Senin, 22 Maret 2010

Mengambil Keputusan


Manusia selalu melihat apa yang dilihat oleh mata.
Manusia seakan – akan tahu apa yang akan terjadi melalui kenyataan yang ada.
Sehingga keputusan – keputusan yang diambil berdasarkan emosi atau perasaan.

Sebenarnya bagaimana keadaan kita saat ini adalah hasil dari keputusan – keputusan yang kita ambil pada hari – hari yang lalu. Oleh karena itu keputusan tidak dapat diambil dengan gegabah, atau secara spontan karena akan mempengaruhi langkah – langkah kita selanjutnya. Perlu pertimbangan yang benar serta keterbukan hati dan pikiran untuk mampu memandang ke depan, agar keputusan yang diambil tidak salah.

Maka itu perlu sekali sikap hening, untuk berkomunikasi dengan Tuhan supaya kita tahu apa yang Tuhan kehendaki untuk hidup kita. Sebagai orang percaya, ketika kita memutuskan untuk mengikuti Dia, maka kita juga harus mengambil keputusan lagi tetap percaya pada-Nya dalam segala situasi dan kondisi. Karena sudut pandang Tuhan tidak sama dengan manusia, seringkali kita terjatuh pada hal – hal yang kita pandang secara manusia yang serba terbatas ini. Marilah kita meneladani Abraham, ketika Firman Tuhan menghampirinya & mengatakan bahwa “dia akan mempunyai keturunan seperti bintang di langit” pada saat itu Abraham usianya yang sudah sangat tua kl. 100 th. dan tubuhnya juga sudah lemah bahkan istrinya Sarah dikatakan sudah mati haid, tetapi terhadap janji Tuhan Abraham tidak pernah bimbang bahkan imannya semakin diperkuat dan dia memuliakan Allah. Tuhan mampu mengubah segala sesuatu dari yang tidak mungkin menjadi mungkin. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar