Minggu, 28 November 2010

Iman Yang Penuh Harap

29 Nopember 2010

Yes 4 : 2 – 6 ; Mat 8 : 5 – 11

Tidak jarang orang mempunyai tanggapan kalau iman akan dapat membuat Tuhan melakukan segala sesuatu menurut waktu saya atau, iman akan membuat Tuhan melakukan segala sesuatu menurut kehendak saya. Tanggapan – tanggapan ini tidaklah tepat, karena Firman Tuhan berkata “Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya. Oleh karena itu sebaliknya iman akan membuat kita mengetahui apa yang menjadi kehendak Tuhan, iman akan membawa kita mengetahui waktu-Nya Tuhan dan membuat kita taat dan setia menunggu waktu-Nya Tuhan.

Karena iman berbicara mengenai saat ini, dimana ketika kita berani melangkah sesuai dengan iman maka Tuhan yang akan menopang kita.  Iman tidak juga berbicara apa yang kita lihat, tetapi iman menyangkut tentang apa yang kita harapkan. Nah kalau iman berbicara mengenai saat ini atau sekarang, sedangkan pengharapan berbicara mengenai masa yang akan datang. Dari sini kita mengetahui bahwa iman dan pengharapan adalah dua hal yang harus ada pada setiap orang percaya, dan pengharapan kita ada pada Kristus Tuhan kita.

Injil hari ini memberitakan tentang iman yang penuh harap dari seorang Perwira yang hambanya sakit lumpuh, dengan penuh harap perwira ini sangat nyakin hanya melalui perkataan-Nya hambanya akan sembuh meskipun Yesus tidak mengunjunginya.
Seringkali dalam kehidupan kita kita percaya kepada-Nya, tetapi ketika masalah – masalah yang kita hadapi tidak segera berlalu dari kita, maka hilanglah pengaharapan kita. Iman yang penuh harap adalah iman yang aktif, artinya ada tindakan seperti yang telah dilakukan oleh Perwira, walaupun Perwira ini tahu kekuasaan Yesus, tetapi ada usaha yang dia lakukan untuk dapat berjumpa dengan Yesus dan memohon kepada-Nya agar Yesus menyembuhkan hambanya.

Mari, apapun yang kita alami hari ini, meskipun kenyataan yang kita hadapi tidak sesuai dengan harapan kita, kita tetap percaya bahwa Tuhan akan memberikan kemenangan kepada kita Meskipun mungkin ada doa – doa kita yang belum terjawab, kita tetap percaya bahwa Tuhan sedang merancangkan sesuatu yang lebih indah untuk kita.
Dengan demikian dalam segala situasi dan kondisi kita akan tetap penuh iman bahwa DIA menjadikan segala sesuatu indah pada waktu-Nya dan hari depan yang penuh pengharapan sudah DIA sediakan bagi kita. Amin


Read More ..

Selasa, 02 November 2010

Mengapa Orang Katolik Mendoakan Arwah ?

Bertepatan dengan Hari Arwah Gereja Katolik yang jatuh pada tanggal 2 Nopember. Pada hari tersebut kita sebagai umat Katolik diajak secara khusus meluangkan waktu untuk mendoakan arwah-arwah sanak-saudara, dan orang-orang lain yang telah mendahului kita. Doa-doa tersebut akan membantu arwah-arwah yang sedang berada di Api Penyucian untuk mendapatkan pengampunan dosa dari Tuhan, sehingga mereka bisa masuk ke Surga.

Seringkali kita sebagai umat Katolik mendapat pertanyaan, mengapa orang Katolik mendoakan sanak saudara atau orang yang sudah mendahului kita. Bukankah orang mati dan kita sudah tidak ada hubungannya lagi, dan bukankah setiap orang yang sudah percaya dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan juruselamatnya sudah mendapat jaminan hidup yang kekal. Apakah itu alkitabiah ?

Menurut Kitab Suci
Dalam Perjanjian Lama berdoa bagi orang mati terdapat di 2 Makabe 12 : 38 – 45.
Perikop ini mengisahkan bahwa ditemukan jimat – jimat dalam jubah pada orang – orang yang gugur dalam perang suci yang dipimpin oleh Yudas Makabe.
Maka segeralah mereka semua yang ada di tempat itu memuliakan Tuhan dan berdoa memohon Tuhan menghapuskan dosa-dosu mereka semua serta dikumpulkan uang untuk dikirimkan ke Yerusalem supaya para Imam di Bait Alah mempersembahkan korban penghapusan dosa bagi mereka gugur itu. Yudas dan anak buahnya melakukan ini karena mereka percaya bahwa mereka yang gugur itu akan bangkit.

Dalam Sirakh 7 : 33 juga dituliskan bahwa “Hendaklah kemurahan hatimu meliputi semua orang yang hidup, tapi orang matipun jangan kau kecualikan pula dari kerelaanmu”. Ayat ini mempunyai pengertian bahwa bantuan melalui doa – doa dan persembahan kepada orang yang sudah mendahului kita tidak akan sia-sia, karena itulah bentuk perhatian dan bantuan kita secara rohani kepada mereka.

Kedua kitab tsb. di atas termasuk dalam kelompok Kitab Deteurokanonika yang tidak diakui oleh Gereja Kristen Protestan. Di sinilah letak perbedaannya.

Dalam Injil Matius 12 : 32 “ Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia ( manusia Yesus), ia masih diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus. Ia tidak akan diampuni. Di dunia ini tidak di dunia akan datangpun tidak”.

Ayat ini mempunyai arti bahwa jika seseorang menentang Roh Kudus maka dia tidak akan diampuni baik di dunia ini juga di dunia akan datang, artinya masih ada dosa-dosa yang bisa diampuni di dunia yang akan datang, ini menunjukkan masih ada harapan bagi orang yang sudah meninggal kalau orang tersebut belum di Surga atau di neraka, mereka ini masih di api penyucian (Purgatory).
Karena keadaan orang yang sudah di Surga atau di neraka sudah tidak bisa diubah lagi atau didoakan.

Apa yang harus kita lakukan ?
Dalam Ajaran Gereja Katolik kita mengenal adanya indulgensi.
"Sebuah indulgensi adalah sebagian atau penuh sesuai dengan apakah indulgensi tersebut menghapuskan sebagian atau segenap hukuman sementara yang disebabkan oleh dosa." Indulgensi bisa dikenakan kepada orang hidup maupun orang yang sudah meninggal." (Katekis Gereja Katolik nomor 1471).
Indulgensi adalah penghapusan sebagian atau seluruh hutang dosa di hadapan Tuhan atas hukuman sementara akibat dosa-dosa yang sudah diampuni serta untuk memulihkan luka-luka jiwa kita yang diakibatkan oleh dosa.
Tuhan lah yang memberikan wewenang kepada Gereja untuk memberikan indulgensi melalui perbuatan dan doa kita, kita boleh memperoleh indulgensi.
Nah melalui indulgensi yang kita terima dapat membantu jiwa – jiwa di api penyucian supaya mereka cepat tiba di Surga.

Timbul pertanyaan bukankan kita sudah memperoleh pengampunan dosa melalui Sakramen Tobat ?
Bahwa sejak kejatuhan manusia pertama dalam dosa, maka manusia cenderung melakukan dosa, dan setiap dosa itu melukai jiwa kita yang mengakibatkan manusia sulit menghindari dari perbuatan dosa yang sama di masa mendatang. Melalui Sakramen Tobat kita mendapat pengampunan dosa dengan penitensi, tetapi akibat dari dosa pada jiwa kita masih ada, dan tidak dapat kita rasakan / lihat. Maka jiwa kita harus dibersihkan, baik ketika kita masih hidup di dunia ataupun kelak kita meninggal.
Tuhan melalui Gereja-Nya menyediakan bonus yang disebut indulgensi melalui doa dan silih yang kita lakukan

Bagaimana cara menghindari Api Penyucian ?
Santo Paulus dalam 1 Kor 3 : 10 – 15 menekankan betapa pentingnya bagi kita untuk memiliki dasar yang kuat dalam membangun bangunan rohani supaya tahan uji. Dasar yang kuat itu adalah Yesus Kristus sebagai pedoman hidup kita. Kalau kita bangunan hidup kita tidak di atas dasar yang kuat yaitu Yesus Kristus maka bangunan kita tidak akan tahan uji oleh api.
Kita membangun bangunan rohani melalui hidup sehari-hari dengan sungguh – sungguh memperbaiki diri mulai dari hal – hal yang kecil (berpikiran negative, bohong demi kebaikan, membandingkan diri dengan orang lain, bersikap keras / kasar terhadap orang lain, menyakiti hati orang lain dsb.). Mengapa ? karena hal-hal yang kecil sering kita tidak memperhatikan karena kita pikir tidak penting, tetapi Tuhan mencatat semuanya, sekecil apapun yang kita lakukan semuanya tercatat oleh Tuhan.
Dimana bangunan kita akan diuji oleh Tuhan ?
Bangunan hidup kita akan diuji di Api Penyucian (Purgatory). Oleh karena itu selagi kita masih hidup di dunia, inilah kesempatan kita untuk terus memperkuat dasar bangunan kita dalam Yesus Kristus dengan selalu belajar dan berusaha hidup sesuai kehendak-Nya, selain itu untuk sanak saudara dan orang – orang yang sudah mendahului kita, sepatutnyalah kita mendoakan supaya mereka segera masuk ke Surga, dengan demikian kelak merekapun akan berdoa bagi kita.
Read More ..

Jumat, 10 September 2010

Mengapa Maria yang dipilih ?


8 September 2010

Rm 8 : 28 – 30 ; Luk 1 : 1 – 16, 18 – 23

Yang Pertama karena Maria meng amin-i dan meng iman-i
Maria saat itu belum bersuami, masih bertunangan dan sudah menjadi tradisi Yahudi, walaupun mereka sudah bertunangan tetapi mereka masih belum boleh bersama – sama, meskipun hanya berjalan bersama saja tidak diperkenankan, apalagi kalau sampai hamil diluar nikah hukumannya adalah rajam.
Coba kita renungkan bagaimana perasaan Maria saat itu, apakah Maria tidak takut dengan situasi dan kondisi, hamil diluar nikah serta apalagi bukan dari Yusup tunangannya, apa kata Yusup nanti ?
Tetapi Maria tidak ada perasaan takut sama sekali karena Maria meng-amini apa yang Tuhan kehendaki, karena Maria sangat mengetahui kehendak Allah, Maria percaya kepada rencana Allah, maka itu Maria bisa mengamini apa yang akan Tuhan kerjakan bagi dirinya.

Roh Kudus yang bekerja dalam diri Maria yang memberikan keberanian mengamini dan mengimani. Persoalan dari banyak kita, kita tahu Tuhan merancangkan yang baik buat kita, kita tahu Tuhan sudah menyediakan hari depan yang penuh harapan, rancangan damai sejahtera, tetapi ketika situasi dan keadaan tidak seperti yang tidak kita harapkan apakah kita berani mengamini dan mengimani ?
Ketika anak-anak kita bertumbuh tidak sesuai dengan harapan kita, apakah kita berani mengamini dan mengimani ?
Ketika kehidupan keluarga kita tidak seperti yang kita rencanakan, ketika pasangan hidup mulai macam - macam, ketika ada masalah dengan pekerjaan, atau ada masalah dengan keuangan, apakah kita berani mengamini dan mengimani seperti Maria ?

