Minggu, 31 Januari 2010

Memiliki Pemahaman Yang Benar.


1 February 2010

2 Sam 15:13-14, 30, 16:5-13a ; Mrk 5 :1--20

Hari ini Injil mewartakan Yesus mengusir roh – roh jahat keluar dari diri seseorang, dan memindahkan kepada babi – babi, dan seketika itu juga kawanan babi yang berjumlah kira – kira dua ribu ekor itu terjun dari tepi jurang ke danau dan mati lemas di dalamnya.

Roh – roh jahat selalu ada di sekitar kita, bahkan Firman Tuhan mengatakan bahwa dunia ini dikuasai oleh si jahat (1 Yoh 5 : 19b), tetapi hendaklah kita jangan takut atau kuatir karena Roh yang ada di dalam kita lebih besar dari roh yang ada di dunia ini (1 Yoh 4 : 4b). Maka itu sebagai orang percaya, seharusnya kuasa jahat dalam bentuk apapun juga tidak dapat menghampiri kita, tidak dapat menguasai kita, melalui darah Yesus dan kebangkitan-Nya kuasa jahat, kuasa kutuk kuasa iblis sudah dipatahkan, kita sebenarnya sudah dibebaskan dan dimerdekakan dari si jahat.

Si jahat masih dapat menipu manusia kalau mereka tidak memiliki pemahaman yang benar akan Sabda Tuhan. Bagaimana caranya supaya dapat memiliki pemahaman yang benar akan Sabda Tuhan ?

1. Menyediakan waktu untuk berhubungan dengan Tuhan secara pribadi
2. Membaca dan merenungkan Firman Tuhan secara rutin.
3. Mengendapkan Firman Tuhan di dalam hati dan pikiran kita, sampai Firman Tuhan benar – benar meresap dalam diri kita.
4. Senantiasa berdoa setiap waktu, setiap jam, setiap menit.

Semua itu tidak dapat kita lakukan kalau menggunakan kekuatan sendiri, tetapi mari kita libatkan Roh Kudus karena kuasa-Nya tidak terbatas.

Bapa yang penuh Kuasa, curahkanlah rahmat-Mu agar kami senantiasa memiliki kerinduan untuk mengadakan relasi dengan-Mu, serta melalui bimbingan Roh Kudus-Mu kami yang akan memampukan kami untuk berjaga – jaga selalu sebab Engkaulah perisai yang melindungi aku, dan ketika aku berseru kepada-Mu Engkau menjawab aku. Amin
Read More ..

Jumat, 29 Januari 2010

Kesetiaan Tuhan


30 January 2010

2 Sam 12:1-7a, 11-17 ; Mrk 4 : 35-41

Dalam kehidupan ini setiap kita pernah mengalami ketakutan, kekuatiran, maupun kecemasan, entah karena memang kita ada masalah atau mendengar berita / kabar dari orang – orang di sekitar kita mengenai hal – hal buruk yang akan terjadi. Ketika
manusia berada pada kondisi tsb. maka mereka menjadi kebingungan sehingga seolah – olah kehilangan kendali atau pegangan hidup, akibatnya mereka mulai berpikir dengan caranya sendiri untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Injil hari ini memwartakan, ketika Yesus mengajak para murid untuk bertolak ke seberang, ketika Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam, tiba – tiba angin taufan datang dengan dasyat, dan para murid menjadi kepanikan, dalam kepanikan para murid membangunkan Yesus dan berkata “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa ?”
Dan segeralah Yesus menghardik angin itu dan berkata “Diam ! Tenanglah !” lalu angin itu segera reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Para muridpun kagum bercampur takut melihat apa yang sudah dilakukan-Nya, dan Yesus berkata “Mengapa kamu begitu takut ? Mengapa kamu tidak percaya ?”. Dengan ini Yesus memberikan kesadaran kepada para murid, bahwa untuk mengikuti Dia harus ada penyerahan diri yang total, bukan hanya sekedar sebagai pengagum-Nya saja.

Tidak jarang, ada yang mempercayai Tuhan karena melihat mujijat, masih ada yang mau mengikuti Tuhan karena ingin mendapatkan sesuatu dari-Nya, dan ketika apa yang diharapkan tidak tercapai, mereka menjadi kecewa bahkan dapat meninggalkan-Nya. Mari kita yang sudah percaya dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat, mau menyadari bahwa peristiwa – peristiwa hidup yang kita alami atau pergumulan hidup yang ada pada kita membawa kita semakin berserah kepada-Nya. Karena melalui tantangan dalam hidup ini sebenarnya Tuhan sedang memproses kita supaya kita dapat bertumbuh secara sehat rohani kita, untuk semakin serupa dengan –Nya. Sebagai manusia biasa kita memang penuh keterbatasan dan kelemahan, tetapi satu hal yang harus kita sadari bahwa Tuhan itu setia, Dia tidak pernah meninggalkan kita, dan membiarkan kita berjalan sendiri, penyertaan-Nya sempurna untuk setiap kita. Taufan kehidupan akan menerpa kita kapanpun juga meskipun tidak kita undang, oleh karena itu janganlah kita membatasi kuasa Tuhan melalui pola pikir kita yang cenderung mementingkan diri kita sendiri, tetapi mulai saat ini apapun situasi dan kondisi kita, kita mau tetap tenang dan percaya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Amin.
Read More ..

Rabu, 27 Januari 2010

Hendaklah Terangmu Bercahaya


28 January 2010

2 Sam 7 : 28-19, 24-29 ; Mrk 4 : 21-25

Lampu berfungsi untuk menerangi, ketika kegelapan datang, untuk memberikan cahaya, memberikan terang juga dapat membantu mereka yang menjalankan aktivitasnya. Tetapi kalau lampu tsb. tidak dinyalakan, maka tidak ada gunanya, tidak ada manfaatnya lampu itu ada.

Hari ini Tuhan memberikan perumpamaan bahwa orang membawa pelita bukan untuk diletakkan di bawah gantang karena tidak ada fungsinya , tetapi untuk diletakkan di atas kaki dian, agar sinarnya bercahaya, dan sinar itu bukan untuk pelita itu sendiri tetapi dapat menerangi ruangan sekitarnya, memberikan terang sehingga tidak ada yang tidak kelihatan. Tujuan Tuhan memberikan perumpamaan ini supaya para murid yang selalu mengikuti-Nya dapat memberikan teladan, mempunyai pengaruh bagi sekitarnya, dapat membawa orang kepada sumber terang yang sejati yaitu Yesus.

