Selasa, 29 Desember 2009

Berani Tampil Beda

30 Desember 2009

Dan pada ketika itu juga datanglah ia kesitu dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem

Lukas 2 : 36 – 40

Injil hari ini menampilkan seorang nabi Perempuan yang bernama Hana, yang tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dia selalu berdoa dan berpuasa menyongsong kedatangan Yesus. Bahkan ia mengucap syukur kepada Allah dan selalu membicarakan tentang Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.

Tokoh Hana ini dapat kita jadikan bahan refleksi. Bahwa Hana selalu tinggal dalam Hadirat Allah, hari – hari hidupnya penuh dengan ungkapan syukur, serta selalu mewartakan Yesus.

Bagaimana kita hidup hari – hari ini ?
Tawaran dunia yang begitu menggiurkan membuat kita kehilangan pengendalian diri, sehingga membuat kita mudah emosi.
Hana mengutamakan dan memberikan prioritas hidupnya hanya bagi kemuliaan Allah bukan pada dunia. Seringkali karena kita tidak enak dengan orang, kita mudah kompromi dengan dunia, demi menyenangkan hati orang lain, atau demi supaya orang tsb. tidak tersinggung. Tetapi hanya tetap tinggal dalam Hadirat Allah kita akan menikmati sukacita yang melimpah, yang tidak bisa dunia berikan. Rasul Yahones dalam suratnya berkata : “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mangasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada dalam orang itu.” (1 Yoh 2 : 15)

Injil dan bacaan hari ini mengajak kita untuk berani tampil beda.
Kita yang sudah mengalami kelepasan dan kemerdekaan dari perhambaan dosa serta dari kuasa jahat, dan kita dilayakkan menjadi anak-anak Allah, maka setiap kita harus mempunyai kerinduan untuk mewartakan Kasih Allah kepada dunia.
Hanya dengan hidup secara lepas dan bebas dari pengaruh dunia ini, kita akan mengalami kasih dan indahnya surga.

Mari kita focuskan hidup kita bukan pada hal – hal duniawi, karena kita adalah hamba Allah. Maka dengan demikian hal – hal duniawi hendaklah menjadi sarana yang dapat membawa kita selalu tinggal dalam Hadirat Allah, dan kita tidak diatur oleh dunia tetapi kitalah tuan atasnya, sebab orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Berani tampil beda, siapa takut !!!! Read More ..

Senin, 28 Desember 2009

Mewartakan Injil adalah Panggilan Umat Beriman

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,” (Mat 28 : 19)

Menjadikan semua bangsa murid Kristus adalah amanat Agung dari Tuhan Yesus.
Mengawali Pesannya Paus Benediktus XVI dalam rangkah Hari Minggu Misi Sedunia ke-83 pada tanggal 18 Oktober 2009, Paus mengajak seluruh umat Allah untuk membangkitkan dalam diri kita kesadaran akan amanat misioner Kristus, dengan mengikuti jejak kaki Santo Paulus, Rasul Bangsa-bangsa agar “semua bangsa berjalan dalam cahaya-Nya” (Why 21:24).

Misi Gereja adalah menerangi semua umat manusia yang sedang mengarungi sejarah kehidupan menuju Allah di bawah panduan cahaya Injil sehingga di dalam Dia mereka menjadi penuh dan lengkap. Oleh karena itu hendaklah setiap kita selalu memiliki kerinduan untuk menerangi orang – orang yang kita jumpai dalam terang Kristus yang bercahaya melalui wajah Gereja untuk dibawah kepada kasih Bapa.

Semua orang dipanggil untuk menerima keselamatan
Menjadikan semua bangsa murid-Ku, akan menjadi kenyataan kalau kita selalu memelihara kerinduan untuk mewartakan Kabar Baik dengan tujuan sebagai utusan Kabar Baik Yesus Kristus, Kabar Baik yang diwartakan melalui dua perintah pokok yaitu “Kenakanlah manusia baru” dan “Berdamailah dengan Allah” (EN,2)

Kita harus memiliki keberanian untuk meninggalkan zona nyaman termasuk ambisi pribadi dan membaktikan diri dalam pelayanan kepada umat manusia terutama mereka yang tersisih dan menderita. Tujuan dari Gereja berkarya bukan untuk memperluas kekuasaannya atau menegaskan penguasaannya tetapi membawa mereka kepada Kristus Penyelamat dunia, karena kita nyakin bahwa Pewartaan Injil merupakan pelayanan yang diberikan kepada jemaat Kristen dan juga kepada seluruh umat manusia.(EN,1)

Tak dapat dipungkiri lagi usaha untuk mewartakan Injil pada jaman sekarang ini tidaklah mudah, disatu sisi kita sungguh-sungguh memiliki kerinduan dan pengharapan namun sekaligus disisi lain kita juga kerap kali diliputi perasaan kuatir, cemas dan ada ketakutan. Semuanya ini tidak terlepas dari tuntutan dan tekanan dalam kehidupan yang semakin tinggi, sehingga tanpa kita sadari kita selalu berpacu dengan waktu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita.

Pernyataan Tuhan Yesus Jadikanlah semua bangsa murid-Ku ini mempunyai sifat universal yang tanpa batas, kalau kita mau menyadari ini maka dalam situasi dan kondisi apapun akan siap memwartakan Injil seperti yang Rasul Paulus katakan “beritakanlah Firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran” (2 Tim 4 : 2)
Karena sebenarnya semua orang memiliki panggilan dasar untuk kembali kepada sumbernya, kembali kepada Allah. Sebab hanya di dalam Dia lah umat manusia dapat mencapai kepenuhannya yaitu melalui pembaruan segala sesuatu dalam Kristus yang akan menuntun kembali kepada kesatuan. Pembaruan ini dimulai dengan Kebangkitan Kristus yang menarik segala sesuatu kepada diri-Nya, membarui mereka dan memampukan mereka untuk ambil bagian dalam kebahagiaan abadi bersama Allah. Untuk itulah Kristus memanggil, menguduskan dan mengutus para murid-Nya untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah agar semua bangsa boleh menjadi umat Allah.

"Mewartakan Injil sesungguhnya merupakan rahmat dan panggilan khas bagi Gereja, identitasnya yang terdalam” (EN, No.14).

Maka itu “mewartakan Injil” harus menjadi gaya hidup kita, karena semua orang yang dibaptis dipanggil untuk menjadi “pelayan dan rasul Yesus Kristus” dan untuk zaman millennium ini mewartakan Injil merupakan tugas yang utama dan mendesak. Bahkan Rasul Paulus mengatakan “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil” (1 Kor 9 : 16)
Dengan melihat keadaan dunia dewasa ini yang mengalami perubahan yang luas dan mendalam, pada satu sisi kita melihat kemajuan yang besar baik dalam bidang ekonomi maupun kesejahteraan sosial, pada sisi lain kita melihat bahwa situasi ini menimbulkan keprihatinan terhadap masa depan umat manusia. Dimana kekerasan dalam berbagai bentuk semakin meningkat, jutaan orang masih mengalami kemiskinan, diskriminasi masih mewarnai hubungan dalam masyarakat kita. Belum lagi kemajuan teknologi yang begitu cepat, kalau tidak diarahkan dapat mengakibatkan menurunnya martabat manusia dalam berhubungan dengan sesama maupun menurunnya moral manusia sehingga menimbulkan ketidakadilan, ketidakpedulian serta menjadi egois. Belum lagi penggunaan sumberdaya yang semena-mena yang berakibat buruk terhadap kesehatan manusia. Dihadapan keadaan ini, kita sebagai orang yang percaya kepada Injil, seharusnya dapat memberikan jawaban kepada mereka bahwa Yesus Kristus adalah jaminan masa depan yang dapat “mengubah hidup” yang memberi harapan.
Santo Paulus sangat mengetahui dengan baik sekali bahwa hanya dalam Kristuslah manusia akan memperoleh pembebasan dan penebusan dan tanpa Kristus “manusia tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia” (bdk.Ef 2:12).

Penutup.
Semangat misioner selalu menjadi tanda kehidupan Gereja (bdk. Redemptoris Missio 2). Namun demikian perlu ditegaskan kembali bahwa pewartaan Injil pertama-tama adalah karya Roh Kudus dan bahwa sebelum melakukan kegiatan, tugas perutusan merupakan suatu kesaksian dan suatu cara hidup Kristus yang bersinar kepada orang lain (bdk.Redemptoris Missio 26 ), Karena itu marilah kita selalu berdoa agar Roh Kudus semakin meningkatkan semangat kita untuk berkarya demi menyebarluaskan Kerajaan Allah. Semoga, dalam menjalani kegiatan misioner, kita semua dituntun oleh Perawan Maria yang Terberkati, bintang Evangelisasi, yang melahirkan Kristus ke dunia untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa dan membawa keselamatan “sampai ke ujung bumi” (Kis 13:47).

Refrensi :
- Kitab Suci
- Evangelii Nuntiandi (Mewartakan Injil)
(Seri Dokumen Gerejawi no. 6, Imbauan Apostolik Bapa Suci Paulus VI, tentang Karya Pewartaan Injil dalam Jaman Modern)
- Redempotoris Missio (Tugas Perutusan Sang Penebus)
(Seri Dokumen Gerejawi no. 14, Ensiklik Bapa Suci Sri Paus Yohanes Paulus II tentang Amanat Misioner Gereja) Read More ..

Jumat, 25 Desember 2009

Firman Telah Menjadi Manusia.

25 Desember 2009
Yoh 1 : 1-5, 9-14


Sejarah keselamatan manusia dapat terjadi karena keterlibatan Allah.
Bukan karena kebaikan manusia, bukan juga karena apa yang sudah diperbuat manusia bagi Allah.
Tetapi Allah yang mempunyai insiatif untuk menyelamatkan manusia, Allah yang terlebih dahulu ingin memulihkan hubungan dengan manusia. Walaupun manusia telah berdosa, tetapi Allah selalu mencari manusia dan menyelamatkannya.

Melalui Putra tunggal-Nya, Allah menawarkan keselamatan kepada umat manusia, karena Allah tahu bahwa manusia tidak mampu membebaskan dirinya sendiri, dosa telah membelenggu manusia dan merusak hubungan yang indah antara Allah dan manusia. Yesus datang membawa kabar sukacita, membawa damai bagi umat manusia karena Kristus memerdekakan manusia dari perhambaan dosa, membebaskan manusia dari keterikatan kuasa jahat.
Yesus Kristus Putra Tunggal Allah, Sang Firman sudah turun ke dunia menjadi manusia untuk menyelamatkan kita, untuk memberikan kita hidup yang kekal. Sang Firman telah hadir dalam kesederhanaan, supaya menjadi sama dengan manusia. Sang Firman telah hadir dalam kehinaan melalui sebuah kandang, dan dunia seakan – akan menolaknya, karena dunia dikuasai oleh kegelapan, sehingga dunia tidak mengenal-Nya dan dunia tidak dapat menerima-Nya. Tetapi kehadiran-Nya merupakan awal dari karya keselamatan yang dikerjakan Allah bagi seluruh umat manusia.
Dunia memang tidak dapat menerima-Nya, tetapi bagi mereka yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa menjadi anak – anak Allah. Mereka yang percaya kepada-Nya, mereka yang berani menjadi saksi – saksi –Nya yang hidup, mereka yang selalu mencari kebenaran Allah dan menerapkan-Nya dalam kehidupan-Nya sehari – hari.

"Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." Kemuliaan Allah yang maha tinggi terpancar dalam diri Yesus Kristus Sang Firman yang akan membawa kita pada kehidupan yang baru, terbebas dari kuasa dosa, menikmati keindahan kehidupan Surgawi. Read More ..

Kamis, 24 Desember 2009

Natal Tiba, Juruselamat Datang, Tuhan itu Baik.

Setiap Natal selalu ada Kandang Natal di Gereja, ketika mengamati kandang Natal ternyata di dalamnya bukan hanya ada Bayi Yesus serta Maria & Yosef, tetapi di sekitar Bayi Yesus ada juga lembu dan keledai yang dengan setia duduk dengan santai tanpa mempunyai rasa jenuh, kuatir ataupun bosan, karena mereka mengenal tuannya.
Seandainya lembu dan keledai itu bosan atau jenuh karena berada di dalam kandang, dan mereka berlari keluar dari kandang untuk hidup bebas dan hidup menurut keinginannya sendiri, maka pada satu titik mereka akan mengalami kesulitan, entah karena musim kering sehingga mereka tidak bisa memperoleh rumput sebagai makanan mereka atau karena kekeringan sehingga mereka tidak bisa memperoleh air. Lalu pada waktu itulah mereka baru menyadari kalau hidup di luar kandang sungguh tidak enak, ternyata mereka masih tergantung pada manusia, mereka tidak bisa hidup sendiri jauh dari kandang.
Demikianpun kita, seringkali dalam kehidupan ini kita selalu ingin keluar dari kandang, kita ingin hidup bebas, kita ingin hidup sesuai dengan keinginan kita, hidup sesuai dengan kesenangan daging karena tawaran – tawaran dunia yang begitu menggoda, mulai dari yang bisa dilihat oleh mata sampai pada kenyaman hidup, sampai pada satu titik pasti juga akan mengalami kekeringan.
Nabi Yesaya mengatakan “Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak ; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya” (Yes 1 : 3).. Israel adalah bangsa yang paling dikasihi Tuhan, tetapi tidak menyadari bahkan tidak mengenal Tuhan dengan benar. Maka Natal kali ini, membawa kita kembali untuk selalu berada dalam Hadirat Allah, supaya kita dapat mengenal Allah dengan benar. Allah yang begitu baik, Dia telah Mengaruniakan Putra-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal (bdk. Yoh 3 : 16).
Jauh dari Allah akan membuat manusia selalu berjalan menurut keinginannya sendiri, berjalan menurut kesenangan daging, tidak mengalami didikan Tuhan sehingga menjadi tidak kuat, karena tidak mengalami pertumbuhan rohani yang sehat.
Tuhan ingin mendidik kita dalam kasih-Nya, supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi untuk membawa kita kepada hidup yang bijaksana, adil dan beribadah di dunia sekarang ini. (bdk. Titus 2 : 12).
Mari jadikan Natal kali ini untuk membawa kita kembali untuk berada dalam Hadirat Allah, untuk mengenal DIA dengan benar, sehingga kita sungguh – sungguh selalu mengalami kasih-Nya, Damai dan Sukacita selalu melingkupi kita dan hidup menyenangkan-Nya serta memuliakan DIA. Amin Read More ..

Rabu, 23 Desember 2009

Berani Meletakkan Kehendak Allah pada Bagian yg Terpenting

18 Desember 2009

Mat 1 : 18 – 24

“Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan Malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya”.

Yusuf mempunyai peran penting dalam sejarah keselamatan manusia di dunia ini. Ketika Yusuf tahu bahwa tunangannya mengandung bukan dari dirinya, karena ketulusan hatinya maka Yusuf tidak mau mencemarkan nama baik Maria di muka umum, bahkan Yusuf mempunyai rencana akan menceraikannya diam – diam. Di tengah – tengah kebimbangan hatinya Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam mimpi dan berkata “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya dari Roh Kudus” dan setelah bangun dari tidurnya Yusuf melakukan apa yang diperintahkan oleh Malaikat itu kepadanya, dengan mengambil Maria sebagai istrinya.

Yusuf memberikan teladan kepada kita dalam hal ketaatan, berani meletakkan kehendak Allah pada bagian yang terpenting. Hal ini memberikan kita inspirasi agar dalam hidup sehari – hari yang menjadi tujuan hidup kita bukan nama baik kita, bukan kesenangan hidup kita juga bukan keinginan – keinginan kita, tetapi kita akan belajar untuk berani meletakkan kehendak Tuhan pada bagian yang terpenting, walaupun mungkin menurut kita tidak masuk akal.

Melalui renungan Firman Tuhan setiap hari, kita mau belajar untuk mempraktekkannya dengan penuh cinta, jauhkan semua kebimbangan yang ada, penuhilah hati dengan cinta Tuhan dan Firman-Nya, pasti dengan penuh kenyakinan kita akan memiliki keberanian untuk meletakkan kehendak Allah sebagai tujuan hidup kita.