Satu hal kenapa Maria begitu percaya kepada Tuhan dan berani mengamini, karena Maria bergaul erat dengan Allah, sehingga Maria tahu benar apa yang Allah kehendaki untuk dia lakukan, Maria tahu benar bahwa apa yang dikerjakan Allah selalu mendatangkan kebaikan,Maria tahu benar bahwa Allah turut bekerja sama untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm 8:28), Maria tahu benar bahwa dia harus tunduk pada otoritas Allah serta membiarkan Allah yang memimpin seluruh kehidupannya.

Bagaimana kita hidup hari - hari ini ? apakah kita sudah mempunyai hubungan yang baik dengan Allah, apakah kita sudah menyediakan waktu untuk menjalin hubungan dengan Allah secara rutin ? kalau kita sudah mempunyai hubungan yang baik dengan Allah kitapun akan mengetahui apa yang Allah kehendaki untuk kita lakukan, dan kita akan berani mengamini dan mengimani seperti Maria. Amin.
Read More ..

Minggu, 05 September 2010

Hal Berpuasa

3 September 2010

1 Kor 4 : 1 – 5 ; Luk 5 : 33 – 39

3 hal penting dalam kekatolikan kita adalah doa, puasa/pantang dan beramal.
Ke-3 hal ini sangat berhubungan erat dan saling menunjang agar kehidupan rohani kita dapat terpelihara dengan baik.
Doa yang hangat akan menjadi semakin kuat apabila ditunjang dengan puasa dan amal, karena relasi dengan Tuhan harus nampak dalam tindakan lahir yakni puasa dan amal.
Puasa akan lebih bermakna kalau didukung oleh doa dan amal.
Demikian halnya dengan amal yang kalau dilaksanakan tanpa dukungan doa dan puasa, akan menjadi tindakan manusiawi semata mata dan tidak bernilai rohani.

Dewasa ini doa dan amal lebih banyak dibicarakan tetapi sangat kurang kita berbicara tentang puasa. Kesannya bahwa puasa adalah suatu kegiatan yang tidak zamannya lagi. Kesan seperti ini adalah suatu pikiran yang keliru. Selama doa dan amal dilaksanakan, puasa masih tetap harus juga dilaksanakan karena tanpa puasa, doa dan amal kita tidak sempurna ataupun kalau dilaksanakan, puasa itu dilaksanakan sebagai suatu tindakan untuk menjaga kesehatan, memelihara kebugaran jasmani tanpa berpikir bahwa puasa yang paling utama adalah suatu tindakan rohani demi kehidupan rohani kita.

sampai hari ini ada banyak perdebatan dalam Kekristenan, tentang apakah orang percaya perlu berpuasa ?
Apakah anak – anak Tuhan harus berpuasa ?
Apakah orang yang percaya kepada Yesus harus berpuasa ?
Kan itukan peraturan Perjanjian Lama, ada juga yang berkata kan Yesus tidak pernah mengajarkan secara khusus tentang puasa.

Injil hari ini berbicara kelihatannya murid – murid Yesus secara khusus memang tidak berpuasa, dan Yesus mengajarkan bahwa selama mempelai ada bersama-sama dengan mereka, mereka memang tidak berpuasa, karena Aku yang mengajar mereka langsung, Aku yang bekerja secara pribadi buat hidup mereka, Aku begitu akrab, begitu lekat, begitu dekat dengan mereka, tetapi ketika Aku pergi, maka mereka harus berpuasa.
Jadi dari sini jelas bahwa Yesus adalah Tuhan yang mengajar tentang puasa bagi setiap orang percaya, sehingga puasa bukan sekedar ajaran Perjanjian Lama, tetapi justru puasa adalah ajaran bagi mereka yang menantikan Kristus untuk datang kembali sebagai mempelai laki-laki yang akan menjemput kita sebagai mempelai wanitanya.
Pada ayat 35 jelas dikatakan tetapi waktunya akan datang bahwa mempelai akan diambil dari mereka inilah saatnya Yesus kembali ke Surga, dan pada waktu itulah mereka atau kita akan berpuasa

Puasa adalah mutlak diperlukan mengapa ?

Yang pertama, karena berpuasa adalah salah satu cara untuk lebih akrab dengan Tuhan.
Jadi puasa bukan sekedar kegiatan agamawi belaka, puasa bukan sekedar dilakukan karena dituliskan dalam Taurat, tanpa kita mengerti maknanya, tetapi Yesus menjelaskan bahwa puasa adalah cara untuk kita lebih akrab dengan Tuhan.
Puasa bukan aksi mogok makan di hadapan Tuhan karena belum mendapat jawaban doa atau karena ada dalam masalah atau pergumulan. Kalau demikian sepertinya dengan puasa kita memaksa Tuhan untuk melakukan apa yang kita kehendaki, sebaliknya dengan berpuasa memaksa kita untuk berjalan lebih dekat dengan Tuhan, memaksa kita untuk tidak terikat pada hal – hal duniawi, memaksa kita untuk tidak terikat pada kesenangan – kesenangan daging, dan mulai memaksa daging kita tunduk pada kuasa Tuhan untuk mengalami kasih Tuhan. Itu sebabnya Yesus berkata selama Aku bersama – sama dengan kamu, kamu tidak perlu berpuasa kenapa ?
Karena Aku sendiri sudah akrab dengan kamu, Aku sendiri sudah dekat dengan kamu,
Tetapi pada saatnya Aku pergi, pada saatnya engkau tidak mengerti apa maksud-Ku, Roh Kudus berbicara dan hati kita terlalu keras untuk memahaminya, pada saat itu engkau perlu berpuasa :

Supaya kita bisa mendengar suara Roh Kudus lebih jelas.
Supaya kita lebih mengerti apa kehendak Tuhan.
Supaya kita berjalan dalam jalan Tuhan.
Supaya kita mengerti apa yang Tuhan kehendaki dalam langkah – langkah perjalanan hidup kita.
Jadi jelas kalau kita mau lebih akrab dengan Tuhan maka mutlak harus berpuasa.

Ada banyak orang yang mempunyai pendapat yang berbeda tentang cara berpuasa, tetapi apapun pendapat orang, yang penting tujuan puasa adalah menyalibkan daging dan segala kebiasaan dan kesenangannya supaya kita lebih akrab dengan Tuhan, untuk mengingat bahwa manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulutnya Allah, itu berarti selama masa puasa kita harus :

- Lebih banyak membaca dan merenungkan Firman Tuhan
- Selalu komunikasi dengan Tuhan (dalam doa)

Yang kedua adalah tanda kehidupan yang sedang diasah dan diperbaharui.
Yesus mau menjelaskan kita berpuasa bukan sekedar karena kita mempunyai keinginan daging lalu kita paksakan dengan puasa kita supaya keinginan daging kita bisa terpenuhi,
Ini yang Yesus bilang kamu mengisi anggur baru pada kantong kulit yang lama, sedangkan Yesus mau menjelaskan kita puasa sebagai tanda bahwa kehidupan kita mau diperbaharui, hal – hal yang tidak beres dibersihkan, kantong – kantong tua adalah pemikiran – pemikiran yang tak berkenan sama Tuhan, hal – hal duniawi, hal – hal daging dibereskan dari hidup kita sehingga kita dapat anggur baru dapat kantong kulit yang baru. Kehidupan yang diperbaharui dan kita dapat berkata bahwa hidupku bukannya aku lagi tapi Kristus yang hidup dalam aku.

Dan yang ketiga puasa bukan sekedar tindakan rohani tanpa pengertian.
Bukan sekedar orang lain berpuasa kita juga berpuasa.
Bukan sekedar Alkitab bilang harus puasa maka kita puasa
Tetapi perlu ada pemahaman yang dalam bahwa dengan puasa saya ingin mengenal Kristus lebih sungguh – sungguh lagi, bahwa dengan puasa saya mau melepaskan kebiasaan – kebiasaan yang buruk, bahwa dengan puasa saya mau bebas dari ketrikatan emosi, benci, dendam, amarah supaya saya dapat berkata kemuliaan Kristus terbit atas saya. Amin
Read More ..

Hikmat Dari Tuhan

2 September 2010

1 Kor 3 : 18 – 23 ; Luk 5 : 1 – 11

Simon adalah seorang nelayan yang handal dan professional, ketika Yesus menyuruh dia untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam untuk menangkap ikan, tentulah Simon langsung berkata bahwa semalaman dia sudah bekerja keras dan tidak mendapatkan hasil. Simon sangat tahu waktu yang tepat untuk menangkap ikan karena dia sudah berpengalaman. Tidak jarang kita pun demikian, seringkali kita mengukur segala sesuatu dengan hal – hal yang ada di dunia ini, sesuai dengan kenyataan yang ada.

Tuhan hendak mempercayakan perkara – perkara yang besar kepada kita. Kalau kita berjalan sesuai dengan pemikiran dan kebiasaan dunia, maka apa yang Tuhan harapkan tidak segera terealisasi dalam kita. Terkadang apa yang kita lihat tidak sesuai dengan yang kita harapkan, tetapi hendaklah kita tetap berjalan sesuai dengan kehendak-Nya, karena ada maksud dan tujuan Tuhan yaitu agar kita semakin memuliakan Dia dan menjadi berkat bagi orang lain.

Oleh karena itu dalam segala situasi dan kondisi kita mempunyai penguasaan diri yang baik, karena orang yang menguasai diri melebihi daripada seorang perebut kota, artinya ketika kota berhasil direbut pasti ada korban jatuh, setiap kota yang dimenangkan pasti ada korban jatuh tetapi sebaliknya orang yang menguasai diri dia menang tanpa korban, sehingga meskipun dalam masa kesukaran kita tetap menjadi berkat bagi orang lain.

Dunia membutuhkan apa yang dapat dilihat oleh mata jasmani maka hendaklah kita senantiasa menjaga sikap dan tutur kata kita, agar dunia dapat menerima dan mengalami kasih Yesus yang sudah ada dalam kita. Amin

Read More ..

Selasa, 31 Agustus 2010

Menanggapi Rahmat Tuhan


01 September 2010

1 Kor 3 : 1 – 9 ; Luk 4 : 38 – 44

Tuhan senantiasa mencurahkan rahmat-Nya dalam hidup kita dengan kadar dan bentuk yang berbeda – beda, namun seringkali kita tidak menyadari dan mengakui sehingga rencana Tuhan tidak segera tergenapi dalam diri kita. Apa yang kita miliki akan menjadi berkat bagi orang lain, apa yang tidak kita punyai akan kita dapatkan dari orang lain.

Dengan mengetahui tujuan Tuhan menciptakan kita agar kita berkarya sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya maka kita akan menjawab “ya” untuk setiap panggilan Tuhan. Karena Tuhan selalu memberikan kehendak bebas kepada manusia, pilihan ada di tangan kita dalam menanggapi panggilan-Nya. Oleh karena itu siapapun kita dapat menanggapi panggilan-Nya, Dia tidak menuntut kita sempurna terlebih dahulu, karena kemampuan kita berasal dari Dia. Dengan demikian tanpa Tuhan kita tidak berharga, karena manusia itu terbatas, apa yang kita miliki semuanya sifatnya sementara dan ditengah – tengah keterbatasan kita masih dapat berkarya.

Berkarya bukan karena kita hebat, berkarya bukan karena kita mampu, berkarya karena kita manusia berdosa yang telah ditebus dan diangkat oleh Tuhan. Seperti halnya Ibu Mertua dari Petrus, begitu mengalami kesembuhan Ibu ini langsung melayani orang – orang yang ada disekitarnya, karena Ibu sudah menyadari bahwa dia telah disembuhkan oleh Tuhan.