Sebagaimana para murid, kita juga diharapkan oleh Tuhan dapat menjadi terang, dan terang tsb. dapat memberikan dampak serta pemulihan bagi sesama. Melalui Firman Tuhan yang selalu kita renungkan, hendaklah kita wujudkan melalui gaya hidup kita agar dapat membawa perubahan bagi siapa saja dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu mari kita jadikan Firman Tuhan sebagai dasar hidup kita supaya segala tutur kata dan tindakan kita serta apa yang kita kerjakan semuanya kita lakukan dengan baik untuk kemuliaan Tuhan.

Bapa yang penuh kasih, berkati kami, agar dalam hidup sehari – hari, kami senantiasa memancarkan terang Kristus, melalui sikap, tutur kata dan pikiran kami. Oleh karena itu kami mohon agar Roh Kudus memberi kemampuan kepada kami untuk selalu berpikiran positif dan menjauhkan kami dari segala yang dapat menimbulkan perselisihan. Amin
Read More ..

Selasa, 26 Januari 2010

Menghidupi Sabda Tuhan


27 January 2010

2 Sam 7:4-17 ; Mrk 4 : 1-20

Para petani pasti menginginkan hasil yang baik bagi setiap benih yang ditaburkan. Maka sebelum mereka menabur benih tsb. mereka mempersiapkan tanah yang akan digunakan dengan membajaknya supaya gembur menyingkirkan batu – batu yang ada,

setelah benih ditaburkan, para petani belum selesai tugasnya, supaya menghasilkan buah yang lebat dan baik, maka harus diberi pupuk serta secara teratur disirami.

Hari ini Tuhan mengumpamakan Kerajaan Surga sebagai seorang penabur benih. Benih ditabur di beberapa tempat, ada yang di pinggir jalan tetapi tidak ada hasilnya, karena dimakan burung sampai habis, ada juga yang ditabur di tanah yang berbatu – batu yang tanahnya tipis, sehingga benih tsb tidak dapat bertahan lama dengan sengatan matahari menjadi kering dan tidak berakar, kemudian ada juga yang jatuh di semak berduri, tetapi juga tidak menghasilkan karena terhimpit semak yang makin besar sehingga mati sebelum menghasilkan buah, sebagian lagi jatuh di tanah yang baik, dia dapat tumbuh subur dan menghasilkan buah yang berlimpah.
Benih yang dimaksud adalah Sabda Tuhan, Sabda Tuhan diberikan kepada setiap manusia, ada yang mendengarnya tetapi hanya sekedar mendengarkan saja tanpa memahaminya, ada yang hatinya keras, yang tidak tahan uji terhadap tantangan dan cobaan yang datang dalam kehidupanya, tetapi ada juga yang mendengarkan dengan hati yang terbuka dan sungguh – sungguh memahami dan menerapkan dalam kehidupannya sehingga menghasilkan buah yang melimpah dalam kehidupannya.

Sabda Tuhan yang sudah ada di dalam hati kita, hendaklah terus kita pelihara agar dapat bertumbuh dengan sehat dan akhirnya menghasilkan buah yang melimpah. Oleh karena itu mari kita senantiasa meluangkan waktu untuk membaca dan merenungkan Sabda Tuhan, sampai Sabda Tuhan itu meresap dalam hati kita agar dapat berkembang dengan baik dan melalui bantuan Roh Kudus kita akan menghidupinya. Dengan demikian hidup kita akan menjadi berkat bagi banyak orang. Amin.
Read More ..

Minggu, 24 Januari 2010

Mewartakan Kabar Baik


25 January 2010

Kis 22:3-16/ Kis 9:1-22 ; Mrk 16 : 15-18

Sebelum Tuhan naik ke Surga, Tuhan memberi mandat kepada para murid-Nya untuk melakukan pewartaan Injil, pewartaan kabar baik, kepada seluruh umat manusia. Bagi mereka yang percaya dan dibaptis mereka akan memperoleh keselamatan, arti baptis

disini, bukan sekedar membawa orang untuk menerima pembaptisan saja, tetapi benar – benar membawa orang untuk tenggelam dan menyatu dengan Allah Tritunggal, sehingga seluruh hidupnya diubahkan, dan Yesus menjadi pusat hidupnya, menjadi satu – satunya pedoman hidupnya, maka dalam situasi apapun juga imannya tidak akan goyang.

Dalam melakukan tugas perutusan ini, hendaklah kita mengawali dengan menginjili diri kita sendiri terlebih dahulu untuk mengembangkan iman kita, agar menjadi dasar yang kuat, sehingga ketika kita menghadapi halangan atau rintangan, kita dapat menghalaunya, karena setiap kita yang percaya sudah menerima kuasa dari-Nya untuk menyemmbuhkan yang sakit, untuk mengusir setan dan untuk mengalahkan yang jahat. Maka itu kita tidak perlu takut atau kuatir karena Tuhan sudah memperlengkapi kita, tinggal bagaimana kita mengimaninya.

Hari ini Gereja merayakan Pesta Bertobatnya St. Paulus. Peristiwa pertobatan Paulus memberikan kesadaran kepada kita, bahwa Tuhan hendak memakai siapa saja yang mau dalam melakukan tugas perutusan ini, Tuhan tidak mencari orang yang suci, yang sempurna tanpa dosa, oleh karena itu mewartakan Kabar Baik adalah kewajiban setiap orang beriman, dan kita melakukannya mulai dari sekarang, bukan menunggu sempurna terlebih dahulu, atau menunggu kalau ada waktu. Tetapi hendaklah cara hidup kita sehari – hari merupakan pewartaan Kabar Baik bagi setiap orang yang kita jumpai, untuk membawa mereka mengalami kasih Allah.

Bapa di Surga, kami sadar bahwa kami adalah manusia lemah, tetapi kamipun tahu bahwa di dalam Engkau segala kelemahan dan keterbatasan kami akan disempurnakan, maka itu kami mohon rahmat-Mu, agar dalam mewartakan Kabar Baik ini kami dapat melakukannya dengan iman. Amin
Read More ..

