Kamis, 13 Mei 2010

Kasih Yang Sejati


14 Mei 2010

Kis 1 : 15-17,20-26 ; Yoh 15 : 9 – 17

Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi maka tuntutan hidup juga semakin tinggi, sehingga membuat orang cenderung menjadi egois dan tidak peduli pada sesama. Kekerasan dan kekasaran merupakan bagian hidup dari orang – orang masa kini, mulai dari anak – anak sampai pada orang dewasa. Seorang ayah menganggap kekerasan merupakan bagian untuk menjaga wibawanya, seorang istri menganggap kekerasan merupakan bagian agar tidak diinjak - injak oleh suami, sebagai orang tua menganggap kekerasan merupakan bagian dari pendidikan dan kedisiplinan, begitu juga dengan anak – anak menganggap kekerasan merupakan bagian supaya tidak diperlakukan seenaknya.

Coba kita renungkan, kalau setiap anggota keluarga kita menganggap kekerasan merupakan bagian untuk melindungi dirinya, bagaimana keadaan rumah tangga kita.
Oleh karena itu Injil hari ini berbicara kasih itu bukan tuntutan artinya kita tidak dapat menuntut orang lain untuk berbuat kasih terlebih dahulu, tetapi hendaklah dimulai dari kitalah yang terlebih dahulu untuk berbuat kasih, maka kasih itu akan mengubah situasi dan keadaan sehingga mempengaruhi orang – orang yang ada disekitar kita. Itulah kasih yang sejati, yang Tuhan inginkan pada setiap kita, karena kasih itu memberi bukan memberi sesuai dengan kehendak kita karena itu adalah tuntutan, tetapi menerima orang lain apa adanya. Memang itu tidak mudah, karena menuntut suatu pengorbanan total yaitu rela berkorban bagi orang lain. Seperti yang telah dilakukan oleh Yesus yang rela berkorban demi dosa – dosa manusia, itu Dia lakukan karena Dia sangat mengasihi manusia.

Allah adalah kasih, maka kalau kita sungguh – sungguh mau menuruti perintah-Nya, kita harus terus tinggal di dalam kasih-Nya agar kasih itu dapat memancar keluar dari kita untuk menjadi berkat bagi sesama. Tanpa kasih Tuhan maka hidup kita akan hampa karena kita melakukan sebagai kewajiban saja, tetapi sebaliknya dengan kita mengalami kasih Tuhan maka kita akan dapat saling mengasihi yang merupakan bagian dari gaya hidup orang – orang percaya. Oleh karena itu mari kita membiasakan diri untuk selalu berbicara kasih baik di dalam keluarga maupun dimanapun kita berada dalam berbagai situasi dan kondisi, sehingga dimanapun kita berada dapat mempunyai dampak bagi keadaan sekitarnya. Amin.
Read More ..

Kamis, 06 Mei 2010

Melalui Sesama Tuhan Memproses Kita

Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. (Ams 27 : 17)

Dalam perjalanan hidup untuk tetap bertahan dalam kebenaran merupakan perjuangan seumur hidup, tidak jarang kita mengalami sikap atau perkataan dari sesama yang dapat membuat kita sakit hati atau kecewa. Kalau kita tahu bahwa segala peristiwa yang kita alami dalam hidup ini bukanlah kebetulan, maka kita akan dapat menyikapi dengan kasih, dan ini membutuhkan kerendahan hati agar kita dapat menerima dengan hati yang penuh syukur.

Oleh karena itu, hendaklah kita senantiasa menyadari dan mempunyai pikiran yang positip atas peristiwa – peristiwa yang kita alami. Sehingga kita akan selalu menyikapi dengan pikiran yang jernih dan hati yang penuh cinta agar sikap atau perkataan yang keluar dari diri kita baik adanya dan tidak menyakiti sesama.