Bagaimana dengan kita ?
Mari kita menyadari panggilan Tuhan untuk memuliakan DIA dan menjadi berkat bagi orang lain secara maksimal, yaitu bagaimana orang dapat mengenal Tuhan melalui hidup kita. Amin
Read More ..

Selasa, 17 Agustus 2010

Bertahan Sampai Kesudahannya

18 Agustus 2010

Yeh 34 : 1 – 11 ; Mat 20 : 1 – 16a

“Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir”

Hari – hari yang kita lalui semakin keras, penuh tantangan dan godaan.
Tidak jarang kita terbuai dengan nikmat dunia yang tanpa kita sadari masuk secara perlahan dalam kehidupan kita, yang akhirnya membuat kita terjerat didalamnya.
Seringkali kita gagal karena tawaran kenikmatan dunia yang begitu menggiurkan dan membuatnya menjadi terlena.

Bahwa hari – hari yang akan kita lalui masihlah panjang.
Apa yang kita capai hari ini seharusnya esok lebih baik lagi.
Untuk dapat bertahan makin hari makin indah dan lebih baik lagi, dibutuhkan kesetiaan untuk bertahan dalam kebenaran-Nya.

Melalui Injil hari ini kita mengetahui bahwa manusia mudah jatuh dalam dosa, sangat rapuh. Sehingga inilah yang menghambat kita untuk bertahan dalam kebenaran.
Tidak mudah menghadapi dunia sekarang ini, dimana perubahan dalam segala bidang sudah sedemikian pesatnya, dan ini semua terjadi untuk memberikan tawaran kepada manusia akan kenikmatan dan kemudahan hidup. Tetapi hendaklah kita sebagai orang percaya harus menyikapinya dengan bijak dan penuh hikmat dari Tuhan, supaya kita tidak terjerat didalamnya.

Oleh karena itu tetaplah mempunyai relasi secara pribadi dengan Tuhan, agar kita tetap bertahan sampai kesudahannya. Mari kita memanfaatkan perkembangan – perkembangan yang ada untuk memuliakan Dia dan menjadi berkat bagi orang lain.
Karena orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat. Amin
Read More ..

Selasa, 20 Juli 2010

MEMELIHARA HATI



21 July 2010

Mat 13 : 1 – 9

Injil hari ini bercerita tentang pertumbuhan dan berkembangan dari benih.
Agar benih yang ditabur dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang baik dan banyak, dibutuhkan tanah yang baik dan banyak supaya dapa berakar kuat.
Karena benih tidak dapat tumbuh dengan baik, diatas tanah yang bercampur batu, karena tanahnya kurang sehingga tidak berakar dan meskipun sempat tumbuh tetapi cepat layu, begitu juga kalau disekitarnya banyak semak duri yang cukup besar, karena ketika benih itu tumbuh dia tidak dapat berakar dengan baik karena tempatnya tidak cukup sehingga akhirnya juga akan mati, apalagi kalau di atas batu, pasti tidak dapat tumbuh.

Melalui perumpamaan ini, Tuhan mengajak kita untuk senantiasa memelihara hati kita.
Karena hati adalah sumber dari segala sesuatu, kalau hati kita baik maka yang keluar dari ucapan, pikiran maupun sikap kita pasti baik, tetapi sebaliknya kalau hati kita negative (iri hati, jengkel, dengki dsb) pasti yang keluar dari pikiran kita juga yang negative. Oleh karena itu mari kita memelihara hati kita dengan merenungkan Firman Tuhan setiap hari, agar yang keluar dari pikiran dan sikap kita hal – hal yang positive yang dapat membangun, memberikan peneguhan, memberikan kekuatan dan penghiburan serta membangkitkan semangat yang baru kepada sesama yang membutuhkan. Dengan demikian kita memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi orang lain.

Rasul Paulus mengatakan, bahwa tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah (Flp 1 : 22a). Apa yang menjadi ungkapan Rasul Paulus merupakan misi dari Tuhan, dan kalau kita mengerti dan mengetahui apa yang Tuhan kehendaki bagi hidup kita, maka dalam segala situasi dan kondisi kita akan tetap menghasilkan buah, yaitu memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi sesama. Begitu juga dengan Bunda Maria yang berani mengandung dari Roh Kudus karena Bunda Maria mengetahui kehendak Tuhan bagi hidupnya agar menjadi berkat bagi banyak orang . Amin
Read More ..

Kamis, 08 Juli 2010

MENJADI MURID KRISTUS


Mat 10 : 1 – 7

7 Juli 2010

Untuk dapat menjadi seorang murid Kristus karena dipanggil dan menanggapi panggilan. Bukan karena apa yang kita miliki ataupun apa yang sudah kita perbuat bagi Tuhan yang dapat menjadikan kita murid Kristus. Bukan juga karena kita dibaptis, lalu apa yang bagaimana menjadi murid Kristus ?

Kita harus menyadari akan panggilan dan menanggapi panggilan.
Kita dipanggil dari kegelapan kepada terangnya yang ajaib, dari kuasa gelap, kuasa jahat kepada kuasa Roh Kudus. Mengapa ?
Karena ketika seseorang hidup dalam dosa, dia berada dibawah kuasa dosa, dan ketika kita menerima dan percaya pada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamatnya maka darah-Nya yang tercurah menghapus semua dosa – dosa kita. Maka setiap kita yang menyadari bahwa kita berdosa, kitapun perlu menyadari bahwa Tuhan memanggil kita, dan itupun belum cukup, dibutuhkan untuk menanggapi panggilan-Nya. Oleh karena itu janganlah cukup puas dengan cara hidup lama, tetapi seorang murid Kristus adalah dia yang mau buka hati dan menanggapi panggilan.

Sehingga kita tidak perlu menunggu sampai sempurna terlebih dahulu untuk menjadi murid-Nya. Dari Injil kita tahu nama – nama yang tertulis, adalah orang – orang sederhana yang menyadari bahwa aku orang berdosa. Orang – orang sederhana yang menyadari bahwa tanpa Tuhan aku bukan apa – apa dan berkata ya Tuhan aku mau. Petrus, ketika dipanggil Tuhan langsung meninggalkan jalanya dan mengikuti-Nya, begitu juga dengan Matius pemungut cukai ketika Tuhan berkata “mari ikutlah Aku”, segera dia bangkit meninggalkan pekerjaannya untuk mengikuti-Nya, ini yang dibutuhkan oleh Yesus yaitu orang – orang yang menanggapi panggilan dan mau hidup menurut kehendak-Nya.

Untuk menjadi murid Kristus selain menanggapi panggilan, kita juga harus hidup dengan kuasa-Nya, karena seorang murid tidak hanya mengenal Tuhan dan bercerita tentang Tuhan tetapi seorang murid diberi pernyataan khusus yaitu menerima kuasa Tuhan untuk mengalah kuasa jahat dan penyakit karena Roh yang dalam kita lebih besar dari roh yang ada di dunia ini. Oleh karena itu menjadi murid dibutuhkan ketaatan agar tidak menyimpang jalannya. Karena waktu Tuhan memanggil dan mempercayakan sesuatu kepada kita, Tuhan tidak menuntut kepandaian, pengalaman atau apa yang kita miliki, tetapi yang Tuhan harapkan adalah ketaatan. Sebenarnya waktu Tuhan memanggil kita tidak ada seorangpun ada yang layak dari kita atau sempurna tetapi orang – orang yang dipakai Tuhan mutlak harus taat. Kalau kita bicara tentang ketaatan berarti kita bicara tentang keharusan. Maka itu pengutusan harus dimulai dari ketaatan, ketika Yesus memanggil murid – murid yang pertama, mereka adalah orang – orang sederhana yang mau taat. Mari setiap kita yang menanggapi panggilan Tuhan kita juga mau tetap taat dalam situasi dan kondisi apapun juga.

Dan fokus pemberitaan kita adalah Firman Tuhan, bukan pada apa yang kita miliki atau berkat jasmani, keberhasilan dan kemampuan kita serta bukan pada nama kelompok, tetapi fokus pemberitaan kita sebagai murid Kristus tentang Kerajaan Allah, bagaimana kita hidup mau taat pada kehendak Allah. Amin
Read More ..

Senin, 05 Juli 2010

Menanggapi Panggilan Tuhan


Mat 9 : 32 – 38

6 Juli 2010

Injil hari ini sungguh menarik karena menyingkapi kekristenan yang sebenarnya.
Di sini jelas kita mengetahui bahwa hidup tanpa Kristus akan membawa pada kelelahan dan ketidakpastian, makanya Yesus berkata “mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala”. Artinya hidup tanpa Kristus akan membawa orang sampai pada satu titik pada hidup yang terlantar, jadi bukan apa yang dimiliki dan bagaimana posisi kita yang akan membawa kebahagiaan, melainkan bersama Dia yang senantiasa memberikan kita sukacita, damai sejahtera dan kepastian.

Dari sini kita akan menyadari bahwa bukan apa yang sudah kita perbuat bagi Tuhan yang akan menjamin keselamatan, bukan pula karena perbuatan baik kita, tetapi intinya sederhana jika kita mau menanggapi panggilan Tuhan dan berkata Tuhan aku lelah aku butuh Engkau, maka tidak ada yang kita banggakan karena Dialah yang empunya tuaian.

Dalam menanggapi panggilan Tuhan ada 3 hal yang harus kita ingat yaitu :
Yang pertama hati kita harus rela, seorang yang melayani Tuhan harus memiliki hati yang rela dalam menghadapi segala perkara, bahkan dicemooh, rela bahkan tidak mendapatkan apa yang menjadi haknya.

Yang kedua hatinya harus penuh kasih, sehingga dari kasih itu akan mengalir berkat, dari kasih itu akan mengalir sukacita dan dari kasih itu akan mengalir segala kebaikan yang telah Tuhan kerjakan dalam hidup kita untuk kita salurkan kepada sesama.

Yang ketiga hatinya haruslah penuh syukur, sehingga dalam segala situasi dan kondisi kita akan tetap dapat melanyani karena Tuhan sudah menyelamatkan kita, karena Tuhan sudah memberkati kita maka kitapun perlu menyalurkan berkat bagi sesama, dan melalui tangan Tuhan, perlindungan-Nya dan kuasa-Nya kita akan menyelamatkan orang lain. Dengan demikian kemanpun kita pergi kita senantiasa berbuat yang baik untuk Tuhan. Amin
Read More ..

Minggu, 04 Juli 2010

IMAN YANG MENYELAMATKAN


LUK 8 : 40 – 56

Perikop ini bercerita selain anak Yairus yang diselamatkan Tuhan, ada seorang wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun juga dipulihkan oleh Tuhan.
Kita akan melihat rahasia apa yang dimiliki oleh wanita ini sehingga ia mendapat pemulihan dari Tuhan. Kalau kita perhatikan keadaan wanita ini sungguh sangat mengerikan, Firman Tuhan mencatat selama 12 tahun dia mengalami pendarahan. Tentulah dia sudah berusaha untuk berobat dengan berbagai cara dan berkorban apa saja, tetapi kenyataannya dia tidak sembuh namun keadaannya semakin parah.