Sabtu, 23 Januari 2010

Jangan Takut Berbuat Baik


23 January 2010

2 Sam 1:1-4, 11-12, 19, 23-27 ; Mrk 3 : 20-21

Untuk melakukan kebaikan tidak selalu mendapat respon yang baik dari orang – orang di sekitar kita. Saya teringat seorang teman yang pernah bercerita, ketika dia lagi di jalan dengan mobilnya, tiba – tiba satu meter di depan mobilnya ada pengendara

motor yang ditabrak dan yang menabrak itu lari, dengan spontan teman saya menghentikan mobilnya, tetapi dia ragu – ragu untuk turun menolong orang tsb. karena berbagai macam pertimbangan, tetapi dari hatinya yang terdalam ada dorongan yang sangat kuat untuk menolong, dan dengan rasa yang was – was, akhirnya turun juga dan menolongnya, singkat cerita, semua berjalan dengan lancar dan baik.

Itulah yang sering terjadi juga dalam kehidupan ini, kita sering menilai segala sesuatu dengan hal – hal yang ada di dunia ini, dengan kebiasaan dunia. Tuhan tidak takut melakukan kebaikan meskipun mendapat celaan, sindir-an bahkan penderitaan yang luar biasa, bagi Tuhan berbuat baik itu bukan pilihan tetapi kewajiban kita sebagai orang yang sudah mengalami kasih-Nya, dan kita berbuat baik demi kemuliaan Tuhan.
Marilah kita memandang segala sesuatu sesuai dengan sudut pandang Tuhan, sehingga kita tidak perlu kuatir atau takut untuk melakukan perbuatan baik.
Kalau Tuhan selalu memberi teladan kepada kita melalui kasih-Nya yang luar biasa, maka kita sebagai pengikut-Nya hendaklah berbuat hal yang sama, meskipun terkadang perbuatan baik kita tidak dapat diterima oleh sesama, atau bahkan terjadi pertentangan tetapi kita jangan putus asa dan menyerah, tetapi hendaklah segala halangan yang ada semakin memacu semangat kita untuk selalu melakukan kebaikan karena dunia ini semakin keras, dan dunia sangat membutuhkan orang – orang yang mau berbuat baik bagi sesama. Lakukanlah perbuatan baik dengan tulus, dengan cara yang manis untuk menghalau segala halangan yang ada.

Bapa yang penuh kasih, berilah kami rahmat-Mu untuk kami mampu melangkah dalam perbuatan baik dengan tulus tanpa rasa takut dan kuatir. Amin.
Read More ..

Kamis, 21 Januari 2010

Tugas Perutusan


22 January 2010

1 Sam 24 : 3-21 ; Mrk 3 : 13-19

Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya dengan dibaptis, pada saat itu juga sudah kita menerima tugas perutusan. Tuhan sendiri yang mengutus setiap orang yang percaya dan yang menerima Dia, juga kita tidak dilepas begitu

saja, tetapi Tuhan memberikan kuasa-Nya melalui Roh Kudus yang ada dalam kita, untuk memberikan kita kemampuan dan kuasa untuk mengusir roh – roh jahat. Jadi Roh yang ada di dalam kita lebih besar dari roh yang ada di dunia ini.

Masih ada diantara kita, yang belum menyadari akan tugas perutusan ini, sehingga mereka tidak ada bedanya dengan dunia, ada juga sebagian yang sudah menyadari tugas perutusan ini tetapi masih sering ragu – ragu atau kuatir dengan kemampuannya, orang – orang seperti ini adalah mereka yang mengandalkan kemampuan dirinya sendiri, sehingga membatasi karya dan kuasa Tuhan.

Bagaimana kita dapat melaksanakan tugas perutusan ini :

1. 12 orang yang ditetapkan oleh Yesus untuk melakukan tugas perutusan ini. Seperti 12 murid tsb. Tuhan sendirilah yang sudah memilih setiap kita, 12 orang yang dipilih –Nya bukanlah orang – orang yang sempurna, 12 murid tsb. adalah orang – orang yang sederhana, penuh kelemahan,juga bukanlah orang-orang yang pandai, tetapi 12 orang tsb. diberi-Nya kuasa, artinya bahwa segala kelemahan dan keterbatasannya akan dilewati atau dilalui oleh Tuhan melalui Roh Kudus, karena Tuhan kuasa-Nya tidak terbatas. Sebagai manusia biasa sampai kapanpun kita tidak mungkin bisa sempurna, jadi tidaklah mungkin dalam melakukan tugas perutusan ini kalau menunggu sempurna terlebih dahulu. Andalkanlah Tuhan, biarlah Tuhan yang bekerja di dalam hidup kita, sehingga tidak ada lagi alasan bagi kita untuk berkata “aku belum mampu, aku tidak bisa” dalam melakukan tugas perutusan yang Tuhan berikan kepada kita.

2. Hidup dipimpin oleh Roh Kudus, ketika kita membiarkan Roh Kudus yang memimpin hidup kita, maka kasih karunia Tuhan akan kita alami. Kasih Karunia adalah kemampuan dari Tuhan yang diberikan kepada manusia untuk manusia melakukan sesuatu yang sebenarnya manusia itu tidak mampu melakukan. Sehingga dalam melakukan tugas perutusan kita dapat melakukan dengan penuh sukacita dan penuh kerinduan untuk melihat orang – orang lainpun dapat mengalami kasih Tuhan seperti yang sudah kita alami.

Mari, janganlah kita takut atau kuatir mewartakan kasih-Nya melalui seluruh gaya hidup kita, karena kita sudah diperlengkapi dengan Kuasa-Nya yaitu Roh Kudus, yang akan memampukan kita. Amin.
Read More ..

Ada Kuasa Dalam Nama Nya

21 January 2010

1 Sam 18 : 6-9, 19:1-7 ; Mrk 1 : 7-12

Ada kuasa dalam nama Tuhan, Injil hari ini mewartakan bahwa Yesus menyembuhkan banyak orang bahkan roh – roh jahatpun mengenal Dia dan jatuh tersungkur ketika melihat-Nya.

