Jumat, 10 September 2010

Mengapa Maria yang dipilih ?


8 September 2010

Rm 8 : 28 – 30 ; Luk 1 : 1 – 16, 18 – 23

Yang Pertama karena Maria meng amin-i dan meng iman-i
Maria saat itu belum bersuami, masih bertunangan dan sudah menjadi tradisi Yahudi, walaupun mereka sudah bertunangan tetapi mereka masih belum boleh bersama – sama, meskipun hanya berjalan bersama saja tidak diperkenankan, apalagi kalau sampai hamil diluar nikah hukumannya adalah rajam.
Coba kita renungkan bagaimana perasaan Maria saat itu, apakah Maria tidak takut dengan situasi dan kondisi, hamil diluar nikah serta apalagi bukan dari Yusup tunangannya, apa kata Yusup nanti ?
Tetapi Maria tidak ada perasaan takut sama sekali karena Maria meng-amini apa yang Tuhan kehendaki, karena Maria sangat mengetahui kehendak Allah, Maria percaya kepada rencana Allah, maka itu Maria bisa mengamini apa yang akan Tuhan kerjakan bagi dirinya.

Roh Kudus yang bekerja dalam diri Maria yang memberikan keberanian mengamini dan mengimani. Persoalan dari banyak kita, kita tahu Tuhan merancangkan yang baik buat kita, kita tahu Tuhan sudah menyediakan hari depan yang penuh harapan, rancangan damai sejahtera, tetapi ketika situasi dan keadaan tidak seperti yang tidak kita harapkan apakah kita berani mengamini dan mengimani ?
Ketika anak-anak kita bertumbuh tidak sesuai dengan harapan kita, apakah kita berani mengamini dan mengimani ?
Ketika kehidupan keluarga kita tidak seperti yang kita rencanakan, ketika pasangan hidup mulai macam - macam, ketika ada masalah dengan pekerjaan, atau ada masalah dengan keuangan, apakah kita berani mengamini dan mengimani seperti Maria ?

Satu hal kenapa Maria begitu percaya kepada Tuhan dan berani mengamini, karena Maria bergaul erat dengan Allah, sehingga Maria tahu benar apa yang Allah kehendaki untuk dia lakukan, Maria tahu benar bahwa apa yang dikerjakan Allah selalu mendatangkan kebaikan,Maria tahu benar bahwa Allah turut bekerja sama untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm 8:28), Maria tahu benar bahwa dia harus tunduk pada otoritas Allah serta membiarkan Allah yang memimpin seluruh kehidupannya.

Bagaimana kita hidup hari - hari ini ? apakah kita sudah mempunyai hubungan yang baik dengan Allah, apakah kita sudah menyediakan waktu untuk menjalin hubungan dengan Allah secara rutin ? kalau kita sudah mempunyai hubungan yang baik dengan Allah kitapun akan mengetahui apa yang Allah kehendaki untuk kita lakukan, dan kita akan berani mengamini dan mengimani seperti Maria. Amin.
Read More ..

Minggu, 05 September 2010

Hal Berpuasa

3 September 2010

1 Kor 4 : 1 – 5 ; Luk 5 : 33 – 39

3 hal penting dalam kekatolikan kita adalah doa, puasa/pantang dan beramal.
Ke-3 hal ini sangat berhubungan erat dan saling menunjang agar kehidupan rohani kita dapat terpelihara dengan baik.
Doa yang hangat akan menjadi semakin kuat apabila ditunjang dengan puasa dan amal, karena relasi dengan Tuhan harus nampak dalam tindakan lahir yakni puasa dan amal.
Puasa akan lebih bermakna kalau didukung oleh doa dan amal.
Demikian halnya dengan amal yang kalau dilaksanakan tanpa dukungan doa dan puasa, akan menjadi tindakan manusiawi semata mata dan tidak bernilai rohani.