Suatu ketika Yesus diundang oleh Yairus untuk membangkitkan atau mendoakan anaknya, dan perempuan ini mengetahuinya lalu ia ingin berjumpa dengan DIA untuk mendapat kesembuhan. Tapi sangat disayangkan waktu dia mendekati Yesus, dia menjadi begitu sulit karena ada begitu banyak orang yang mengerumuni Yesus belum lagi kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan dia untuk mendekati-Nya. Tetapi perempuan ini tidak putus asa dia terus berusaha dan dengan penuh iman dia berkata dalah hatinya “asal kujamah saja jumpai jubah-Nya pastilah aku sembuh”, dan luar biasanya ketika dia berhasil menjamah jubah Yesus saat itu juga Yesus merasa ada kuasa yang keluar dari Yesus yang menyembuhkannya dan Alkitab mengatakan bahwa perempuan ini sembuh sempurna.

Dari peristiwa ini kita dapat memperlajari bahwa iman akan membawa kita berjumpa dengan Yesus yang akan mendatangkan sesuatu yang dasyat dalam hidup kita. Oleh karena itu ketika kita ada masalah atau pergumulan dalam hidup ini, meskipun tidak ada yang memperhatikan atau yang membantunya, kita belajar dari wanita ini untuk memiliki kerinduan berjumpa dengan Yesus serta milikilah iman atas setiap janji – janji Tuhan, karena iman itulah yang akan menggerahkan kuasa Tuhan mengerjakan apa yang menjadi kebutuhan hidup kita. Karena orang benar hidup dengan iman dan iman itu sanggup mengalahkan dunia.

Selain perempuan pendarahan ada juga seorang tokoh, dia adalah kepala rumah ibadah, yaitu Yairus yang anaknya sakit, anak satu - satunya sakit. Yairus mengundang Yesus untuk hadir dan mendoakan anaknya. Tetapi ketika dia mengundang Yesus dan sebelum Yesus tiba di rumahnya, anaknya sudah mati terlebih dahulu. Apa yang terjadi ?
Apakah Yairus langsung berhenti dan berkata sudah Tuhan percuma Engkau datang ke rumahku, sudah terlambat. Tidak, dia mendengar berita bahwa anaknya sudah mati, tidak perlu lagi engkau mengundang guru, tidak perlu lagi engkau menyusahkan guru, dia mendengar berita itu, dan berita itu adalah berita yang bisa dipercaya bahkan pada saat dia sampai di rumahnya dia melihat pada satu kenyataan, dimana ada banyak orang menangis dan meratap tentang kematian anaknya dan dia tahu bahwa anaknya itu sudah mati, tetapi dia tidak memperhatikan itu, dia lebih mefokuskan pendengarannya tentang apa yang Yesus katakan “Jangan takut percayalah anakmu pasti hidup”

Nah, pada saat kita mengalami pergumulan dan masalah, ada banyak suara yang bisa kita dengar tetapi persoalannya kepada siapakah kita memberikan telinga kita.
Apakah kita akan memberikan pendengaran kita pada perkataan yang negative, yang mengatakan sudah tidak ada harapan, perkataan yang mengatakan sudah tidak ada jalan keluar dsb. atau mengarahkan telinga kita kepada apa yang Tuhan katakan “jangan takut Aku menyertai engkau” .

Kalau saja pada saat itu Yairus mendengar apa yang dikatakan bawahannya, maka dia tidak mengalami mujijat, tetapi ternyata Yairus tidak, karena dia tidak mengarahkan hatinya pada kenyataan yang ada, dia mengarahkan hati dan pikirannya serta seluruh hidupnya pada apa yang Tuhan katakana dan janjikan. Melalui pengalaman Yairus ini kitapun mau belajar untuk berani melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari – hari.

Melalui pengalaman seorang perempuan yang sakit pendarahan dan Yairus ada satu point yang kita ambil, bahwa apapun pergumulan yang ada mari kita maju terus jangan mundur meskipun keadaan tidak mendukung, tetaplah percaya pada saat kita berjumpa dengan Yesus maka kemenangan akan menjadi milik kita. Karena Allah sanggup membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, sebab di dalam Yesus tidak ada perkara yang mustahil.
Pada saat kita mengundang Yesus hadir dalam hidup kita, dalam rumah tangga kita disana kita akan melihat jawaban setiap pergumulan hidup kita, disana kita akan melihat kemenangan menjadi milik kita, Oleh sebab itu apapun yang terjadi jangan mundur, maju terus di dalam Tuhan, sebab Tuhan berkata “Orang yang mengandalkan Tuhan tidak akan dikecewakan, orang yang berharap kepada Tuhan tidak akan dipermalukan “ Amin
Read More ..

Kamis, 01 Juli 2010

Mengalami Pindah Posisi


Mat 9 : 9 – 13

02 Juli 2010

Injil hari ini bercerita mengenai panggilan Yesus kepada Matius untuk mengikuti-Nya.
Tindakan Yesus ini menimbulkan reaksi protes dari orang Farisi. Yesus kemudian mengatakan bahwa bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.

Dari peristiwa ini apa yang dapat kita pelajari ?
Bahwa Matius yang semula adalah orang yang “sakit” artinya berdosa. Karena profesinya sebagai pemungut cukai, dimana dia kadang – kadang berlaku tidak adil dengan mengambil apa yang bukan haknya, memeras bahkan mungkin mengancam dimana mengakibatkan orang hidup dalam tekanan. Tetapi ketika dia bertemu dengan Yesus dan Yesus berkata “mari ikutlah Aku !”, segeralah Matius bangkit meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus. Dari peristiwa ini kita dapat menyimpulkan bahwa Matius benar – benar menyadari keadaan dirinya dan bukan hanya menyadari tetapi Matius mau mengalami kesembuhan. Maka Matius berani bangkit dan meninggalkan sesuatu yang berarti Matius berani mengalami pindah posisi, dari kehidupan yang lama kepada kehidupan yang baru, dari kehidupan yang gelap kepada terang-Nya yang ajaib, dari kuasa gelap, kuasa jahat kepada kuasa Roh Kudus.

Matius ketika berjumpa dengan Yesus, dia mengalami perubahan, mengalami pindah posisi didalam hidupnya. Bagaimana dengan kita ?
Apakah kita sudah mengalami pindah posisi dalam hidup kita ?
Bukan hanya sekedar mengikuti perayaan Ekaristi setiap hari Minggu, kalau itu kita lakukan hanya sebagai rutinitas saja, atau sebagai kewajiban saja karena kita orang Katolik tanpa penghayatan yang benar, maka kita tidak akan pernah mengalami pindah posisi atau perubahan. Untuk dapat mengalami pindah posisi, mari kita mau menyadari keadaan diri kita, kelemahan dan keterbatasan diri kita, setelah kita menyadari maka kita harus memiliki keberanian untuk mengakukan segala dosa dan kesalahan kita kepada Tuhan, dan memiliki tekad untuk memperbaiki dan mengambil keputusan untuk pindah posisi untuk menjadi manusia baru yang menyenangkan-Nya dan menjadi berkat bagi sesama. Amin
Read More ..

Rabu, 09 Juni 2010

Iman Yang Terlihat


1 Raj 18 : 41 – 46 ; Mat 5 : 20 – 26

10 Juni 2010

Pada dasarnya orang Farisi dan ahli Taurat adalah tokoh – tokoh agama yang taat terhadap berbagai peraturan keagamaan. Setiap hari mereka berada di Bait Allah dan berdoa. Namun, ketaatan mereka tidak sama dengan perbuatan mereka. Mereka rajin berdoa tetapi hati mereka jauh dari kebaikan, mereka selalu memandang rendah orang lain. Iman mereka tidak terlihat dalam perbuatan dan sikap hidupnya. Setiap hari mereka memberikan persembahan kepada Tuhan tetapi hati mereka diliputi dendam dan iri hati kepada orang lain.

Iman seharusnya dapat terlihat karena iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Oleh karena itu iman dapat terlihat melalui perbuatan kita. Hendaklah hidup kita diwarnai kesetiaan dalam menghayati iman secara sungguh – sungguh dalam kehidupan sehari – hari. Di dalam situasi yang sulit sekalipun kita tetap setia hadir di hadapan Tuhan dan mewartakan iman itu melalui sikap dan tingkah laku kita yang menunjukkan kasih kepada sesama. Karena iman bukanlah sesuatu yang tidak nyata atau iman itu hanya ada di hati dan pikiran kita, tetapi justru melalui masa – masa sulit dan kesukaran atau pergumulan kesetiaan kita diuji apakah kita tetap memperlihatkan iman kita ?

Hanya orang yang setia yang akan memiliki iman, meskipun menerima ketidak adilan tetapi tetap mau menghargai orang lain, mau mencintai dan tetap bertanggung jawab baik dalam keluarga, pekerjaan maupun dalam pelayanan. Marilah kita mohon rahmat dari Tuhan agar melalui Roh Kudus-Nya akan memberikan anugerah kepada kita kemampuan untuk memilik iman yang teguh di dalam DIA. Amin.
Read More ..

Minggu, 06 Juni 2010

Kebahagiaan Sejati


1 Raj 17 : 1 – 6 ; Mat 5 : 1 – 12

07 Juni 2010

Manusia selalu menginginkan kebahagiaan di dalam hidupnya, namun seringkali manusia mencari kebahagiaan menurut kehendaknya sendiri, sehingga kebahagiaan tersebut tidak tahan lama. Lalu bagaimana kita mendapat kebahagiaan yang sejati itu ?
Kebahagiaan sejati bukan terletak pada hal – hal duniawi yang bersifat sementara. Oleh karena itu kebahagiaan sejati bukan tergantung dari apa yang kita miliki, bukan juga bagaimana posisi kita saat ini, dan bukan juga ketika apa yang menjadi kehendak kita tercapai.

Hari ini, Injil mengajak kita untuk masuk dalam kebahagiaan sejati yang menurut kehendak Bapa. Karena kebahagiaan sejati terletak pada Rahmat Tuhan dan kemampuan seseorang untuk bersatu sepenuhnya dengan Tuhan dan memasrahkan diri pada-Nya baik dalam susah maupun dalam suka. Dalam hal ini kebahagiaan terletak pada kerelaan untuk mengandalkan Tuhan, bersikap lembut pada sesame, selalu mencari kebenaran, murah hati, suci hati dan hidup dalam kedamaian walau harus menghadapi kesulitan karena melakukan kehendak Tuhan.

Kebahagiaan sejati yang Yesus tawarkan mungkin tidak mudah untuk kita lakukan. Namun marilah kita menyadari bahwa kebahagian yang dari Tuhan itu sifatnya kekal, sehingga tidak terpengaruh situasi dan kondisi kita. Melalui rasa syukur dan menyukai apa yang ada pada kita saat ini, maka kita akan sungguh – sungguh merasakan kebahagiaan itu, karena Tuhan senantiasa memberikan kebahagiaan itu kepada umat manusia. Untuk itu diperlukan kerendahan hati dan kesederhanaan agar dapat menerima kenyataan yang ada dengan penuh sukacita dengan demikian kita akan menjadi pembawa damai.
Read More ..

Kamis, 13 Mei 2010

Kasih Yang Sejati


14 Mei 2010

Kis 1 : 15-17,20-26 ; Yoh 15 : 9 – 17

Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi maka tuntutan hidup juga semakin tinggi, sehingga membuat orang cenderung menjadi egois dan tidak peduli pada sesama. Kekerasan dan kekasaran merupakan bagian hidup dari orang – orang masa kini, mulai dari anak – anak sampai pada orang dewasa. Seorang ayah menganggap kekerasan merupakan bagian untuk menjaga wibawanya, seorang istri menganggap kekerasan merupakan bagian agar tidak diinjak - injak oleh suami, sebagai orang tua menganggap kekerasan merupakan bagian dari pendidikan dan kedisiplinan, begitu juga dengan anak – anak menganggap kekerasan merupakan bagian supaya tidak diperlakukan seenaknya.