Bapa yang penuh Cinta, berilah aku rahmat untuk memiliki keberanian melakukan kehendak-Mu, karena hanya Engkaulah jalan kebenaran dan hidup. Amin
Read More ..

Selasa, 15 Desember 2009

Tetap Bertahan Dalam Iman Ditengah Kesulitan

16 Desember 2009

Luk 7 : 19 – 23

“Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku”

Tuntutan kebutuhan hidup yang semakin tinggi, tanpa disadari membuat manusia selalu mengejar untuk mengikutinya. Segala usaha dilakukan demi untuk memenuhi kebutuhan hidup tsb.
Ditengah – tengah situasi yang seperti ini kalau tidak hati-hati, maka akan banyak orang yang imannya gugur, kalau imannya gugur maka pengharapannya juga gugur, dan kepercayaannya kepada Tuhan akan habis, bagaimana akibatnya ?
Maka manusia akan menjadi egois, tidak peduli satu sama lain, karena sibuk dengan kepentingannya sendiri dan sibuk mencari jalan dengan caranya sendiri demi keuntungan dirinya sendiri.
Kalau tidak dapat memenuhi tuntutannya maka manusia akan mudah stress, bahkan depresi. Kecemasan akan memwarnai hari – hari hidupnya, sehingga tidak dapat mengendalikan diri dengan baik dan mudah emosi yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Hari ini Injil menceritakan bagaimana Yesus menunjukkan karya – karya –Nya yang luar biasa dan semuanya ini berbicara mengenai pembebasan dan pemulihan bagi umat manusia. Di sini sekali lagi Tuhan ingin supaya kita selalu menyadari bahwa satu – satunya jawaban, satu – satunya harapan bagi manusia ditengah – tengah situasi seperti ini hanya pada DIA, sehingga meskipun kita menghadapi berbagai masalah / tantangan seberat apapun, kita tetap memiliki iman yang kokoh dan kuat.

Milikilah iman dan berjalanlah didalam iman, sebab orang benar hidup oleh iman, maka kita akan mampu melalui pergumulan dalam hidup ini.

“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa !” (Rm 12 : 12)
maka kita akan melihat mujijat. Amin Read More ..

Senin, 14 Desember 2009

Bukan Langkah Awal yang Menentukan Tetapi Langkah akhir.

15 Desember 2009

Mat 21 : 28 – 32

Perumpamaan tentang dua orang anak ini, dimana yang sulung mengatakan baik bapa, tetapi tidak pergi. Sedangkan yang satunya mengatakan tidak mau tetapi akhirnya menyesal lalu pergi juga.

Perumpamaan ini menggambarkan bahwa seringkali dalam kehidupan ini kita sungguh-sungguh berjanji :
- akan bertobat
- akan melayani Tuhan dengan setulus hati
- akan menjadi saksi-Nya dengan berani
- akan hidup dalam kekudusan,

Tetapi itu semua hanya sampai pada keinginan saja atau sampai sebatas janji-janji saja. Pengaruh dunia yang begitu kuat, membuat kita sering tidak ada pengendalian diri yang baik dan membuat kita jatuh dalam kompromi dengan dunia ini.

Hari ini Tuhan Yesus memberikan perumpamaan ini dan membiarkan kita untuk menilai siapa yang layak bagi Kerajaan Allah ?

Bagaimana supaya kita layak bagi Kerajaan Allah ?

1. Berjaga-jaga.
Tujuannya adalah supaya kita selalu mawas diri dan hati-hati, terlebih di masa Adven ini kita diajak untuk berjaga – jaga.
Karena kita tidak tahu kapan kedatangan Yesus kedua kali, tetapi kedatangan-Nya pasti, maka kita harus selalu bersiap diri untuk menyambut kedatangan-Nya dengan hati yang bersih.

2. Setia.
Bukanlah langkah awal yang menentukan tetapi langkah akhir yang menentukan.
Artinya kita harus setia, setia dalam segala hal, dalam doa dan merenungkan Firman Tuhan secara rutin. Setia pada kebenaran Firman Tuhan walaupun hidup dalam pergumulan / tekanan, setia melakukan hal-hal kecil meskipun itu bagi kita mungkin tidak ada artinya, setia pada apa yang sudah Tuhan percayakan kepada kita, setia di dalam pekerjaan meskipun berat dan banyak tantangan.
Untuk menjadi orang benar dibutuhkan perjuangan yakni kesetiaan dalam melakukan kebenaran itu.

Kita semua pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa. Tetapi ingatlah bahwa bukan langkah awal yang menentukan tetapi langkah akhir yang menentukan, artinya kita harus berani kembali pada kebenaran dan tetaplah setia dalam melakukan kebenaran.

Tuhan berikan aku rahmat untuk aku dapat selalu berjaga-jaga, dan lembutkanlah hatiku untuk aku berani menyadari semua kesalahanku, dan mampukan aku untuk tetap setia dalam melakukan kebenaran-Mu. Amin.
Read More ..