Dewasa ini doa dan amal lebih banyak dibicarakan tetapi sangat kurang kita berbicara tentang puasa. Kesannya bahwa puasa adalah suatu kegiatan yang tidak zamannya lagi. Kesan seperti ini adalah suatu pikiran yang keliru. Selama doa dan amal dilaksanakan, puasa masih tetap harus juga dilaksanakan karena tanpa puasa, doa dan amal kita tidak sempurna ataupun kalau dilaksanakan, puasa itu dilaksanakan sebagai suatu tindakan untuk menjaga kesehatan, memelihara kebugaran jasmani tanpa berpikir bahwa puasa yang paling utama adalah suatu tindakan rohani demi kehidupan rohani kita.

sampai hari ini ada banyak perdebatan dalam Kekristenan, tentang apakah orang percaya perlu berpuasa ?
Apakah anak – anak Tuhan harus berpuasa ?
Apakah orang yang percaya kepada Yesus harus berpuasa ?
Kan itukan peraturan Perjanjian Lama, ada juga yang berkata kan Yesus tidak pernah mengajarkan secara khusus tentang puasa.

Injil hari ini berbicara kelihatannya murid – murid Yesus secara khusus memang tidak berpuasa, dan Yesus mengajarkan bahwa selama mempelai ada bersama-sama dengan mereka, mereka memang tidak berpuasa, karena Aku yang mengajar mereka langsung, Aku yang bekerja secara pribadi buat hidup mereka, Aku begitu akrab, begitu lekat, begitu dekat dengan mereka, tetapi ketika Aku pergi, maka mereka harus berpuasa.
Jadi dari sini jelas bahwa Yesus adalah Tuhan yang mengajar tentang puasa bagi setiap orang percaya, sehingga puasa bukan sekedar ajaran Perjanjian Lama, tetapi justru puasa adalah ajaran bagi mereka yang menantikan Kristus untuk datang kembali sebagai mempelai laki-laki yang akan menjemput kita sebagai mempelai wanitanya.
Pada ayat 35 jelas dikatakan tetapi waktunya akan datang bahwa mempelai akan diambil dari mereka inilah saatnya Yesus kembali ke Surga, dan pada waktu itulah mereka atau kita akan berpuasa

Puasa adalah mutlak diperlukan mengapa ?

Yang pertama, karena berpuasa adalah salah satu cara untuk lebih akrab dengan Tuhan.
Jadi puasa bukan sekedar kegiatan agamawi belaka, puasa bukan sekedar dilakukan karena dituliskan dalam Taurat, tanpa kita mengerti maknanya, tetapi Yesus menjelaskan bahwa puasa adalah cara untuk kita lebih akrab dengan Tuhan.
Puasa bukan aksi mogok makan di hadapan Tuhan karena belum mendapat jawaban doa atau karena ada dalam masalah atau pergumulan. Kalau demikian sepertinya dengan puasa kita memaksa Tuhan untuk melakukan apa yang kita kehendaki, sebaliknya dengan berpuasa memaksa kita untuk berjalan lebih dekat dengan Tuhan, memaksa kita untuk tidak terikat pada hal – hal duniawi, memaksa kita untuk tidak terikat pada kesenangan – kesenangan daging, dan mulai memaksa daging kita tunduk pada kuasa Tuhan untuk mengalami kasih Tuhan. Itu sebabnya Yesus berkata selama Aku bersama – sama dengan kamu, kamu tidak perlu berpuasa kenapa ?
Karena Aku sendiri sudah akrab dengan kamu, Aku sendiri sudah dekat dengan kamu,
Tetapi pada saatnya Aku pergi, pada saatnya engkau tidak mengerti apa maksud-Ku, Roh Kudus berbicara dan hati kita terlalu keras untuk memahaminya, pada saat itu engkau perlu berpuasa :

Supaya kita bisa mendengar suara Roh Kudus lebih jelas.
Supaya kita lebih mengerti apa kehendak Tuhan.
Supaya kita berjalan dalam jalan Tuhan.
Supaya kita mengerti apa yang Tuhan kehendaki dalam langkah – langkah perjalanan hidup kita.
Jadi jelas kalau kita mau lebih akrab dengan Tuhan maka mutlak harus berpuasa.