Coba kita renungkan, kalau setiap anggota keluarga kita menganggap kekerasan merupakan bagian untuk melindungi dirinya, bagaimana keadaan rumah tangga kita.
Oleh karena itu Injil hari ini berbicara kasih itu bukan tuntutan artinya kita tidak dapat menuntut orang lain untuk berbuat kasih terlebih dahulu, tetapi hendaklah dimulai dari kitalah yang terlebih dahulu untuk berbuat kasih, maka kasih itu akan mengubah situasi dan keadaan sehingga mempengaruhi orang – orang yang ada disekitar kita. Itulah kasih yang sejati, yang Tuhan inginkan pada setiap kita, karena kasih itu memberi bukan memberi sesuai dengan kehendak kita karena itu adalah tuntutan, tetapi menerima orang lain apa adanya. Memang itu tidak mudah, karena menuntut suatu pengorbanan total yaitu rela berkorban bagi orang lain. Seperti yang telah dilakukan oleh Yesus yang rela berkorban demi dosa – dosa manusia, itu Dia lakukan karena Dia sangat mengasihi manusia.

Allah adalah kasih, maka kalau kita sungguh – sungguh mau menuruti perintah-Nya, kita harus terus tinggal di dalam kasih-Nya agar kasih itu dapat memancar keluar dari kita untuk menjadi berkat bagi sesama. Tanpa kasih Tuhan maka hidup kita akan hampa karena kita melakukan sebagai kewajiban saja, tetapi sebaliknya dengan kita mengalami kasih Tuhan maka kita akan dapat saling mengasihi yang merupakan bagian dari gaya hidup orang – orang percaya. Oleh karena itu mari kita membiasakan diri untuk selalu berbicara kasih baik di dalam keluarga maupun dimanapun kita berada dalam berbagai situasi dan kondisi, sehingga dimanapun kita berada dapat mempunyai dampak bagi keadaan sekitarnya. Amin.
Read More ..

Kamis, 06 Mei 2010

Melalui Sesama Tuhan Memproses Kita

Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. (Ams 27 : 17)

Dalam perjalanan hidup untuk tetap bertahan dalam kebenaran merupakan perjuangan seumur hidup, tidak jarang kita mengalami sikap atau perkataan dari sesama yang dapat membuat kita sakit hati atau kecewa. Kalau kita tahu bahwa segala peristiwa yang kita alami dalam hidup ini bukanlah kebetulan, maka kita akan dapat menyikapi dengan kasih, dan ini membutuhkan kerendahan hati agar kita dapat menerima dengan hati yang penuh syukur.

Oleh karena itu, hendaklah kita senantiasa menyadari dan mempunyai pikiran yang positip atas peristiwa – peristiwa yang kita alami. Sehingga kita akan selalu menyikapi dengan pikiran yang jernih dan hati yang penuh cinta agar sikap atau perkataan yang keluar dari diri kita baik adanya dan tidak menyakiti sesama.

Sebagai manusia kita tidak mampu menghadapi semua ini dengan kekuatan kita sendiri, oleh Karena itu hendaklah kita memohon bantuan rahmat-Nya yang akan memberikan kita kemampuan dan kekuatan di dalam DIA. Sehingga apapun yang kita alami melalui sesama, kita akan tetap dapat melakukan kebenaran. Karena kita tahu bahwa besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya, artinya melalui sesama Tuhan akan membuat kita supaya semakin hari semakin kuat, dan melalui sesama yang Tuhan pakai untuk membentuk kita agar kita semakin bertambah kepercayaan melalui iman kita di dalam DIA.

Tuhan terima kasih, untuk kasih karunia-Mu yang Kau berikan kepada aku, sehingga memampukan aku untuk tetap melakukan kebenaran dalam segala peristiwa hidupku. Karena melalui sesama Engkau akan membentuk aku semakin kuat dan agar aku memiliki iman yang tidak tergoyahkan. Amin
Read More ..

Kasih Memerlukan Pengorbanan & Kesiapan Untuk Taat


7 Mei 2010

Kis 15 : 22 – 31 ; Yoh 15 : 12 – 17

Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat – sahabatnya”

Masih ada orang yang berpendapat bahwa kasih itu sama dengan kebaikan, artinya kalau tidak ada masalah disitu ada kasih, semua berjalan lancar, segalanya baik – baik saja itulah kasih. Ada juga yang berpendapat bahwa kasih itu memberi sesuai dengan yang diinginkan, artinya menuntut orang lain untuk melakukan sesuai dengan harapannya atau juga menuruti segala keinginannya karena kita mengisihinya atau karena kita tidak tega menolaknya.

Hari ini, Injil mengajak kita bahwa kasih itu memerlukan pengorbanan. Hanya karena ketaatan kita dapat berkorban. Kalau bicara tentang ketaatan, kita berbicara tentang kaharusan bukan berbicara mengenai suka atau tidak suka. Karena mengasihi itu berarti siap berkorban, mengasihi itu bukan berarti balas budi karena dia sudah baik pada kita, mengasihi itu juga bukan karena kita ingin menyenangkan hati orang, sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak dapat mengasihi, siapapun yang kita hadapi, bagaimanapun karakter orang yang kita hadapi, karena kasih memerlukan pengorbanan.

Maka mari, kita memulai dari diri kita terlebih dahulu untuk melakukan kasih dalam kehidupan kita sehari – hari, seberapa besar masalah yang kita hadapi, seberat apapun tantangan yang kita hadapi kita tetap mau taat untuk melakukan kasih, karena ketika kita berbuat kasih maka mungkin kita tidak dapat mengubah situasi atau kenyataan yang ada tetapi yang pasti kita akan memperoleh damai dan suka cita dari-Nya.
Bapa sudah mengorbankan Yesus Putra-Nya untuk menebus dosa – dosa kita, itu karena Bapa sangat mengasihi kita, maka Tuhan katakan tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang menyerahkan nyawanya untuk sahabat – sahabatnya. Artinya kasih itu memberi, memberi bukan untuk kepentingan diri kita pribadi tetapi memberi karena kita sudah mengalami kasih dari Tuhan dan kita mau menyalurkan kasih itu kepada sesama agar merekapun mengalami kasih-NYA yang akan membawa perubahan dalam segala aspek kehidupan. Amin
Read More ..

Kasih Adalah Teladan Yang Diberikan


6 Mei 2010

Kis 15 : 7 – 21 ; Yoh 15 : 9 – 11

Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu”

Dunia ini telah berubah makin hari makin keras, sehingga membuat orang – orang menganggap kekerasan adalah bagian dari untuk menyelamatkan dirinya, pendidikan dan kedisiplinan serta supaya dihormati dsb, makanya kasih harus kembali ada di tengah – tengah kita, karena dimana ada kasih di sana ada damai sejahtera, dimana ada kasih di sana ada sukacita dan kasih yang sempurna hanya kita dapat di dalam Yesus Tuhan kita.

Oleh karena itu kasih bukan hanya merupakan perintah dari Tuhan tetapi kasih juga merupakan teladan yang diberikan. Ibarat penyakit menular itulah kasih, ditengah – tengah situasi keras dan kasar, kalau ada satu orang diantaranya berbuat kasih maka kasih itu akan membawa perubahan pada orang – orang di sekitarnya. Maka, kasih itu harus dimulai dari diri kita, siapapun kita, bagaimanapun situasinya haruslah diri kita terlebih dahulu yang menerapkan kasih itu, sehingga akan memberikan dampak pada orang – orang di sekitar kita.

Kita tidak dapat menuntut orang lain untuk berbuat kasih, karena kasih itu adalah teladan yang diberikan. Kita tidak dapat mengubah orang lain, kita juga tidak dapat mengubah keadaan, tetapi kalau kita yang berubah atau dengan kata lain kita terlebih dahulu berbuat kasih maka keadaan akan berubah, karena kasih itu membawa pemulihan, kasih itu memberikan semangat yang baru serta kasih itu akan menumbuhkan iman kepercayaan kita, sehingga kasih adalah iman yang terlihat yaitu melalui perbuatan kita yang menunjukkan kasih.

Sebesar apapun masalah yang dihadapi, sudah banyak cara yang dilakukan tetapi masih belum terlihat hasilnya, mari kita nyatakan kasih maka kasih akan menghantar seseorang dapat berjumpa dengan Tuhan, kasih juga akan mengerjakan mujijat bagi yang melakukannya. Maka kasih itu sangat penting dalam hidup seseorang, dan ketika kita tahu kasih itu penting, mengapa kita tidak memberikan kasih itu ? Yesus sudah memberikan teladan kepada kita, melalui penderitaan dan wafat-Nya di atas kayu salib, itu DIA lakukan karena DIA sungguh – sungguh mengasihi kita, supaya kita terbebas dan menjadi manusia yang merdeka di dalam DIA. Amin.
Read More ..

Rabu, 05 Mei 2010

Bersatu Dengan Yesus


5 Mei 2010

Kis 15 : 1 – 6 ; Yoh 15 : 1 – 8

Perkembangan dunia dewasa ini sangatlah pesat, banyak tawaran dan fasilitas yang diberikan kepada manusia dengan tujuan untuk mempermudah gerak manusia, untuk membuat manusia merasa nyaman, sehingga tanpa disadari dampaknya adalah membuat manusia menjadi sombong dan kurang bersosialisasi dengan sesama, karena semua sudah terpenuhi sehingga pada akhirnya manusia tidak dapat menlihat arti dan makna hidup yang sebenarnya dengan demikian secara perlahan akan mengesampingkan Tuhan.

Yesus hari ini mengajak kita agar kita selalu melekat pada-Nya, karena DIA adalah pokok anggur sedangkan kita adalah ranting – ranting-Nya, kalau memang demikian, kita sebagai ranting tidak akan dapat hidup kalau tidak menempel pada pokok anggur, oleh karena itu dalam hidup sehari – hari, kita tidak dapat hidup dengan mengandalkan diri kita sendiri, karena kita sebagai manusia ini serba terbatas.

Lalu untuk dapat berbuah sebagai ranting harus dibersihkan supaya berbuah lebih banyak. Begitu juga dalam hidup kita sehari – hari pasti akan mengalami masalah, problem dan tantangan, kita tidak dapat mengatasi semua itu dengan menggunakan kekuatan sendiri, tetapi sebaliknya kalau kita bersatu dengan Yesus, maka apapun yang kita hadapi Dia akan membantu kita, yang memampukan kita untuk melalui semuanya itu. Karena justru melalui tantangan di kehidupan ini Tuhan hendak memproses kita supaya semakin kuat di dalam DIA. Oleh karena itu marilah kita dengan sungguh – sungguh mengambil keputusan untuk menyerahkan diri bersatu dengan DIA dalam seluruh langkah – langkah hidup kita sehingga segala keterbatasan dan kelemahan kita akan dilalui-Nya dan kita menghasilkan buah iman yang berlimpah.
Amin.
Read More ..

Selasa, 27 April 2010

Firman Tuhan Pelita Bagi Langkah Kita


28 April 2010

Yoh 12 : 44 – 50

Yesus datang ke dunia sebagai terang agar setiap orang yang percaya pada-Nya tidak tinggal di dalam kegelapan, karena dunia sudah dikuasai oleh kegelapan. Dan setiap kita yang telah menerima terang-Nya yang ajaib, hendaklah juga menjadi terang bagi sesama supaya kegelapan hati manusia dan belenggu dosa dapat dihalau.