Sabtu, 12 Desember 2009

TUHAN BEKERJA TEPAT PADA WAKTUNYA

Pada saat saya membeli tanah disamping belakang rumah saya, saya tidak tahu ternyata tanah tsb. sudah dijual ke orang lain (Bp. A.)
Setelah sekian lama sertifikat saya belum keluar, barulah ketahuan kalau tanah tsb. akta jual belinya ada dua (satu atas nama Bp. A. yang satunya saya), pantas sertifikat saya tidak bisa keluar.
Saya terus berdoa dan memohon belas kasih Tuhan agar masalah ini cepat selesai, tanpa terasa 10 tahun berlalu dan masalah ini belum selesai.
Pada tahun 1999 saya membeli rumah tidak jauh dari tempat tinggal saya saat itu, karena keadaan rumah saya yang perlu direnovasi serta membutuhkan biaya besar, maka kami berniat menjual rumah tsb., lagi-lagi rumah ini tidak laku-laku, sedangkan rumah saya yang baru sudah selesai dibangun, akhirnya saya berencana pindah walaupun rumah saya yang lama belum laku.
Tuhan sungguh bekerja tepat pada waktunya, ditengah – tengah persiapan saya mau pindah, tiba-tiba Bp. A., orang pertama yang membeli tanah itu datang dan mengatakan bahwa dia mau menukarkan tanah tsb. dengan uang karena dia butuh tanah tsb. (dengan lain kata, dia mau memberi ganti rugi saya) setelah proses ganti rugi selesai, ada sepasang suami istri yang datang hendak membeli rumah saya, saya heran dari mana dia tahu kalau rumah saya mau dijual, karena sudah 2 tahun tidak saya iklankan. Menurut kesaksiannya dia sudah lama mencari rumah yang seperti ini (sesuai dengan keinginannya) tapi belum ketemu, lalu di berdoa dengan perantara Bunda Maria di Goa Maria HKY, Surabaya. Pada saat pulang doa di membuka internet tanpa sengaja dia membaca informasi penjualan rumah (saya pernah memasukkan iklan melalui internet 1 tahun yang lalu) dengan keadaan dan lokasi seperti yang diinginkan, begitu melihat rumah saya dia langsung suka dan terjadilah proses jual beli tsb.
Tuhan Engkau sungguh luar biasa, Engkau bekerja tepat pada waktu-Nya, Read More ..

Meneladan Maria dalam hal Memiliki Kepedulian Terhadap Kebutuhan Sesama

Dari perikop ini kita mengetahui bahwa dalam pesta tsb. ada kehabisan anggur, anggur melambangkan atau membangkitkan sukacita.

Masalah kehabisan anggur mengakibatkan kehilangan sukacita, makanya Bunda Maria memohon kepada Yesus untuk memberikan atau membangkitkan sukacita itu kembali.

Salah satu dari musuh dari Gereja saat ini adalah hedonisme (kenikmatan) dan permissivisme (serba boleh). Akibat dari hedonisme dan permissivisme adalah ajaran dan nasehat Tuhan mulai dikesampingkan di dalam kehidupan banyak umat beriman. Contohnya: selama abad ini angka perceraian telah meningkat 700 persen, pada tahun 2000 lebih dari 35 juta bayi di Amerika digugurkan, serta obat-obatan terlarang dan pornografi sudah mulai menjadi gaya hidup orang

Dan seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi dimana manusia secara tidak langsung dan tidak sadar menjadi kurang mempunyai hubungan dengan sesama.

Ini bisa dilihat, pada acara terlivisi mulai dari pagi sampai pagi, menyajikan hal2x yang menarik secara bersambung / berseri sehingga mereka yang sudah terikat dengan acara tsb. enggan meninggalkan tempat duduknya untuk terus memelototi telivisi.

Permainan elektronik telah mendidik anak tidak membutuhkan orang lain, karena mereka mainnya lawannya adalah monitor.

Hubungan dengan orang lain kurang terjalin dengan baik, bagaimana mereka dapat peka terhadap kebutuhan orang lain.

Sejak manusia jatuh dalam dosa, sebenarnya sejak itu manusia menjadi egois, tidak peduli satu sama lain, mementingkan kepentingan sendiri, berjalan menurut keinginannya.

Karena focus hidupnya adalah diri sendiri dan hidupnya dipimpin oleh diri sendiri.

Manusia cenderung menjadi jahat, manusia cenderung lebih mementingkan dirinya sendiri, tidak memilik kepekaan terhadap sesama.

Hari ini kita akan sama – sama belajar bagaimana Maria menjadi sumber kegembiraan umat beriman. Menjadi sumber kegembiraan yang bagaimana ?

Apakah tidak pernah menyakiti hati orang lain ?

Apakah selalu menuruti apa kata orang ?

Apakah selalu setuju pada pendapat orang meskipun itu tidak benar ?

Apakah kitapun ikut kompromi dengan dunia ini supaya orang-orang suka sama kita ?

Bukan, bukan seperti itu.

Bunda Maria menjadi sumber kegembiraan umat beriman bukan dengan menggunakan kekuatan sendiri, yaitu kompromi dengan dunia ini, atau dengan memberikan sesuatu dengan motivasi kelihatan baik, tapi Bunda Maria menjadi sumber kegembiraan umat beriman dengan memiliki kepedulian terhadap kebutuhan sesama.

Ada beberapa hal yang dapat kita teladani dari Bunda Maria, yang dalam situasi dan kondisi apapun Bunda Maria memiliki keberanian mengikuti kehendak Tuhan sehingga menjadi berkat bagi sesama.

Kita lihat ayat 1, dikatakan pada waktu ada perkawinan di Kana Ibu Yesus ada di situ.

Artinya hal pertama yang dapat kita pelajari adalah senang bertemu dengan orang-orang.