Kita sebagai orang percaya, tidak jarang cara hidup kita tidak mencerminkan apa yang kita percayai, sehingga kita tidak dapat mengalami mujijat-Nya. Melalui Injil hari ini, kita mengetahui bahkan roh – roh jahatpun mengetahui kuasa-Nya, dan jatuh tersungkur ketika melihat-Nya. Sudah seharusnya kita jangan kuatir atau menjadi takut dalam menghadapi apapun dalam hidup ini, karena Roh yang ada di dalam kita lebih besar dari roh yang ada di dunia ini. Jadi masalah apapun yang saat ini kita alami, selama kita masih ada di dunia ini, bukanlah masalah bagi kita, tetapi satu hal yang harus kita sadari selalu dan kita pegang bahwa ada kuasa dalam Nama-Nya, jika kita sungguh – sungguh percaya maka ketika kita menyebut Nama Yesus akan terjadi pemulihan dan kita akan mengalami mujijat-Nya.

Selain itu, sebagai orang percaya, kita hendaklah senantiasa mewartakan iman kita, bahwa didalam melayani manusia, Yesus melayani dengan penuh cinta dan pengorbanan. Dan bukti kasih terbesar telah diberikan kepada kita dengan menderita dan wafat di atas Kayu Salib, itu semua Dia lakukan untuk menebus dosa – dosa kita, membebaskan kita dari perhambaan dosa. Cinta yang begitu besar yang membuat Dia rela menderita, keterbukaan yang luar biasa yang dapat menerima siapa saja. Nama yang penuh kuasa mampu membawa pemulihan. Sebagai orang yang sudah percaya dan menerima Kristus, sebagai orang yang sudah mengalami kasih-Nya yang besar serta mengalami hidup baru di dalam Nama-Nya maka hendaklah kita mempunyai kerinduan untuk melihat orang lain pun mengalami apa yang kita alami.

Mari kita selalu terbuka untuk menerima dan melayani sesama dengan hati yang penuh kasih, agar kuasa Tuhan nyata dalam pelayanan kita untuk membawa pemulihan dan hidup yang baru. Amin
Read More ..

Selasa, 19 Januari 2010

Muliakanlah Tuhan Melalui Perbuatan Kita

20 January 2010

1 Sam 17 : 32-33,37,40-51 ; Mrk 3 : 1-6

Manakah diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang ?

Pertanyaan tersebut diajukan Yesus kepada orang – orang Farisi, karena Yesus mengetahui bahwa mereka sedang mengamati-Nya untuk mencari kesalahan.
Kemudian Yesus menyembuhkan tangan orang yang mati sebelah tangannya tsb.

Hari Sabat menurut adat Yahudi adalah hari yang secara khusus dipersembahkan bagi Tuhan dan tidak boleh bekerja dan melakukan apapun juga. Tujuan dan makna persembahan bagi Tuhan adalah keselamatan jiwa, serta berbuat baik bagi sesama.
Kita dapat memberikan persembahan kepada Tuhan melalui perbuatan baik kita kepada sesama. Tetapi satu hal yang harus kita ketahui, bahwa kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik kita, tetapi kita diselamatkan karena Tuhan yang berbuat atau melakukannya bagi kita. Namun melalui perbuatan baik kita kepada sesama, kita memuliakan Tuhan.

Untuk berbuat baik kepada sesama adalah kewajiban kita sebagai anak Tuhan, karena Tuhan itu baik, dan kebaikan Tuhan sudah kita alami, hendaklah kebaikan Tuhan tsb. terpancar melalui sikap dan tingkah laku kita, sehingga dapat membawa mereka untuk juga dapat mengalami kasih Tuhan dan memuliakan Tuhan. Karena kita adalah terang dunia maka,”demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di Surga.” (Mat 5 : 16). Jadi kalau sikap kita baik, karakter kita baik, kita melakukan pekerjaan dengan baik bagi Tuhan itu sudah merupakan sebuah persembahan yang berarti dan berharga.

Kita tidak perlu berpikir dua kali untuk berbuat baik, seringkali kita tahu harus berbuat baik, tetapi kita tidak melakukannya, karena kekuatiran dan ketakutan akan kepentingan diri sendiri sehingga kita menyerah tidak melayani orang lain. Berbuat baik dan melayani sesama hanya dapat terwujud kalau kita melakukannya dengan cinta, karena cinta kita kepada Tuhan maka kita dapat melakukannya dengan penuh suka cita.

Mari, kita senantiasa berusaha hidup yang terbaik bagi Tuhan, bagi kemuliaan Tuhan.
Read More ..

Menjadi Sesama Bagi Sesama



19 January 2010

1 Sam 16 : 1-13 ; Mrk 2 : 23-26

Aturan atau hukum yang dibuat tujuannya untuk keselamatan manusia. Tetapi kenyataan yang ada, justru sebaliknya, manusia merasa bahwa aturan – aturan yang ada mempersulit ruang geraknya, bahkan ada yang berpendapat untuk menjebak dsb. Sehingga aturan – aturan yang ada sering dilanggarnya.

Hari ini, Injil mewartakan, bahwa murid – murid Yesus memetik gandum pada hari Sabat, dan orang – orang Farisi melihatnya, dan mulailah mereka membicarakannya.
Tetapi Yesus berkata bahwa “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari sabat. “ Kalimat ini menjelaskan bahwa hukum – hukum dibuat untuk manusia, untuk kebebasan manusia, bukan sebaliknya. Aturan Sabat dibuat dengan tujuan agar ada pemusatan perhatian dan ibadat kepada Allah setelah 6 hari manusia bekerja atau melakukan kegiatan, tetapi aturan Sabat itu tetap ada ruang bebasnya, untuk hal – hal yang tak terhindarkan.