Bukan berarti Dia datang sebagai terang untuk menelanjangi kita sebagai hakim yang menunjukkan kesalahan dan dosa – dosa kita, tetapi justru melalui terang-Nya yang ajaib Dia mau menyelamatkan kita dengan memberikan kesadaran kepada kita akan cara hidup lama yang tidak menjamin masa depan kita untuk kita mau mengubah haluan hidup kita yaitu mulai hidup menurut Firman-Nya dan kebenaran-Nya.

Setiap kita yang sudah mengetahui kebenaran-Nya melalui Firman-Nya hendaklah mulai berubah dalam cara pandang dan pola pikir seperti cara pandang Tuhan, agar kita tidak menjadi sama dengan dunia ini sehingga bukan masalah atau kesulitan yang kita hindari, tetapi kita akan melalui pergumulan hidup ini dengan sabar, tidak mudah putus asa atau kecewa dengan keadaan yang ada.

Maka, setiap Firman Tuhan yang menyapa kita akan menjadi rhema dalam hidup kita. Karena Firman Tuhan yang kita dengar atau kita baca adalah Tuhan sendiri yang berbicara kepada kita secara pribadi, bukan untuk menegor atau membuktikan kesalahan orang lain melalui kita. Oleh karena itu mari kita tangkap Firman Tuhan yang menghampiri kita dengan penuh iman dan bersama Roh Kudus yang memimpin hidup kita akan memberikan kita kemampuan untuk menerapkan Firman Tuhan dalam hidup sehari – hari, sehinga dari hari ke hari hidup kita akan semakin memancar terang karena terang itu telah menerangi langkah – langkah kita. Amin
Read More ..

Kamis, 22 April 2010

Kasih Karunia TUHAN



Melalui berbagai cara Tuhan berkerja dalam hidup kita untuk memberikan kepada kita kemampuan daripada-Nya dimana sebenarnya kita sebagai manusia tidak mampu melakukannya.

Tetapi seringkali ketika situasi yang kita hadapi tidak sesuai dengan yang kita harapkan, tidak jarang manusia lari dari kenyataan yang mengakibatkan tidak dapat merasakan Kasih Karunia-Nya. Padahal seringkali Tuhan memakai persoalan, pergumulan maupun tantangan yang kita hadapi untuk memurnikan iman kita, untuk membawa kita kepada level yang lebih tinggi supaya kita sungguh – sungguh hidup dalam Kasih Karunia-Nya. Oleh karena itu marilah kita mengubah cara pandang kita terhadap masalah yang ada karena melalui pergumulan hidup yang kita alami saat ini kita mau belajar untuk tetap setia menerapkan Firman-Nya, tetap setiap pada kasih-Nya dan pada kebenaran-Nya.

Karena Tuhan merancang kita untuk menjadi kuat di dalam DIA sehingga semakin hari kita semakin menjadi serupa denganKristus. Persoalan, kesulitan yang kita hadapi sebenarnya bukan dari Tuhan, tetapi Dia ijinkan itu terjadi dengan tujuan supaya kita semakin mengenal DIA, dan menyadari kasih karunia-Nya yang memampukan kita tetap setia pada-Nya dalam segala situasi dan kondisi.

Untuk tetap setia dan bertahan pada kebenaran-Nya kita tidak dapat melakukan dengan menggunakan kekuatan kita sendiri, karena kemampuan kita terbatas, maka kita harus membiarkan Roh Kudus yang memimpin hidup kita, yang akan menolong kita. Karena Roh Kudus adalah Roh Allah yang kuasa-Nya tidak terbatas, sehingga kelemahan dan keterbatasan kita akan dilalui-Nya. Dan dengan demikian maka apapun yang kita hadapi saat ini kita tidak akan lari dari kenyataan melainkan bersama DIA kita pasti mampu melaluinya sehingga membuat kita semakin hari semakin bertambah iman dan kepercayaan kita kepada-Nya untuk membawa kita pada kemuliaan-Nya. Amin
Read More ..

Setia Dalam Perkara Kecil

Pernah ada seorang pengurus lingkungan yang berkata mengenai tugasnya sebagai pengurus lingkungan begini, untuk urusan lingkungan dia lakukan kalau ada waktu karena sebagai pengurus lingkungan kan tidak mendapat upah, sedangkan pekerjaan di kantor harus sungguh – sungguh diperhatikan sebab menyangkut kelangsungan hidupnya.

Masih banyak orang yang menganggap pelayanan sebagai kegiatan sosial, sehingga mereka melakukan tugasnya tidak sesuai dengan harapan umat dan Gereja. Mereka belum menyadari dan mengerti bahwa hidup ini tidak terlepas dari tuntutan kesetiaan. Setia itu tekun, maka untuk membuktikan kesetiaan harus melalui ujian, seperti Timotius dalam Flp 2 : 22 “Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya.”

Timotius,adalah pelayan muda yang sangat hormat kepada Tuhan, dan ia adalah seorang yang setia di dalam melayani Tuhan, juga melayani rasul Paulus yang sudah dianggap sebagai bapanya yang harus dihormati. Di dunia kita menghadapi orang tua di rumah, di sekolah kita menghadapi dosen, di kantor kita menghadapi pimpinan-pimpinan, di dalam Lingkungan / Paroki kita juga menghadapi pimpinan-pimpinannya:, tokoh umat, Depar serta para Romo. Nah, Timotius inilah seorang muda yang menghormati orang tuanya, menganggap rasul Paulus itu bapanya; dan dia melayani dengan suatu kesetiaan yang teruji. Kesetiaan, ini merupakan bagian dari buah Roh.

Mengapa kita gagal berlaku setia karena kita sering hanya mempertahankan hak-hak kita sedemikian rupa. Sebenarnya banyak hal yang dapat membuat kesetiaan kita luntur, ketika orang – orang yang dilayani tidak meresponi dengan baik terhadap apa yang sudah kita lakukan, tidak menghargai semua jerih payah kita atau karena situasi dan kondisi hidup yang menekan dan penuh tantangan.

Kesetiaan dalam iman Kristen adalah kesetiaan yang tanpa syarat (unconditional loyalty). Oleh karena itu kesetiaan kita sebagai orang percaya tidak boleh berubah karena tindakan atau perlakuan yang tidak pantas. Justru kita terpanggil untuk menjadi berkat bagi mereka melalui doa – doa kita.

Dengan perkataan lain, memberlakukan kesetiaan tanpa syarat membutuhkan pengorbanan diri yang sangat eksistensial. Kalau kita sudah menanggapi panggilan Tuhan, maka Dia menganggap kita mampu berlaku setia. Ketika kita berani berlaku setia dalam perkara kecil maka Tuhan akan mempercayakan hal – hal yang lebih besar lagi kepada kita. Kenapa harus setia ? Karena Tuhan itu setia, maka Dia juga menuntut kita untuk setia karena persoalan yang kita hadapi di dunia ini tidak akan melebihi kemampuan kita, dan Tuhan senantiasa menyertai kita untuk memberikan kita jalan keluar (bdk 1 Kor 10 : 13) dan semua yang lahir dari Allah akan mengalahkan dunia dan kemenangan itu melalui iman kita (1 Yoh 5 : 4) . Amin
Read More ..

Kamis, 15 April 2010

Perjalanan Iman


Setiap manusia pasti diperhadapkan dengan tantangan atau pergumulan di dalam hidupnya. Tetapi seringkali manusia tidak berani menghadapinya atau lari dari kenyataan. Padahal seringkali Tuhan ijinkan tantangan atau pergumulan terjadi untuk memurnikan iman kita dan membawa kita kepada level yang lebih tinggi lagi supaya kita mengalami pertumbuhan rohani yang sehat.

Memang masalah, pergumulan bukan dari Tuhan, tetapi manusia yang menciptakannya karena kekurangan peka manusia pada kehendak Tuhan, sehingga manusia berjalan menurut pemikiran dan keinginannya sendiri. Padahal manusia kapasitasnya terbatas, kita hanya dapat memperkirakan sesuai dengan apa yang kita lihat secara mata jasmani saja. Seringkali manusia tidak menyadarinya, karena focus / pedoman hidupnya masih pada diri sendiri, sehingga yang memimpin hidupnya juga dirinya sendiri yang serba terbatas ini.

Sebaliknya, Tuhan kuasa-Nya tidak terbatas, oleh karena itu Tuhan mengajarkan bahwa pedoman hidup kita bukan pada diri kita sendiri melainkan Kristuslah yang menjadi pusat hidup kita, sehingga Roh Kudus yang akan memimpin hidup kita.
Karena Roh Kudus kuasa-Nya tidak terbatas, maka ketika hidup kita dipimpin oleh-Nya, damai dan sejahtera akan mengaliri dalam hidup kita seperti air yang tak pernah kering.
Sehingga ketika diperhadapkan pada tantangan atau pergumulan, kita tidak akan mudah menyerah dan tetap bertahan dalam kebenaran untuk berani melaluinya.
Melalui pergumulan dan tantangan yang kita hadapi dalam kehidupan ini, tanpa disadari akan membawa kita semakin kuat didalam Dia dan semakin bertumbuh iman kita.

Oleh karena itu hidup adalah perjalanan iman.
Apakah kita sampai pada tujuan ?
Tergantung bagaimana kita meresponi setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita.
Satu hal yang harus kita sadari bahwa Roh yang ada di dalam kita lebih besar daripada roh yang ada di dunia ini, dengan demikian kita berani tetap setiap pada-Nya dalam segala situasi dan kondisi. Amin
Read More ..

Minggu, 28 Maret 2010

Menyambut Yesus


Minggu Palma, mengingatkan kita kepada Yesus yang adalah Tuhan dan Raja diatas segala Raja memasuki kota Yerusalem dengan mengendarai keledai dan dalam perjalanan-Nya disambut secara spontan, dielu – elukan oleh orang banyak dengan lambaian daun palma. Tidak ada persiapan yang khusus, tidak ada sterilisasi lokasi yang akan dilalui oleh Dia, mereka menyambut Yesus apa adanya.
Coba bandingkan ketika kita menyambut seorang pemimpin dalam dunia.
Tentu ada persiapan yang luar biasa, mulai dari kebersihan dan sterillisasi lokasi, keamanan, hiasan – hiasan untuk memperindah pemandangan pasti kita pikirkan dan sediakan.
Begitu juga dengan kendaraan yang digunakan, pastilah kendaraan yang mewah dan aman dalam segala hal, jalan yang dilalui harus bebas dari berbagai macam gangguan.
Kita mencurahkan seluruh tenaga, materi dan pikiran kita ketika kita melakukan proses persiapan ini.

Melalui peristiwa ini, kita melihat bahwa Yesus adalah seorang yang penuh kerendahan hati, Dia benar – benar mengosongkan diri-Nya dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia Dia mau taat sampai mati bahkan sampai mati di kayu salib (bdk. Flp 2:6-8)

Dalam perjalanan hidup kita, apakah kita sudah menyambut Yesus secara layak ?
Apakah kita sudah mempersiapkan hati kita dengan sungguh – sungguh ketika kita hendak menyambut-Nya ?
Seringkali kita melakukan penyambutan ini hanya sebagai formalitas saja atau secara rutinitas saja, tanpa makna.

