, bahwa dengan puasa saya mau bebas dari ketrikatan emosi, benci, dendam, amarah supaya saya dapat berkata kemuliaan Kristus terbit atas saya. Amin
Read More ..

Hikmat Dari Tuhan

2 September 2010

1 Kor 3 : 18 – 23 ; Luk 5 : 1 – 11

Simon adalah seorang nelayan yang handal dan professional, ketika Yesus menyuruh dia untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam untuk menangkap ikan, tentulah Simon langsung berkata bahwa semalaman dia sudah bekerja keras dan tidak mendapatkan hasil. Simon sangat tahu waktu yang tepat untuk menangkap ikan karena dia sudah berpengalaman. Tidak jarang kita pun demikian, seringkali kita mengukur segala sesuatu dengan hal – hal yang ada di dunia ini, sesuai dengan kenyataan yang ada.

Tuhan hendak mempercayakan perkara – perkara yang besar kepada kita. Kalau kita berjalan sesuai dengan pemikiran dan kebiasaan dunia, maka apa yang Tuhan harapkan tidak segera terealisasi dalam kita. Terkadang apa yang kita lihat tidak sesuai dengan yang kita harapkan, tetapi hendaklah kita tetap berjalan sesuai dengan kehendak-Nya, karena ada maksud dan tujuan Tuhan yaitu agar kita semakin memuliakan Dia dan menjadi berkat bagi orang lain.

Oleh karena itu dalam segala situasi dan kondisi kita mempunyai penguasaan diri yang baik, karena orang yang menguasai diri melebihi daripada seorang perebut kota, artinya ketika kota berhasil direbut pasti ada korban jatuh, setiap kota yang dimenangkan pasti ada korban jatuh tetapi sebaliknya orang yang menguasai diri dia menang tanpa korban, sehingga meskipun dalam masa kesukaran kita tetap menjadi berkat bagi orang lain.

Dunia membutuhkan apa yang dapat dilihat oleh mata jasmani maka hendaklah kita senantiasa menjaga sikap dan tutur kata kita, agar dunia dapat menerima dan mengalami kasih Yesus yang sudah ada dalam kita. Amin

Read More ..

Selasa, 31 Agustus 2010

Menanggapi Rahmat Tuhan


01 September 2010

1 Kor 3 : 1 – 9 ; Luk 4 : 38 – 44

Tuhan senantiasa mencurahkan rahmat-Nya dalam hidup kita dengan kadar dan bentuk yang berbeda – beda, namun seringkali kita tidak menyadari dan mengakui sehingga rencana Tuhan tidak segera tergenapi dalam diri kita. Apa yang kita miliki akan menjadi berkat bagi orang lain, apa yang tidak kita punyai akan kita dapatkan dari orang lain.

Dengan mengetahui tujuan Tuhan menciptakan kita agar kita berkarya sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya maka kita akan menjawab “ya” untuk setiap panggilan Tuhan. Karena Tuhan selalu memberikan kehendak bebas kepada manusia, pilihan ada di tangan kita dalam menanggapi panggilan-Nya. Oleh karena itu siapapun kita dapat menanggapi panggilan-Nya, Dia tidak menuntut kita sempurna terlebih dahulu, karena kemampuan kita berasal dari Dia. Dengan demikian tanpa Tuhan kita tidak berharga, karena manusia itu terbatas, apa yang kita miliki semuanya sifatnya sementara dan ditengah – tengah keterbatasan kita masih dapat berkarya.

Berkarya bukan karena kita hebat, berkarya bukan karena kita mampu, berkarya karena kita manusia berdosa yang telah ditebus dan diangkat oleh Tuhan. Seperti halnya Ibu Mertua dari Petrus, begitu mengalami kesembuhan Ibu ini langsung melayani orang – orang yang ada disekitarnya, karena Ibu sudah menyadari bahwa dia telah disembuhkan oleh Tuhan.

Bagaimana dengan kita ?
Mari kita menyadari panggilan Tuhan untuk memuliakan DIA dan menjadi berkat bagi orang lain secara maksimal, yaitu bagaimana orang dapat mengenal Tuhan melalui hidup kita. Amin
Read More ..