Seringkali kita sebagai manusia, melihat seseorang dari penampilan luarnya saja.
Sehingga tidak jarang kita menjadi salah, bila orang tsb. kelihatannya mencurigakan, kita berpendapat bahwa orang tsb. harus diawasi, tetapi kalau kita tahu bahwa orang tsb. kehidupan rohaninya cukup bagus, bahkan boleh dikatakan sebagai teladan, ketika tanpa sengaja dia berkata atau bersikap tidak benar, mulai lah kita memberi cap pada orang tsb. munafik dsb. Tetapi hendaklah kita tahu satu hal, bahwa Tuhan tidak melihat penampilan dari luar tetapi Tuhan melihat hati, dan harus kita menyadari bahwa manusia itu lemah dan terbatas, maka yang perlu ada dalam diri kita adalah ketika kita mulai jatuh, kita harus segera bangkit kembali. Dengan melihat kenyataan ini, marilah kita saling mendukung satu sama lain, ketika kita melihat sesama, janganlah kita melihat dari sisi luarnya saja, tetapi kita mau lebih dalam lagi mengenal dia dan menjadi sesama bagi dia. Tuhan mengurapi Daud menjadi Raja, bukan karena Daud tampan, pandai atau luar biasa, tetapi Daud adalah seorang yang sederhana, seorang gembala kambing domba.

Bapa yang penuh kasih, berilah kami rahmat untuk kami selalu belajar melihat sesama tidak dari penampilan luarnya tetapi mampukan kami untuk mengasihi dan memahami sesama seperti Engkau mengatahui kami sesungguhnya. Amin
Read More ..

Jumat, 15 Januari 2010

Kasih-Nya Tidak Terbatas


16 January 2010

Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

1 Sam 9 : 1-4, 17-19, 10:1a ; Mrk 2 : 13 – 17

Seringkali dijumpai, orang – orang yang sudah mengenal Tuhan, yang terlibat aktif dalam kegiatan rohani, tetapi ketika kita mewartakan mereka enggan untuk mendengarkan bahkan menolak secara terang – terangan. Beberapa dari mereka berkata

bahwa hidupnya belum sempurna, belum suci untuk hidup dalam kebenaran Firman Tuhan, ada juga yang berkata kalau dia memang sudah tahu kebenaran, tetapi dia belum berani datang kepada Tuhan dengan sungguh – sungguh karena dia belum meninggalkan hidup lamanya dsbnya.

Hari Injil mewartakan bahwa Tuhan datang bukan untuk mereka yang benar, melainkan untuk orang berdosa. Setiap kita sebagai manusia biasa, tidaklah sempurna, kita adalah manusia yang lemah dan penuh keterbatasan, tetapi kuasa Tuhan itu tidak terbatas, kelemahan dan keterbatasan kita mampu Dia lalui. Bagian kita adalah kita mau sungguh – sungguh menyerahkan hati kita untuk mengalami pembaharuan. bukan juga berarti ketika kita sudah mengalami pembaharuan kita langsung sempurna, tetapi melalui proses, dan proses itu berlangsung seumur hidup kita. Jadi kalau kita jatuh lagi hendaklah kita cepat bangkit untuk memperbaharui.

Ada perbedaan antara orang yang sudah mengalami pembaharuan dengan yang belum, mereka yang sudah mengalami pembaharuan bukan berarti sudah tidak dapat berbuat dosa lagi atau jatuh lagi, masih bisa karena masih manusia biasa, tetapi mereka mempunyai kepekaan, pada waktu mereka jatuh meskipun tidak terlalu dalam, akan ada perasaan dosa. Satu hal yang harus kita sadari adalah ketika kita jatuh hendaklah kita segera bangkit untuk mengakukan dosa kita dan berusaha lagi untuk hidup benar.
Mari kita saling menyemangati untuk tidak melihat kekurangan dan kelemahan diri sendiri, yang akan membuat kita enggan atau tidak layak menghadap Tuhan. Kita tahu sekarang bahwa kasih Tuhan itu tidak terbatas, Tuhan tidak pernah peduli pada masa lalu kita, asalkan kita sungguh – sungguh mau datang pada-Nya dan mempunyai kerinduan untuk hidup benar.
Read More ..

Kamis, 14 Januari 2010

Pertobatan Akan Membawa Pemulihan

15 January 2010

Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni !"

1 Sam 8 : 4-7, 10-22a ; Mrk 2 : 1-11

Ditengah – tengah Tuhan mengajar tiba – tiba, dikejutkan ada orang – orang yang membawa orang lumpuh, tetapi karena orang banyak maka mereka membuka atap yang di atas-Nya dan menurukan tilam, tempat orang lumpuh itu berbaring. Ketika Yesus

melihat iman mereka, maka berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!”.Di sana juga ada duduk beberapa ahli Taurat, ketika para ahli Taurat mendengar apa yang dikatakan Yesus, mereka menjadi terkejut, karena bagi mereka dosa dan penyakit saling berhubungan dan yang mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa adalah Tuhan sendiri, sedangkan para nabi hanya sebagai perantara dengan cara mendoakan saja. Tapi Yesus sangat tahu apa yang ada dipikiran mereka, serta Yesus juga sangat tahu bahwa tanda dari pengampunan dosa adalah kesembuhan, maka Yesus berkata kepada orang lumpuh itu “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu !”, segera orang lumpuh tsb. bangun dan mengangkat tempat tidurnya lalu keluar di hadapan orang banyak itu.

Mujijat yang dialami orang lumpuh tsb. menunjukkan siapa Yesus sebenarnya, bahwa Yesus mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa dan menyembuhkan.
Injil hari ini memberikan kepada kita satu inspirasi, bahwa supaya kita tetap dapat bangkit kembali ketika mengalami kegagalan adalah :

1. Iman dan pengharapan
Percaya bahwa Tuhan itu penuh belas kasih, dan pengampunan.
Tuhan sanggup mengulurkan tangannya mengangkat kita, memulihkan kita serta memberikan masa depan yang penuh pengharapan.

2. Sesama / saudara seiman
Melalui bantuan sesama akan membuat kita semangat untuk bangkit dan bertahan dalam kebenaran. Untuk itu dibutuhkan keterbukaan hati menerima uluran tangan dari sesama, karena Tuhan juga bekerja melalui sesama. Melalui sesama kita dapat saling membagi, saling mendukung serta saling menguatkan. Kita tidak hanya menerima uluran tangan dari sesama, tetapi hendaklah kita juga mau mengulurkan tangan kita bagi sesama.

Dengan bertobat dan memasuki hidup baru, bukan saja akan membuat kita bebas, tetapi pertobatan itu akan memulihkan segala aspek kehidupan kita. Karena ketika kita sungguh – sungguh datang kepada Tuhan dengan penuh penyesalan maka Tuhan yang penuh kasih akan mengampuni dosa-dosa kita, saat itu juga sesuatu yang luar biasa akan terjadi dalam hidup kita, kita akan menjadi orang yang penuh suka cita serta damai sejahtera, menjadi orang yang bebas dari segala keterikatan yang membelenggu dan menghambat pertumbuhan serta pemulihan kita.

Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur atas pengampunan dosa yang membawa pemulihan, dan kami bersyukur juga atas sesama yang ada di sekitar kami, beri kami rahmat supaya kami mampu juga mengulurkan tangan kami bagi sesama, untuk saling mendukung terutama mereka yang membutuhkan uluran tangan kami. Amin
Read More ..

Rabu, 13 Januari 2010

Tidak Ada Kata Terlambat

“AKU mau, jadilah engkau tahir “
14 January 2010

1 Sam 4 : 1-11 ; Markus 1 : 40-45

Seorang kusta datang pada Tuhan dan memohon dengan hati yang tulus dan penuh penyerahan seraya berkata “kalau ENGKAU mau ENGKAU dapat mentahirkan aku”.
Sungguh satu sikap yang penuh kerendahan hati dan percaya bahwa Tuhan selalu

memberikan yang terbaik pada semua orang. Maka tergeraklah oleh belas kasihan Yesus menjamah orang itu dan berkata “AKU mau, jadilah engkau tahir “. Tuhan ingin setiap kita menjadi tahir, menjadi kudus, menjadi tak bercacat di hadapan-Nya. Dan sembuhlah dia dari penyakit kustanya, Yesus memperingatkannya jangan memberitahukan kepada siapapun tetapi pergilah perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu sebagai persembahan, tetapi orang itu karena sangat bersuka cita dia pergi dan memberitakan kemana – mana.
Siapa saja yang berjumpa dengan Tuhan pasti mendapat berkat.
Setiap orang yang mendapat berkat dari Tuhan pasti mengalami pemulihan, sehingga ada dorongan dari hatinya untuk selalu hidup kudus sebagai persembahan bagi Tuhan. Oleh karena itu, siapapun kita, bagaimanapun kondisi kita tidak ada kata terlambat untuk mulai hidup kudus, asal kita mau datang pada Tuhan dan memohon berkat-Nya, Tuhan pasti memberkati kita. Penyesalan boleh, tetapi janganlah kita tenggelam dalam penyesalan yang berlarut – larut, ini dapat mengakibatkan perasaan putus asa dalam hati kita, tetapi hendaklah setiap kita bangkit, datang dengan penuh penyesalan dan berharap kepada Tuhan. Kegagalan yang dialami, hendaklah tidak membuat putus asa, tetapi bangkitlah dan datanglah pada Tuhan dengan penuh pengharapan, sehingga akan memperoleh pengertian dan kekuatan yang baru bahwa setiap masalah yang dialami akan membawa kita semakin bertumbuh dalam rohani yang sehat, dengan demikian kita akan semakin dekat pada Tuhan untuk selalu hidup dalam kekudusan.

Bapa di Surga, Engkau menginginkan kami cemerlang tanpa cacat dan celah.
Kami mohon rahmat-Mu dan bimbingan Roh Kudus, agar kami selalu menjaga kekudusan diri dalam situasi dan kondisi apapun. Amin
Read More ..

Menanggapi Panggilan Tuhan

11 January 2010
“Mari, ikutlah AKU dan kamu akan kujadikan penjala manusia”

1 Sam 1:1-8 ; Mrk 1 : 14-20

Kalimat pertama yang diucapkan Yesus setelah puasa 40 hari adalah “Waktunya telah genap, Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil”. Kalimat ini berbicara mengenai pindah posisi, tinggalkan hidup yang lama, dan mulailah

memasuki hidup yang baru, hidup didalam kebenaran Firman Tuhan yang sepenuhnya, hidup didalam pertobatan dan mulai berubah pola pikir, dari pola pikir duniawi kepada pola pikir Surgawi.

Ketika Yesus berjumpa dengan Simon dan Andreas yang sedang menjala ikan, dan ketika Yesus mengajak mereka segera mereka meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia, hal ini juga berbicara mengenai pindah posisi, Simon, Andreas serta Yakobus dan Yohanes ketika mereka berjumpa dengan Yesus maka mereka mengalami pindah posisi, mereka menanggalkan kehidupan lamanya dan mulai menanggapi panggilan Tuhan untuk memasuki hidup yang baru.

Bagaimana kita dapat dengan sungguh-sungguh menanggapi panggilan Tuhan ?
1. Bertobat
Dengan sungguh-sungguh menyesal & bertekad untuk berubah.
Jangan takut gagal, hendaklah setiap kegagalan yang terjadi tidak membuat tidak putus asa tetapi berusaha untuk bangkit dan mengakukan semua dosa-dosa kita. Tuhan melihat ketulusan hati, oleh karena itu hendaklah setiap kita dengan sungguh-sungguh mempunyai kerinduan untuk hidup dalam pertobatan.

2. Pindah posisi
Meninggalkan cara hidup yang tidak benar, mulai belajar masuk dalam hidup benar sepenuhnya, hidup sesuai dengan Firman Tuhan supaya tidak mudah kompromi dengan dunia ini, seperti Paulus berkata bahwa ““janganlah engkau menjadi serupa dengan dunia ini tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Rm 12 :2)
Meniggalkan cara pandang lama, mulai belajar memandang segala sesuatu seperti sudut pandang Kristus. Maka dengan demikian akan diperoleh kepekaan untuk mengetahui kehendak Allah.

3. Melayani Tuhan.
Tuhan mengajak Simon dan Andreas dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Setiap orang yang sudah dibaptis menerima tugas perutusan untuk mewartakan kabar sukacita kepada siapa saja yang dijumpai. Untuk dapat melakukan tugas perutusan ini, kita harus meninggalkan segala kelekatan – kelekatan dunia yang dapat membuat kita semakin jauh dari Tuhan. Untuk melayani Tuhan memang ada harga yang harus dibayar, supaya kehendak Tuhan segera tergenapi dalam diri dan hidup kita, dengan demikian kita menanggapi panggilan Tuhan.

Mari kita dengan penuh kesadaran melepaskan / meninggalkan gaya hidup lama dan mulai mengikuti Tuhan untuk memenuhi panggilan Tuhan.