Mulai hari ini, marilah kita mau menyambut-Nya dengan penghayatan yang benar, dengan mempersiapkan suasana hati, supaya kita benar – benar menjaga hati kita, karena hati ini menentukan banyak hal, kalau hati kita bersih maka pikiran dan langkah – langkah kita juga bersih. Maka memasuki pekan suci ini, kita hendak kembali merenungkan bagaimana pengorbanan-Nya untuk menebus dosa – dosa kita semua, dan melalui kebangkitan-Nya kita semua dibebaskan dari perhambaan dosa, kuasa maut sudah dipatahkan, kita menjadi manusia yang merdeka serta menerima segala yang baik dari Dia untuk melakukan perkara yang besar bagi Dia.

Dia sudah mempersembahkan diri dengan wafat di kayu salib bagi kita, maka apakah kita juga sudah mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan ketika menyambut-Nya dalam hidup kita sehari – hari ?
Read More ..

Kamis, 25 Maret 2010

Menjadi Berkat Bagi Sesama


Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

Maria saat itu belum bersuami, masih bertunangan dan sudah menjadi tradisi Yahudi, walaupun mereka sudah bertunangan tetapi mereka masih belum boleh bersama-sama meskipun hanya berjalan bersama tidak diperkenankan, apalagi mengandung sebelum menikah, hukumannya saat itu adalah dirajam.
Mari kita merenungkan sejenak, bagaimana perasaan Maria saat itu, apakah Maria tidak takut dengan situasi dan kondisi karena hamil bukan saja belum menikah tetapi bukan dari Yusup tunangannya, apa kata Yusup nanti ?
Tetapi Maria tidak ada perasaan takut sama sekali karena Maria ingin menjadi berkat bagi sesama.

Bagaimana dengan kita ?
Karena kesibukan kita yang cukup tinggi, maka tanpa kita sadari hati kita tidak peka pada kebutuhan sesama. Mungkin diantara kita mudah memberi materi atau sumbangan karena memang kita memiliki, tetapi tidak mudah bagi kita untuk memberikan waktu kita bagi sesama yang membutuhkan.
Sehingga ketika kita diperhadapkan kepada mereka yang membutuhkan pendampingan, bimbingan dengan berbagai cara kita menghindar.
Untuk menjadi berkat bagi sesama dibutuhkan pengorbanan dan kesiapan untuk taat. Kita berkorban karena kita mau taat, kalau berbicara ketaatan kita tidak bicara suka dan tidak suka tetapi kita bicara tentang kaharusan.

Seandainya pada waktu itu Maria menjawab tidak mau, maka karya penyelamatan Allah tidak akan terjadi. Maria percaya apa yang terjadi bukanlah kebetulan tetapi ada rencana Tuhan untuk dia lakukan, walaupun menurut pikiran manusia saat itu tidak masuk akal, tapi Maria berani mengamini dan mengimani untuk menjadi berkat bagi sesama.

Kenapa Maria berani untuk menjadi berkat bagi sesama, apakah Maria berlebihan ? Karena Maria sangat percaya, dengan berbagi berkat maka tidak akan kekurangan (Ams 11:24 – 25). Amin
Read More ..

Rabu, 24 Maret 2010

Taat Pada Kehendak Tuhan


25 Maret 2010

Yes 7:10-14; 8:10, Luk 1 : 26 – 38

“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Kenapa Maria berani menjawab seperti itu ?
Karena Maria mengetahui kehendak Allah dan percaya pada rencana Allah maka Maria berani mengamini pada kehendak Tuhan bagi dirinya.

Persoalan pada kita adalah kita mengetahui bahwa Tuhan merencanakan yang baik, rancangan damai sejahtera dan menyediakan hari depan yang penuh harapan bagi kita. Tetapi ketika situasi dan keadaan tidak seperti yang kita harapkan, apakah kita berani mengamini dan mengimani ?
Ketika anak-anak bertumbuh tidak sesuai dengan harapan kita, apakah kita berani mengamini dan mengimani ?
Ketika kehidupan keluarga tidak seperti yang kita rencanakan, ketika pasangan hidup mulai bertingkah yang aneh, ketika menghadapi masalah dalam pekerjaan, atau masalah dengan keuangan, apakah kita berani mengamini dan mengimani seperti Maria ?

Satu hal kenapa Maria begitu percaya kepada Tuhan dan berani mengamini, karena Maria bergaul erat dengan Tuhan, sehingga Maria tahu benar apa yang Tuhan kehendaki untuk dia lakukan, Maria sangat mengetahui bahwa Tuhan turut bekerja sama untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm 8:28), selain itu Maria juga menyadari bahwa dia harus tunduk pada otoritas Tuhan serta membiarkan Tuhan yang memimpin seluruh kehidupannya.

Bagaimana menjalin hubungan dengan Allah ?

Yang pertama ktia harus mempunyai waktu yang khusus untuk berkomunikasi dengan Tuhan dalam doa. doa akan membawah penyadaran pada kita bahwa segala yang kita kehendaki, yang direncanakan, yang menurut kita baik belum tentu sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga kalau keinginan kita tidak tercapai kita tidak mudah stress, tetapi Tuhan melalui Roh Kudusnya akan membuat kita melupakannya,

Yang kedua, kita harus memiliki pengetahuan yang benar akan Tuhan yaitu melalui membaca dan mendengarkan Firman Tuhan, supaya ketika dalam pergumulan kita akan selalu ingat akan janji-janji Tuhan, sehingga kita tidak mudah goyah, karena kerajinan tanpa pengetahuan itu tidak baik artinya kita boleh rajin atau aktif dalam kegiatan, pelayanan tetapi kalau tidak memiliki pengetahuan yang benar akan Tuhan akan berbahaya sekali, karena ketika terjadi masalah baik dalam pelayanan atau dalam kehidupan sehari - hari, dia akan mudah goyah, tetapi sebaliknya kalau memiliki pengetahuan yang benar akan Tuhan maka badai boleh menerjang, angin ribut boleh datang tapi kita tidak akan goyah karena kita sangat mengetahui dan percaya bahwa Tuhan senantiasa menyertai kita sampai akhir jaman.

Yang ketiga, kita harus mempunyai pengalaman dengan Tuhan.
Yaitu ketika kita mengalami masa-masa yang sukar, kita tetap bergantung penuh pada Tuhan. Dengan demikian kita akan memiliki kesadaran bahwa Tuhan begitu baik, pertolongan-Nya tepat pada waktunya dan Dia tidak pernah mengecewakan kita. Sehingga kita akan dapat melihat kemuliaan Tuhan seperti yang dikatakan Ayub “tadinya aku mengenal Tuhan dari apa kata orang tetapi sekarang mataku sendiri memandang kemuliaan-Nya”. Dengan memiliki pengetahuan yang benar akan Tuhan, maka kita tidak akan bingung atau bimbang ketika memutuskan suatu perkara dalam hidup, meskipun kenyataannya tidak sesuai dengan yang diharapkan, kita tetap percaya dan mengijinkan Tuhan yang memimpin seluruh kehidupan kita maka kemenangan demi kemenangan yang akan kita raih.

Dengan memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan maka kita akan memiliki keberanian untuk mentaati kehendak Tuhan, seperti yang terjadi dalam diri Maria maka mujijat-Nya nyata dalam hidup kita. Amin
Read More ..

Tidak Berprasangka Buruk


Kita seringkali cepat berprasangka buruk kepada orang lain, melalui sikap atau perkataan orang lain.
Dan ini dapat mengakibatkan kita menjadi sakit hati, kecewa dan ada pemberontakan dari diri kita, sehingga sikap kita juga dapat menyakitinya.

Hal inilah yang menimbulkan kesalahpahaman antara satu dengan yang lain, yang membuat suasana menjadi tegang dan tidak nyaman. Lalu apa yang harus kita lakukan ketika kita menerima sikap atau perkataan yang tidak sesuai dengan harapan atau pendapat kita ?

Yang pertama – tama hendaklah kita menanggapi segala sesuatu tidak berdasarkan perasaan atau apa yang ada di-pikiran kita dengan spontan, tetapi sebaiknya kita menenangkan diri untuk menjernihkan hati dan pikiran agar kita memperoleh hikmat-Nya.

Lakukan komunikasi kalau ada hal – hal yang belum jelas atau yang tidak sependapat, karena seringkali manusia berpikir bahwa orang tersebut mengetahui apa yang kita pikirkan dan inilah yang menimbulkan kesalah pahaman. Tidak ada satupun manusia yang dapat mengetahui apa yang ada di hati dan pikiran orang lain yang sebenarnya.

Mohon bimbingan Tuhan untuk mempersatukan pendapat, untuk melihat kebaikan dibalik sikapnya itu.

Mari, kita semua pasti mau kan hidup damai sejahtera, oleh karena itu mulailah dari diri SAYA untuk tidak berprasangka buruk dan selalu melihat hal – hal yang positif dari diri orang lain. Seperti ketika Yesus diperhadapkan kepada perempuan yang berbuat zinah, Yesus tidak menghakimi bahkan tidak menghukumnya, hanya satu pesan-Nya “pergilah dan jangan berbuat dosa lagi.”. Amin.
Read More ..

Senin, 22 Maret 2010

Mengambil Keputusan


Manusia selalu melihat apa yang dilihat oleh mata.
Manusia seakan – akan tahu apa yang akan terjadi melalui kenyataan yang ada.
Sehingga keputusan – keputusan yang diambil berdasarkan emosi atau perasaan.

Sebenarnya bagaimana keadaan kita saat ini adalah hasil dari keputusan – keputusan yang kita ambil pada hari – hari yang lalu. Oleh karena itu keputusan tidak dapat diambil dengan gegabah, atau secara spontan karena akan mempengaruhi langkah – langkah kita selanjutnya. Perlu pertimbangan yang benar serta keterbukan hati dan pikiran untuk mampu memandang ke depan, agar keputusan yang diambil tidak salah.

Maka itu perlu sekali sikap hening, untuk berkomunikasi dengan Tuhan supaya kita tahu apa yang Tuhan kehendaki untuk hidup kita. Sebagai orang percaya, ketika kita memutuskan untuk mengikuti Dia, maka kita juga harus mengambil keputusan lagi tetap percaya pada-Nya dalam segala situasi dan kondisi. Karena sudut pandang Tuhan tidak sama dengan manusia, seringkali kita terjatuh pada hal – hal yang kita pandang secara manusia yang serba terbatas ini. Marilah kita meneladani Abraham, ketika Firman Tuhan menghampirinya & mengatakan bahwa “dia akan mempunyai keturunan seperti bintang di langit” pada saat itu Abraham usianya yang sudah sangat tua kl. 100 th. dan tubuhnya juga sudah lemah bahkan istrinya Sarah dikatakan sudah mati haid, tetapi terhadap janji Tuhan Abraham tidak pernah bimbang bahkan imannya semakin diperkuat dan dia memuliakan Allah. Tuhan mampu mengubah segala sesuatu dari yang tidak mungkin menjadi mungkin. Amin
Read More ..

Minggu, 07 Maret 2010

Ketulusan Hati



8 Maret 2010

2 Raj 5 : 1 – 15a ; Luk 4 : 24 – 30

Yesus selalu berkata dengan terbuka dan ketulusan hati, tidak ada yang disembunyikan dengan jelas Yesus mengatakan bahwa sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya, juga pada jaman Elia banyak janda di Israel, tapi Tuhan mengutus Elia kepada janda di Sarfat ketika bahaya kelaparan yang hebat terjadi di seluruh negeri, begitu juga pada jaman Nabi Elisa juga demikian banyak orang kusta di Israel, tetapi hanya satu orang yang ditahirkan yaitu Naaman Kejujuran dan keterbukaan Yesus membuat mereka yang mendengarkan menjadi marah dan akan menyingkirkan-Nya.