Sdr senang bertemu dengan orang2x bukan untuk bergosip ria.

Bukan juga untuk membicarakan kejelekanan atau kekurangan suami kita atau untuk ngobrol2x yang tidak ada manfaatnya atau ngobrol2x porno…

Tapi senang berjumpa dengan orang2x di sini untuk menjadi berkat bagai orang2x yang kita jumpai.

Waktu saya masih menjadi Katolik KTP, tahu katolik ktp ?

Katolik tanpa pertobatan, saya senang bertemu dengan orang2x untuk membicarakan orang lain, kalau tidak bertemu di darat, ya saya telpon bisa ngobrol ngrasani orang sampai 1 jam lebih di telpon, sambil menertawakan kekurangannya……

Sdr masih banyak dari kita yang suka melakukan hal tsb.

Saya percaya di sini tidak ada ya, di luar sana……..

Bukan …. Bukan seperti itu

Lalu apakah kita dapat menjadi berkat kepada sesama kalau kita di rumah saja ?

Tidak bisa, ya bisa berkat bagi keluarga saja, belum menjangkau ke luar.

Ketiga ada perkawinan di Kana pada hari ke 3 Bunda Maria ada di sana.

Sdr YTK, masih banyak diantara kita yang masih kurang menanggapi undangan entah di lingkungan atau Wilayah.

Entah dengan alasan karena anak2x masih kecil, masih butuh diajari.

Atau suami yang belum pulang, atau tidak suka karena banyak ngomongnya….dsbnya,….

Ada seorang teman yang memberikan kesaksiannya pada saya, dulunya dia ini tidak pernah hadir dalam doa2x di lingkungan karena sibuk mengurusi anaknya walaupun anaknya cuma satu, tapi ya harus selalu dilayani, sp suatu ketika….

Yoshua, Musa dan Harun…..

Dia baru menyadari bahwa pertemuan2x ibadah seperti ini sangat dibutuhkan untuk saling menguatkan untuk saling menghibur dan meneguhkan.

Dalam Mat 28 : 19, karena itu pergilah…..

Ini adalah utusan dari Tuhan Yesus kepada murid2x Nya.

Utusan ini berlaku juga untuk kita semua, makanya setiap akhir Misa ingat….

Kita diutus untuk pergi…..

Kemana ? segala bangsa, artinya bukan kita harus pergi jauh2x, bukan tapi ya bukan juga kita di rumah saja, tapi disegala kesempatan.

Kita harus menyediakan waktu kita untuk berhubungan dengan siapa saja dengan segenap hati, karena apa ?

Tidak semua orang yang suka bertemu dengan orang2x dengan tujuan menjadi berkat bagi sesama, melainkan untuk kepentingan dirinya sendiri, untuk keuntungan dirinya sendiri, karena focus hidupnya adalah dirinya sendiri, sehingga setiap orang yang dijumpai merupakan obyek atau sasaran untuk keuntungan dirinya sendiri.

Lalu bagaimana supaya kita dapat menjadi berkat bagi sesama ?

Pada ay. 2 ……..

Kalau kita selalu mengundang Yesus dalam hidup kita maka akan membuat hidup kita diwarnai dengan penyangkalan diri dan pikul salib dengan demikian kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Sharing tentang B.Ridwandi….

Sdr bukan sekedar ke Gereja yang akan membuat kita menjadi berkat bagi orang lain.

Bukan juga sekedar memberi persembahan kita mengira dapat menyenangkan orang lain.

Kenapa ?

Banyak antara kita yang ke Gereja tapi belum memilki penghayatan yang benar sehingga hidupnya belum dapat menjadi berkat bagi sesama, memasuki halaman Gereja diaaam saja, tidak menoleh kanan kiri, lalu duduk juga tidak menyapa orang di sampingnya.

Begitu juga waktu pulang, belum keluar dari halaman Gereja, eh terjadi kemacetan atau mobil kita dihalangi kata2x umpatan keluarlah dari mulutnya.

Begitu juga dengan memberi persembahan atau memberi bantuan kepada sesama, saya masih melihat bagaimana dia memberlakukan orang tsb. seolah2x pembantunya yang bisa diperintah sewaktu2x.

Kenapa masih seperti itu ?

Karena focus hidupnya masih pada dirinya sendiri dan hidupnya dipimpin oleh dirinya sendiri.

Ada juga yang masih memisah-misahkan, kalau dalam pekerjaan dia mudah berkompromi, ya tentu sdr tahu bagaimana orang2x dunia dalam melakukan bisnis.

Tapi kalau hari Minggu atau kalau ada sesama yang tertimpa bencana dia juga tak segan2x membantu, saya percaya bantuannya tulus, kepeduliannya kepada sesama yang beriman tinggi sekali. Ini juga bukan seperti itu ya, menjadi berkat bagi sesama, tapi Tuhan mau kita menjadi berkat bagi sesama dalam situasi dan kondisi apapun juga serta dimanapun kita di tempatkan di situ Tuhan mau kita menjadi berkat bagi sesama.

Kenapa ? Mari kita lihat Yoh 15 : 16, ….

Karena Tuhan yang memilih kita dari semula untuk menerima keselamatan…….

Sdr tahukah ketika kita menjadi berkat bagi sesama siapa yang paling senang ?

Ya Allah Bapa di Surga, Yoh 15 : 8, …..

Dan Bunda Maria tahu itu.

Sebenarnya posisi Bunda Maria di pesta itu sebagai apa ?