Bapa yang penuh kasih, berilah kami rahmat-Mu agar kami dapat menanggalkan manusia lama kami, dan mengikuti Engkau untuk memenuhi panggilan-Mu. Amin
Read More ..

Minggu, 10 Januari 2010

Berkenan Kepada Allah

10 January 2010
Yes 40 : 1-5,9-11 ; Tit 2:11-14, 3:4-7 ; Luk 3 : 15-`16, 21-22

Baptis adalah Tanda Keselamatan, dan keselamatan itu ada pada Yesus.
Baptis adalah sebuah wadah, dan di dalam wadah itu dapat berisi rmacam – macam hal, misalnya, hobby, kesenangan dunia, ambisi pribadi, kepentingan pribadi, nama baik

kita, keluarga, dsb. Nah Baptis mengingatkan bahwa disinilah Tuhan hadir di dalam wadah tadi untuk mencucikan wadah, membersihkan supaya berkenan kepada Allah.

Isi apa yang berkenan kepada Allah :
- Memperjuangkan kasih
Dalam hidup sehari – hari, hendaklah kasih yang bertatah.
Karena setiap kita, entah orang tua, entah anak, hampir setiap hari pasti mengalami kekerasan dan kekasaran di luar rumah, dan ketika masing-masing kita kembali ke dalam rumah kalau kasih tidak bertatah di dalamnya, maka dapat kita bayangkan bagimana suasana rumah tangga kita ?
Tetapi kalau kasih menjadi yang utama dalam hidup kita, apapun yang kita alami, bagaimanapun situasi kondisi kita, kita akan bisa tetap sabar, kita akan bisa tetap setia dan menjadi berkat bagi sesama untuk kemuliaan Tuhan.

- Memperjuangkan kebenaran supaya tetap membara.
Dibutuhkan keberanian untuk tetap bertahan dalam kebenaran, keberanian untuk apa ? untuk bertanding dalam pertandingan iman yang benar, karena hidup ini merupakan pertandingan iman, sehingga kita tidak mudah kompromi dengan dunia.
Kita bertanding supaya hati dan pikiran kita tetap terarah pada Tuhan, supaya kita tidak mudah putus asa dan suka cita tetap memenuhi hati kita serta selalu melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Tuhan.

- Memperjuangkan kesetiaan pada Tuhan
Karena bukan langkah awal yang menentukan, tetapi langkah akhir yang menentukan, untuk kita harus tetap setia pada-Nya dalam situasi dan kondisi apapun juga. Dan kalau kita setia pada hal kecil maka Tuhan akan memberikan tanggung jawab yang lebih besar lagi, maka itu tetaplah setia pada-Nya, walaupun situasi tidak mendukung, tetaplah setia meskipun hari – hari yang dilalui penuh tantangan dan tekanan, tetaplah setia meskipun kenyataan yang ada tidak seperti yang diharapkan, karena hanya mereka yang setia saja yang akan memperoleh selamat.
Marilah kita senantiasa mengisi wadah kita dengan hal – hal yang dapat membawa kita berkenan kepada Allah, karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan manusia sudah nyata, Ia mendidik kita meninggalkan kefasikan dan keinginan – keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini (Tit 2:11-12). Amin
Read More ..

Kerendahan Hati

9 January 2010
“Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”
1 Yoh 5 : 14-21, Yoh 3 : 22-30

Kita dapat belajar dari Yohanes Pembatis dalam hal kerendahan hati.
Dengan jujur Yohanes mengakui bahwa “aku bukanlah Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya” kepada para muridnya. Dan dengan kerendahan hati Yohanes berkata

“yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”

Bagaimana kita dapat rendah hati / menjadi rendah hati ?

1. Jangan pernahberpikir, bahwa kita lebih baik dari orang lain.
Bahwa kita juga manusia biasa yang mempunyai kelebihan dan kelemahan, hendaklah kita selalu memandang orang lain dari sisi positifnya.

2. Memandang hidup ini adalah kasih karunia dari Tuhan.
Kita harus selalu menyadari bahwa hidup ini adalah kasih karunia dan anugerah dari Tuhan, supaya kita tidak menjadi orang yang arogan / sombong.
Karena sebenarnya manusia itu lemah, tetapi Tuhanlah memberikan kemampuan itu kepada manusia untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya manusia itu tidak mampu melakukan.

3. Selalu memandang bahwa keberhasilan bukan semata – mata karena diri saya.
Dibalik keberhasilan kita lakukan, ada banyak hal yang berperan dibalik keberhasilan tsb. Yang paling utama karena Tuhan yang menyempurnakan kelemahan dan keterbatasan kita, juga Tuhan bekerja melalui orang – orang lain untuk mendukung keberhasilan kita. Sehingga tidak ada alasan untuk kita menjadi sombong atas keberhasilan yang kita lakukan.

Marilah kita selalu rendah hati seperti halnya Yohanes Pembaptis yang mengatakan bahwa “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh 3:30), karena kita tahu bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal yang Benar, dan kita berada di dalam yang Benar, yaitu Yesus Kristus karena Dia adalah Allah yang Benar dan hidup yang kekal.(bdk. 1 Yoh 5: 20)
Read More ..

Kamis, 07 Januari 2010

Kasih Dapat Membawa Perubahan.

8 January 2010

“Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata : “AKU mau, jadilah engkau tahir”. Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.” (Luk 5 : 13)

1Yoh 5:5-13, Mzm 147 : 12-15,19-20, Luk 5:12-16

Pada jaman Yesus, orang sakit kusta tidak boleh bergaul dan berada di tengah – tengah masyarakat, mereka harus disingkirkan karena dianggap dapat mengancam kelangsungan kehidupan masyarakat. Tetapi Yesus menentang semua itu bahkan Yesus

menjamah orang yang sakit kusta dan menjadi sembuh. Dengan demikian Yesus hendak mewartakan tentang kasih yang dapat membawa perubahan.