Ada banyak orang yang mempunyai pendapat yang berbeda tentang cara berpuasa, tetapi apapun pendapat orang, yang penting tujuan puasa adalah menyalibkan daging dan segala kebiasaan dan kesenangannya supaya kita lebih akrab dengan Tuhan, untuk mengingat bahwa manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulutnya Allah, itu berarti selama masa puasa kita harus :

- Lebih banyak membaca dan merenungkan Firman Tuhan
- Selalu komunikasi dengan Tuhan (dalam doa)

Yang kedua adalah tanda kehidupan yang sedang diasah dan diperbaharui.
Yesus mau menjelaskan kita berpuasa bukan sekedar karena kita mempunyai keinginan daging lalu kita paksakan dengan puasa kita supaya keinginan daging kita bisa terpenuhi,
Ini yang Yesus bilang kamu mengisi anggur baru pada kantong kulit yang lama, sedangkan Yesus mau menjelaskan kita puasa sebagai tanda bahwa kehidupan kita mau diperbaharui, hal – hal yang tidak beres dibersihkan, kantong – kantong tua adalah pemikiran – pemikiran yang tak berkenan sama Tuhan, hal – hal duniawi, hal – hal daging dibereskan dari hidup kita sehingga kita dapat anggur baru dapat kantong kulit yang baru. Kehidupan yang diperbaharui dan kita dapat berkata bahwa hidupku bukannya aku lagi tapi Kristus yang hidup dalam aku.

Dan yang ketiga puasa bukan sekedar tindakan rohani tanpa pengertian.
Bukan sekedar orang lain berpuasa kita juga berpuasa.
Bukan sekedar Alkitab bilang harus puasa maka kita puasa
Tetapi perlu ada pemahaman yang dalam bahwa dengan puasa saya ingin mengenal Kristus lebih sungguh – sungguh lagi, bahwa dengan puasa saya mau melepaskan kebiasaan – kebiasaan yang buruk, bahwa dengan puasa saya mau bebas dari ketrikatan emosi, benci, dendam, amarah supaya saya dapat berkata kemuliaan Kristus terbit atas saya. Amin
Read More ..

Hikmat Dari Tuhan

2 September 2010

1 Kor 3 : 18 – 23 ; Luk 5 : 1 – 11

Simon adalah seorang nelayan yang handal dan professional, ketika Yesus menyuruh dia untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam untuk menangkap ikan, tentulah Simon langsung berkata bahwa semalaman dia sudah bekerja keras dan tidak mendapatkan hasil. Simon sangat tahu waktu yang tepat untuk menangkap ikan karena dia sudah berpengalaman. Tidak jarang kita pun demikian, seringkali kita mengukur segala sesuatu dengan hal – hal yang ada di dunia ini, sesuai dengan kenyataan yang ada.

Tuhan hendak mempercayakan perkara – perkara yang besar kepada kita. Kalau kita berjalan sesuai dengan pemikiran dan kebiasaan dunia, maka apa yang Tuhan harapkan tidak segera terealisasi dalam kita. Terkadang apa yang kita lihat tidak sesuai dengan yang kita harapkan, tetapi hendaklah kita tetap berjalan sesuai dengan kehendak-Nya, karena ada maksud dan tujuan Tuhan yaitu agar kita semakin memuliakan Dia dan menjadi berkat bagi orang lain.

Oleh karena itu dalam segala situasi dan kondisi kita mempunyai penguasaan diri yang baik, karena orang yang menguasai diri melebihi daripada seorang perebut kota, artinya ketika kota berhasil direbut pasti ada korban jatuh, setiap kota yang dimenangkan pasti ada korban jatuh tetapi sebaliknya orang yang menguasai diri dia menang tanpa korban, sehingga meskipun dalam masa kesukaran kita tetap menjadi berkat bagi orang lain.

Dunia membutuhkan apa yang dapat dilihat oleh mata jasmani maka hendaklah kita senantiasa menjaga sikap dan tutur kata kita, agar dunia dapat menerima dan mengalami kasih Yesus yang sudah ada dalam kita. Amin

Read More ..