Sebagai manusia kita tidak mampu menghadapi semua ini dengan kekuatan kita sendiri, oleh Karena itu hendaklah kita memohon bantuan rahmat-Nya yang akan memberikan kita kemampuan dan kekuatan di dalam DIA. Sehingga apapun yang kita alami melalui sesama, kita akan tetap dapat melakukan kebenaran. Karena kita tahu bahwa besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya, artinya melalui sesama Tuhan akan membuat kita supaya semakin hari semakin kuat, dan melalui sesama yang Tuhan pakai untuk membentuk kita agar kita semakin bertambah kepercayaan melalui iman kita di dalam DIA.

Tuhan terima kasih, untuk kasih karunia-Mu yang Kau berikan kepada aku, sehingga memampukan aku untuk tetap melakukan kebenaran dalam segala peristiwa hidupku. Karena melalui sesama Engkau akan membentuk aku semakin kuat dan agar aku memiliki iman yang tidak tergoyahkan. Amin
Read More ..

Kasih Memerlukan Pengorbanan & Kesiapan Untuk Taat


7 Mei 2010

Kis 15 : 22 – 31 ; Yoh 15 : 12 – 17

Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat – sahabatnya”

Masih ada orang yang berpendapat bahwa kasih itu sama dengan kebaikan, artinya kalau tidak ada masalah disitu ada kasih, semua berjalan lancar, segalanya baik – baik saja itulah kasih. Ada juga yang berpendapat bahwa kasih itu memberi sesuai dengan yang diinginkan, artinya menuntut orang lain untuk melakukan sesuai dengan harapannya atau juga menuruti segala keinginannya karena kita mengisihinya atau karena kita tidak tega menolaknya.

Hari ini, Injil mengajak kita bahwa kasih itu memerlukan pengorbanan. Hanya karena ketaatan kita dapat berkorban. Kalau bicara tentang ketaatan, kita berbicara tentang kaharusan bukan berbicara mengenai suka atau tidak suka. Karena mengasihi itu berarti siap berkorban, mengasihi itu bukan berarti balas budi karena dia sudah baik pada kita, mengasihi itu juga bukan karena kita ingin menyenangkan hati orang, sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak dapat mengasihi, siapapun yang kita hadapi, bagaimanapun karakter orang yang kita hadapi, karena kasih memerlukan pengorbanan.

Maka mari, kita memulai dari diri kita terlebih dahulu untuk melakukan kasih dalam kehidupan kita sehari – hari, seberapa besar masalah yang kita hadapi, seberat apapun tantangan yang kita hadapi kita tetap mau taat untuk melakukan kasih, karena ketika kita berbuat kasih maka mungkin kita tidak dapat mengubah situasi atau kenyataan yang ada tetapi yang pasti kita akan memperoleh damai dan suka cita dari-Nya.
Bapa sudah mengorbankan Yesus Putra-Nya untuk menebus dosa – dosa kita, itu karena Bapa sangat mengasihi kita, maka Tuhan katakan tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang menyerahkan nyawanya untuk sahabat – sahabatnya. Artinya kasih itu memberi, memberi bukan untuk kepentingan diri kita pribadi tetapi memberi karena kita sudah mengalami kasih dari Tuhan dan kita mau menyalurkan kasih itu kepada sesama agar merekapun mengalami kasih-NYA yang akan membawa perubahan dalam segala aspek kehidupan. Amin
Read More ..

Kasih Adalah Teladan Yang Diberikan


6 Mei 2010

Kis 15 : 7 – 21 ; Yoh 15 : 9 – 11

Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu”

Dunia ini telah berubah makin hari makin keras, sehingga membuat orang – orang menganggap kekerasan adalah bagian dari untuk menyelamatkan dirinya, pendidikan dan kedisiplinan serta supaya dihormati dsb, makanya kasih harus kembali ada di tengah – tengah kita, karena dimana ada kasih di sana ada damai sejahtera, dimana ada kasih di sana ada sukacita dan kasih yang sempurna hanya kita dapat di dalam Yesus Tuhan kita.