Ketika orang kusta itu melihat Yesus ia tersungkur dan memohon kepada Yesus untuk menahirkannya. Yesus melihat itu lalu mengulurkan tangan-Nya untuk mentahirkannya, dan itu dilakukan Yesus karena kasih-Nya yang besar. Padahal menurut adat orang Yahudi, ketika seseorang menyentuh orang yang sakit kusta maka orang tsb. menjadi tidak bersih atau najis. Tetapi karena tergerak oleh belas kasihan maka Yesus tidak menyingkirkan orang kusta tsb. bahkan Yesus memulihkan dan membuat orang kusta tsb. dapat diterima lagi oleh masyarakat. Inilah bukti kasih Allah yang luar biasa dan nyata untuk menunjukkan bahwa Allah sungguh mencintai umat manusia.

Yesus datang bukan hanya menyembuhkan penyakit fisik saja, tetapi juga penyakit rohani. Sering kita menjumpai orang – orang yang disingkirkan oleh masyarakat karena berbagai hal. Kita dapat belajar dari Yesus, siapapun mereka tugas kita-lah yang merangkul mereka kembali, melalui kasih yang akan membawa pemulihan. Hanya dengan keterbukaan hati dan menerima mereka apa adanya merupakan wujud kasih yang tulus, dan kasih itu akan membawa perubahan. Maka dengan demikian melalui kasih, kita mewartakan barangsiapa yang percaya bahwa Yesus adalah anak Allah akan mengalahkan dunia.(bdk.1 Yoh 5 : 5)

Marilah kita senantiasa memuji Allah, melalui kasih kita kepada sesama dalam sikap dan tutur-kata kita, untuk membawa mereka kepada perubahan pola pikir yang sesuai dengan pola pikir Allah, dan lakukanlah ini untuk memwujudkan iman kita.

Bapa yang penuh kasih, curahkanlah rahmat kasih-Mu kepada kami agar kami dapat bertumbuh dalam kasih, serta bimbinglah kami untuk senantiasa belajar mencintai kehidupan ini serta apa yang ada pada kami, sehingga ketika ada kesulitan kami dapat melaluinya karena kasih yang begitu besar. Amin.
Read More ..

Rabu, 06 Januari 2010

Yesus adalah Kabar Suka Cita bagi dunia

7 January 2010

Luk 4 : 14 – 22a

Ditengah – tengah dunia yang tidak pasti ini, Yesus datang membawa harapan, membawa kabar suka cita bagi umat manusia, menyampaikan kabar baik kepada umat miskin, membritakan pembebasan kepada orang – orang tawanan, penglihatan kepada orang –

orang buta, membebaskan orang – orang yang tertindas untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.

Bahwa di dalam Yesus ada kabar baik, ada harapan, walaupun kita hidup ditengah – tengah dunia yang tidak ada kepastian ini, dan kabar baik itu dinyatakan melalui perbuatan-Nya, melalui karya nyata bahkan Dia memberikan diri-Nya untuk menderita, wafat di atas kayu salib untuk menebus dosa – dosa manusia.

Bukti kasih terbesar sudah Dia berikan, karena kasih-Nya kepada umat manusia. Tiada kasih yang sepenuhnya tanpa perbuatan, kasih selalu berbicara tentang memberi, kasih selalu berbicara rela berkorban. Allah sudah memlakukan terlebih dahulu, kita yang sudah menerima kasih Allah hendaklah kasih itu juga kita nyatakan melalui sesama.
Banyak hal dapat kita lakukan melalui perhatian kepada mereka yang tersisihkan, kesetian menemani mereka yang kesepian, mendoakan dan menghibur mereka yang menderita atau sakit, serta selalu mengusahakan kebaikan dan kebahagiaan orang yang dikasihi.

Kita mengasihi, karena Allah terlebih dahulu kita (1Yoh 4: 19).
Kalau kasih Allah sudah kita alami, maka kita akan dapat mengasihi sesama, dan itu bukan kebaikan kita tetapi karena kasih Allah ada dalam kita. Oleh karena itu “jikalau seseorang berkata : aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barang siapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya” (1Yoh 4:20). Inilah rahasia kasih yang sejati, yaitu mengasihi sesama kita dengan sukarela dan tanpa henti, serta tanpa mengharapkan balas jasa.

Marilah, kita meningkatkan kasih kita kepada Tuhan dengan semakin mengasihi sesama, dengan demikian kita memwujudkan kasih Allah kepada manusia.

Bapa, curahkanlah rahmat kasih-Mu kepadaku, dan berilah mampukan aku untuk mewujudkan kasih-Mu kepada sesama untuk berbagai kebahagiaan sehingga dunia tahu bahwa Engkaulah satu-satunya harapan bagi dunia. Amin
Read More ..

Selasa, 05 Januari 2010

Tenanglah AKU ini, jangan takut !

6 January 2010

Mrk 6 : 45 - 52

Injil hari ini mewartakan tentang Yesus yang berjalan di atas air, tetapi murid-murid-Nya tidak mengenal Dia bahkan mereka mengira bahwa Dia adalah hantu.
Kenapa murid-murid-Nya sampai tidak mengenal Dia ?

Karena mereka sibuk melawan angin sakal, dengan sungguh-sungguh berkonsentrasi baik perhatian dan tenaga untuk mendayung perahu.

Didalam menjalani hidup ini, tidak jarang kitapun mengalami hal yang sama.
Masalah – masalah yang kita alami membuat kita berkonsentrasi pada masalah-masalah tsb. sehingga menimbulkan kekuatiran dan ketakutan.
Kekuatiran dan ketakutan yang ada dalam pikiran membuat kita tidak dapat peka terhadap kehadiran Tuhan, akibatnya manusia mudah stress bahkan depresi.

Namun Yesus berkata “Tenanglah Aku ini, jangan takut !”
Mari kita menjalani hidup ini dengan penuh kegembiraan, senantiasa bersyukur dan bukan dengan kekuatiran serta ketakutan karena Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Kegembiraan itu hanya dapat diperoleh ketika kita puas dengan keadaan yang ada, ketika kita melihat tujuan Tuhan tergenapi dalam hidup kita, dan kegembiraan sejati itu hanya ada dalam Yesus Tuhan. Oleh karena itu, meskipun masalah, problem dan pergumulan masih ada, tetapi kita tidak perlu kuatir dan takut karena kita percaya bahwa Tuhan senantiasa menyertai kita. Dengan demikian apapun keadaan kita hari ini, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengucap syukur pada Tuhan, karena Tuhan itu baik dan kebaikan Tuhan sudah kita alami. Amin.
Read More ..