Tamu, sebagai undangan kan ?

Harusnya kan dilayani, ya kan.

Tapi Bunda Maria tidak mencari keuntungan dirinya sendiri, diam2x ternyata Bunda Maria memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh si penyelenggara pesta itu.

Itu hal pertama yang dapat kita pelajari dari Bunda Maria senang bertemu dengan orang2x.

Itu hal pertama yang dapat kita pelajari dari Bunda Maria ialah senang bertemu dengan orang2x, untuk mewartakan kasih Allah yang sudah kita terima sampai orang2x tsb. juga mengalami kasih Allah seperti yang sudah kita alami.

Lalu apa lagi yang dapat kita pelajari dari perikop ini untuk kita meneladani Bunda Maria sebagai sumber kegembiraan umat beriman.

Kita lihat ya. 3-5….

Artinya Bunda Maria memiliki iman yang melihat.

Bagaimana kita dapat memilik iman yang melihat ?

Kita harus belajar melepaskan diri dari segala yang kita miliki.

Ketika Bunda Maria berkata kepada Yesus bahwa mereka kehabisan anggur lalu Tuhan Yesus menjawab apa ?

Sdr coba renungkan, seandainya sdr berkata sesuatu yang membutuhkan bantuan dari anak sdr dan anak sdr menjawab dengan kasar kepada sdr. Bagaimana perasaan sdr ?

Jengkel ? ya karena kamu itu siapa ? ya kan, kamu itu anak, saya ini ortu kok tidak sopan gitu jawabnya. Ya ?

Tapi Bunda Maria tidak seperti itu.

Bunda Maria tidak berkata kepada Yesus, eh aku ini ibumu yang melahirkan kamu dengan susah payah, kamu tidak tahu bagaimana perjuangan saya waktu harus melahirkan kamu ……, kok balasan kamu seperti itu….. tidak seperti kan ? kenapa ? karena

Dia sungguh2x sudah melepaskan dari segala miliknya sehingga hidupnya tidak terikat pada dunia ini, tapi Bunda Maria mengikat hidupnya hanya pada Tuhan.

Karena iman harus diimplementasikan.

Iman tanpa perbuatan sama dengan mati, seperti itu yang tertulis dalam FT. Artinya, iman kita tersebut tak berguna sama sekali. Biarpun tiap saat kita berdoa, beribadah kepada Allah, dan berbuat baik. Namun segalanya berlangsung dalam bentuk pasif. Tak ada gunanya!

Orang beriman pun harus mampu bertindak sesuai dengan imannya. Sebab, saat kita masih di dunia ini, segala sesuatu harus kita perbuat sendiri. Jangan cuma diam dan menunggu Allah berbuat. Bukankah kita memiliki talenta dan pengetahuan yang diberikan Allah. Gunakanlah semua itu semaksimal mungkin. Namun, fokusnya harus tetap dijaga, jangan menyimpang. Dengan demikian, kemuliaan Allah semata yang memancar dari segala perbuatan kita.

Contoh : Kalau kita berdoa .. percaya pada penyelenggaraan Tuhan, ya sikap kita juga harus mencerminkan apa yang kita percayai itu.

Dalam keimanan Kristen bukanlah hidup dalam pola memberi untuk menghapuskan kesalahan. Bukan seperti itu yang ada dalam konteks kekristenan. Apakah harta yang berasal dari hasil judi atau korupsi, lalu bisa kita bersihkan dengan menyumbang sebagian dari hasil perbuatan kotor tersebut. Sama sekali itu tak ada artinya. Karena, dasar dari keimanan kita bukan sekedar memberi sesuatu untuk memperoleh sesuatu. Apalagi kalau kita berpikir, menyumbang lalu dapat memperoleh pengampunan dari Allah. Itu sama sekali pemikiran yang salah.

Tiap orang Kristen harus memiliki iman yang konsisten dan aktif. Selain itu harus ada penyerahan diri yang total, sehingga karunia keselamatan yang dijanjikanNya dapat kita raih. Allah tak memerlukan harta benda dan perbuatan baik kita. Bukankah semua yang kita dapat di dunia ini juga berasal daripadaNya. Jadi, untuk apa itu semua. Tetapi, Allah lebih menginginkan sebuah pertobatan secara total, dan meletakkan firman Allah sebagai dasar berkata dan bertindak.

Iman itu juga bukan perasaan.

Sesungguhnya iman tidak timbul dari apa yang kita dengar tetapi dari pendengaran.

Contoh : kita dengar tentang gempa......

Bisa saja kita mendengar kebenaran namun belum tentu kita hidup dan menjalankan kebenaran itu. Jadi iman timbul karena pendengaran akan Firman Tuhan, bukan sekedar mendengar pengertian kata iman, di dalam Rm 10 : 17 mari kita lihat....

Banyak orang hanya puas mendengar kata iman dalam perasaannya saja.

Perasaannya yang telah mengatakan bahwa dirinya telah memiliki iman, dan seringkali perasaan inilah yang telah menipu diri kita, seolah – olah masih ada didalam iman yang benar di hadapan Bapa Surgawi.

Jadi iman yang sesungguhnya bukan didapat dalam perasaan, namun lebih ada didalam sikap hati dan gaya hidup kita di hadapan Tuhan.

Rasul Paulus di dalam Surat Rm 1 : 17 mengatakan .......

Sdr YTK kita sekalian tahu, bahwa iman yang menyelamatkan, adalah iman kepada Tuhan Yesus. Satu – satunya syarat yang diminta Allah untuk keselamatan itu.