Oleh karena itu kasih bukan hanya merupakan perintah dari Tuhan tetapi kasih juga merupakan teladan yang diberikan. Ibarat penyakit menular itulah kasih, ditengah – tengah situasi keras dan kasar, kalau ada satu orang diantaranya berbuat kasih maka kasih itu akan membawa perubahan pada orang – orang di sekitarnya. Maka, kasih itu harus dimulai dari diri kita, siapapun kita, bagaimanapun situasinya haruslah diri kita terlebih dahulu yang menerapkan kasih itu, sehingga akan memberikan dampak pada orang – orang di sekitar kita.

Kita tidak dapat menuntut orang lain untuk berbuat kasih, karena kasih itu adalah teladan yang diberikan. Kita tidak dapat mengubah orang lain, kita juga tidak dapat mengubah keadaan, tetapi kalau kita yang berubah atau dengan kata lain kita terlebih dahulu berbuat kasih maka keadaan akan berubah, karena kasih itu membawa pemulihan, kasih itu memberikan semangat yang baru serta kasih itu akan menumbuhkan iman kepercayaan kita, sehingga kasih adalah iman yang terlihat yaitu melalui perbuatan kita yang menunjukkan kasih.

Sebesar apapun masalah yang dihadapi, sudah banyak cara yang dilakukan tetapi masih belum terlihat hasilnya, mari kita nyatakan kasih maka kasih akan menghantar seseorang dapat berjumpa dengan Tuhan, kasih juga akan mengerjakan mujijat bagi yang melakukannya. Maka kasih itu sangat penting dalam hidup seseorang, dan ketika kita tahu kasih itu penting, mengapa kita tidak memberikan kasih itu ? Yesus sudah memberikan teladan kepada kita, melalui penderitaan dan wafat-Nya di atas kayu salib, itu DIA lakukan karena DIA sungguh – sungguh mengasihi kita, supaya kita terbebas dan menjadi manusia yang merdeka di dalam DIA. Amin.
Read More ..

Rabu, 05 Mei 2010

Bersatu Dengan Yesus


5 Mei 2010

Kis 15 : 1 – 6 ; Yoh 15 : 1 – 8

Perkembangan dunia dewasa ini sangatlah pesat, banyak tawaran dan fasilitas yang diberikan kepada manusia dengan tujuan untuk mempermudah gerak manusia, untuk membuat manusia merasa nyaman, sehingga tanpa disadari dampaknya adalah membuat manusia menjadi sombong dan kurang bersosialisasi dengan sesama, karena semua sudah terpenuhi sehingga pada akhirnya manusia tidak dapat menlihat arti dan makna hidup yang sebenarnya dengan demikian secara perlahan akan mengesampingkan Tuhan.

Yesus hari ini mengajak kita agar kita selalu melekat pada-Nya, karena DIA adalah pokok anggur sedangkan kita adalah ranting – ranting-Nya, kalau memang demikian, kita sebagai ranting tidak akan dapat hidup kalau tidak menempel pada pokok anggur, oleh karena itu dalam hidup sehari – hari, kita tidak dapat hidup dengan mengandalkan diri kita sendiri, karena kita sebagai manusia ini serba terbatas.

Lalu untuk dapat berbuah sebagai ranting harus dibersihkan supaya berbuah lebih banyak. Begitu juga dalam hidup kita sehari – hari pasti akan mengalami masalah, problem dan tantangan, kita tidak dapat mengatasi semua itu dengan menggunakan kekuatan sendiri, tetapi sebaliknya kalau kita bersatu dengan Yesus, maka apapun yang kita hadapi Dia akan membantu kita, yang memampukan kita untuk melalui semuanya itu. Karena justru melalui tantangan di kehidupan ini Tuhan hendak memproses kita supaya semakin kuat di dalam DIA. Oleh karena itu marilah kita dengan sungguh – sungguh mengambil keputusan untuk menyerahkan diri bersatu dengan DIA dalam seluruh langkah – langkah hidup kita sehingga segala keterbatasan dan kelemahan kita akan dilalui-Nya dan kita menghasilkan buah iman yang berlimpah.
Amin.
Read More ..