Keselamatan kita datang sebagai kasih karunia dari Allah, dan dapat diterima oleh respon manusia hanya melalui iman. Sdr YTK kita bisa melihat pengertian iman itu yaitu ada 4 unsur yaitu iman itu berarti :

  1. Percaya dengan sungguh – sungguh kepada Tuhan Yesus yang tersalib dan bangkit sebagai Tuhan dan juruselamat pribadi, itu bisa kita lihat pada Rm 1 : 17, Rm 6:17, Ibr 10:22
  2. Iman meliputi pertobatan yaitu berbalik dari dosa dengan penyesalan yang mendalam kepada Allah melalui Yesus Kristus, ini bisa kita baca pada Kis 2:37-38.
  3. dan iman termasuk ketaatan kepada Yesus Kristus dan Firmannya dengan cara hidup yang diilhamkan oleh iman kita dan juga
  4. rasa syukur didalam Rm 16 : 26

Di dalam Rm 1:17 jelas ayat ini mau menjelaskan siapa yang hidup oleh iman tidak lain adalah orang benar,

Kita yang sudah percaya kepada Yesus Kritus, kita yang sudah lahir baru serta hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus.

Mereka inilah orang benar yang dimaksud oleh Bapa Surgawi, yang telah keluar dari kegelapan menuju terang Nya yang ajaib itu, disinilah dengan jelas dinyatakan bahwa orang benar adalah merupakan kebenaran Allah, menurut Alkitab orang benar yang telah lahir kembali akan memiliki gaya hidup atau cara hidup yang baik sebab itu didalam Ibr 10:38 dinyatakan bahwa ....

Banyak orang telah salah didalam memahami hidup oleh iman.

Mereka mengira kalau hidup oleh iman mereka tidak pernah mengalami kesukaran.

Tidak. Orang beriman maupun orang yang tidak beriman akan mengalami kesukaran hidup yang sama, namun ada perbedaannya Sdrku. Bahwa Bapa Surgawi dengan keMahakuasaan Nya akan memelihara orang benar lepas dari cengkraman masalah.

Jadi kita tidak boleh mengundurkan diri daripada iman, sebab Tuhan tidak akan pernah berkenan.

Sikap Bunda Maria sangat menunjukkan imannya.

Dia tetap percaya bahwa Yesus itu adalah Mesias.

Dia tetap percaya bahwa Anak yang dikandungnya itu benar2x anak Allah yang Maha Tinggi.

Dia tetap percaya bahwa Tuhan selalu memberkati.

Makanya ketika Yesus mejawab dengan “mau apakah….

Bunda Maria tidak putus asa, Bunda Maria tidak langsung patah semangat atau bingung mendengar jawaban Yesus.

Tapi dengan penuh iman dia berkata kepada para pelayan bahwa apa……

Dan terjadilah mujijat.

Sdr kalau kita memiliki iman, maka iman itu yang akan menggerakkan Kuasa Allah untuk mengerjakan apa yang menjadi kebutuhan hidup kita.

Seringkali dalam kehidupan ini, kita punya iman tetapi ketika kita melihat kenyataan yang ada, kita mulai bimbang, kita mulai cemas, bisa nggah saya keluar dari kenyataan ini ?

Apalagi sudah berdoa …. tapi tetap tidak ada jalan keluar……..

Peranan Iman dalam doa

Berdoa berarti memasuki hubungan pribadi dengan Tuhan di dalam iman. Oleh sebab itu, di dalam doa peranan iman sangat penting. Doa merupakan aktualisasi secara sadar hubungan kita dengan Allah. Seluruh hidup kita sebagai orang Kristen harus merupakan ungkapan dari hubungan pribadi dengan Allah, maka doa menjadi sangat penting dalam hubungan ini, yaitu hubungan dalam iman, harapan, dan cintakasih.

Semakin kita mengaktifkan iman, harapan, dan kasih maka doa itu akan semakin dalam. Dengan kata lain, semakin doa-doa kita ditopang dan dijiwai oleh iman, harapan, dan kasih, semakin dalam dan berartilah doa itu.

Kita hanya bisa mencapai Allah melalui iman. Iman memungkinkan kita untuk

mengerti misteri Allah karena tidak ada pengenalan Allah yang lebih dalam dari pada melalui iman.

Itu pelajaran ke 2 yang kita dapatkan yaitu memiliki iman yang melihat

Mari kita mau meneladani Bunda Maria dalam menjadi sumber kegembiraan umat beriman.

Dengan selalu senang bertemu dengan orang2x, mulai hari ini kita mau bangkit dan biarlah rohmu menyala2x dan layanilah Tuhan melalui kesaksian hidup kita sehingga dimanapun kita berada, kita membawa dampak dan pengaruh pada orang2x di sekitar kita.

Dalam segala situasi dan kondisi kita harus menjadi berkat bagi sesama, maka itu milikilah iman supaya ketika kita dalam pergumulan atau ketika kita ada pada tekanan2x hidup ini kita mau tetap semangat melayani Tuhan melalui kesaksian hidup kita dan akan tetap memiliki dampak dimanapun kita berada untuk menjadi berkat bagi sesama, karena kita percaya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dan kita akan selalu sadar bahwa ketika badai kehidupan datang kita tahu bahwa Tuhan tidak akan memberikan pencobaan yang melebihi kekuatan kita. Sdr mau mengalami ?

Read More ..