Memang seringkali kejujuran, keterbukaan ataupun ketulusan tidak dapat diterima dengan sukacita atau penuh pengertian, kenapa hal ini dapat terjadi ?
Karena sejak kejatuhan manusia pertama dalam dosa, manusia selalu melihat dirinya sendiri, dan selalu melihat hal – hal yang negative dari diri orang lain. Sehingga ketika menghadapi kenyataan tentang dirinya yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, dia mulai berontak, jengkel bahkan sakit hati dan melalui pemikirannya sendiri mulai merencanakan bagaimana menyelamatkan dirinya dengan kekuatannya sendiri.

Injil hari ini membawa kita pada satu keterbukaan hati untuk :

1. Menyadari bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna.
Karena tidak ada manusia yang sempurna, maka sebagai manusia kita dapat saja berbuat salah, lalai dsb. dengan menyadari ini maka ketika kita mendapat kritikan dari orang lain, kita tidak akan marah atau tersinggung.

2. Mau menerima nasehat orang lain
Dengan menyadari bahwa kita penuh keterbatasan dan kelemahan, maka kita akan dengan sukacita menerima nasehat dari orang lain, karena Tuhan dapat bekerja melalui siapa saja untuk kebaikan kita.

3. Selalu belajar dan berlajar
Bahwa hidup ini adalah satu kegerakan maka agar kita tidak jalan di tempat, kita perlu belajar untuk mengembangkan talenta yang Tuhan percayakan kepada kita agar menjadi berkat bagi banyak orang.

Bapa yang Maha Rahim, Engkau menciptakan manusia dengan tujuan yang baik, oleh karena itu kami mohon bantuan rahmat-Mu agar kami senantiasa memperbaiki hidup kami semakin hari semakin menyenangkan-Mu. Amin
Read More ..

Selasa, 02 Maret 2010

Ada Harga Yang Harus Dibayar



03 Maret 2010

Yer 18 : 18 – 20 ; Mat 20 : 17 – 28

Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda ketika memutuskan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Ada yang karena pasangan hidupnya, ada yang karena sembuh dari penyakit atau mengalami kesuksesan, ada yang karena mengalami pergumulan, ada juga agar terbebas dari masalah atau tantangan hidup bahkan supaya diberkati. Orang – orang yang seperti ini memiliki motivasi yang salah dalam hal mengikuti Yesus, mereka mengira mengikuti Yesus itu enak, tidak ada masalah, banyak mujijat dst. Seperti yang dialami oleh ibu anak – anak Zebedeus yang berkata kepada Yesus agar memerintahkan supaya kelak anak – anak nya duduk dalam kerajaan-Nya yang satu di sebelah kanan-Nya dan yang satu di sebelah kiri-Nya.

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa untuk percaya, menerima dan mengikuti Yesus itu gratis, tetapi untuk melayani Dia ada harga yang harus dibayar. Oleh karena itu Yesus menegaskan bahwa Dia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani, bahkan untuk memberikan nyawa-Nya bagi tebusan banyak orang. Jelas disini Yesus tidak menjanjikan kenyamanan secara dunia tetapi Yesus menawarkan salib kesengsaraan yaitu menjadi yang terkecil, menjadi pelayan bahkan harus menyerahkan nyawanya artinya ada harga yang harus dibayar.

Bagaimana kita menerapkannya, yaitu hendaklah kita selalu hidup dalam keadilan, memihak yang benar, berani mengatakan dan hidup dalam kebenaran. Untuk itu kita harus menyangkal diri, agar kita tidak mudah kompromi dengan dunia ini, memang kita hidup dalam dunia tetapi gaya hidup kita harus berbeda dari dunia supaya dapat menjadi terang dan garam dunia. Selanjutnya kita harus melepaskan diri dari segala yang kita miliki, bukan berarti kita berhenti bekerja atau menjual segala yang kita miliki, tidak seperti itu, tetapi maksudnya adalah apa yang kita miliki saat ini sebenarnya adalah dari Tuhan, jadi bukan milik kita 100%, dan Tuhan mau setiap kita dapat menjadi saluran berkat bagi sesama, bukan untuk kita nikmati sendiri sampai kalau hilang atau habis kita menjadi stress. Mari kita yang sudah percaya kepada-Nya, mau terlibat dalam karya keselamatan-Nya tanpa melihat kekurangan atau kelemahan diri kita sendiri, karena Tuhan sendiri yang mengutus kita maka Dia pasti akan menyempurnakan keterbatasan kita, bagian kita adalah sungguh – sungguh berkata ya pada Tuhan dan melakukan dengan tulus penuh kesadaran bahwa kita adalah hamba yang tidak berguna yang melakukan apa yang harus kita hanya melakukan apa yang kita harus lakukan. Amin
Read More ..

Senin, 01 Maret 2010

Memberi Teladan


02 Maret 2010

Yes 1:10,16-20 ; Mat 23 : 1-12

Para ahli Taurat dan orang Farisi memberikan pengajaran yang bagus, tetapi mereka tidak melakukannya. Oleh karena itu Tuhan berkata kepada orang banyak dan para murid-Nya untuk melakukan apa yang mereka ajarkan tetapi jangan menuruti apa yang dilakukannya karena mereka mengikat beban-beban berat dan meletakkan pada bahu orang,

Dalam hidup sehari – hari, sebagai manusia mudah untuk menasehati atau memberitahu kepada sesama, tetapi seringkali kita tidak atau belum dapat melakukannya. Dalam dunia kerja juga demikian, sudah menjadi hukum dunia kalau seorang pemimpin atau pemilik perusahaan selalu memberi perintah kepada karyawan atau bawahanya dengan tidak memikirkan atau melihat situasi dan kondisi mereka, para pemimpin dan penguasa dunia selalu menganggap bawahannya atau karyawannya adalah pelayan mereka, sehinga mereka dapat diperlakukan menurut keinginannya.

Hari ini Injil mewartakan bahwa dalam Kristus hukum yang digunakan berbeda dengan hukum dunia. Kesaksian atau pengajaran tidak hanya diberikan melalui kata – kata saja, tetapi juga melalui sikap dan tingkah laku kita, supaya dunia dapat menerima kita, dan dunia akan tahu bahwa Kristus ada dalam kita sehingga dengan demikian dunia dapat menerima Dia. Begitu juga seorang pemimpin dalam Kristus, Tuhan katakan “Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan” artinya, seorang pemimpin menurut Kristus adalah seorang pelayan, mau melayani.

Bagaimana kita dapat memberi teladan :
1. Senantiasa menjaga kesucian diri (bdk Yes 1:16)
Yaitu senantiasa berusaha menjaga sikap dan kata-kata yang diucapkan.
Jangan menjadi batu sandungan.

2. Kerendahan hati
Dapat menerima kelebihan orang lain.
Tidak mencari pujian.
Selalu mendahulukan kepentingan orang lain.
Tidak menilai diri lebih baik atau lebih benar.

3. Sabar dalam penderitaan
Tidak mudah putus asa, selalu tekun dalam doa.
Tidak mencari kesalahan orang lain.

Mari kita senantiasa berusaha untuk hidup benar, dan dapat menjadi teladan bagi mereka yang sesat atau belum mengenal Dia, bersama Tuhan melalui Roh Kudus yang akan memampukan kita. Amin
Read More ..

Kamis, 25 Februari 2010

Hal Pengabulan Doa


25 Pebruari 2010

Est 4:10a.c,12,17-19 ; Mat 7: 7-12

Perikop ini berisi tentang janji, tentang jaminan bahwa apapun yang kita minta kepada Bapa akan Kristus kerjakan bagi kita jika kita memintanya di dalam nama Yesus. Oleh karena itu hari ini Kita akan pelajari tiga hal tentang doa orang percaya:

1. Doa harus disertai dengan ketekunan.
“Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Tuhan memakai tiga istilah ini Minta, Cari, Ketok; berarti dari kesemuanya itu kita akan mengambil kesimpulan; doa orang percaya harus disertai dengan ketekunan. Seringkali kita berkata “ saya sudah berdoa tetapi saya tidak melihat pertolongan Tuhan, kelihatannya Tuhan belum menunjukkan jalan keluar dst. Doa bukan hanya sekedar kita tutup mata lipat tangan satu kali, lalu kita pikir segala sesuatu sudah diselesaikan, mengapa?
karena doa harus disertai dengan ketekunan; meskipun doa itu penuh kuasa tetapi harus disertai dengan ketekunan, karena ketekunan melambangkan kesetiaan kita bahwa kita bukan hanya datang kepada Allah waktu kita membutuhkan sesuatu dari padaNya; ketekunan menggambarkan kesetiaan bahwa kita tetap bersandar kepada Allah, kita tetap percaya kepada Allah; walaupun mungkin keadaan yang terjadi tidak seperti yang kita harapkan. Dan Allah akan menghargai ketekunan dan kesetiaan kita. Lalu ketekunan seperti apa?

1. Minta, Kita harus menjelaskan apa yang kita minta secara spesifik/rinci. Yesus waktu di taman Getsemani inilah doanya “ Bapa kalau boleh cawan ini lalu “ dengan lain kata Yesus jelaskan secara spesifik bahwa Aku tidak menghendaki; kehendak dagingKu berkata “ lebih baik untuk Aku tidak usah disalibkan” tetapi Yesus mengahiri doaNya dengan kalimat “ Biar bukan kehendakKu yang jadi melainkan kehendakMulah yang terjadi. Karena doa bukan hanya asal lewat ; doa bukan hanya berkata Tuhan berkati hidup saya, tetapi secara spesifik , jelaskan satu-satu apa yang kita butuhkan, apa yang sedang kita pikirkan, apa yang meresahkan jiwa kita, apa yang kita kuatirkan, apa yang kita harapkan di hari-hari yang akan datang dalam hidup kita.
2. Cari, apa yang kita cari, yang kita cari ialah kita mengerti akan kehendak Allah.
Karena jika kita tidak hidup dalam kehendak Allah, jika kita tidak berjalan pada kehendak Allah, jika kita tidak minta sesuai dengan kehendak Allah, maka kita tidak pernah akan dapat
3. Ketok, berarti ada tindakan, kita tidak hanya berdoa, berdoa, tetapi tidak bertindak. Seringkali kita ingin Tuhan turun dari surga untuk selesaikan setiap masalah kita, tidak terjadi dengan cara seperti itu tapi alkitab berkata bertindaklah Aku menyertai engkau sampai kesudahan zaman.

2. Doa harus disertai kesadaran bahwa Allah memberikan yang baik
Tuhan berkata “ Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya.” Doa harus disertai dengan kesadaran bahwa Allah memberikan yang baik.; Tuhan tidak akan beri batu untuk mereka yang minta batu; dengan lain kata Allah tidak akan menjerumuskan kita dengan menjawab doa-doa kita yang tidak benar; Allah tidak akan menjerumuskan kita dengan mengabulkan setiap doa kita yang bertentangan dengan kehendakNya. Karena apa yang kita inginkan seringkali hanya untuk kesenangan daging. Oleh karena itu kadang-kala yang baik itu tidak menyenangkan, sehingga kita sering berpikir “ Tuhan kok ini”, “ Tuhan kenapa saya mengalami begini” Tapi waktu Yesus berkata “ Biar bukan kehendakKu yang jadi melainkan kehendakMulah yang jadi”; Yesus mau memberitahu bahwa Engkau Ya Bapa tahu yang terbaik bagi Aku sebagai hambaMu, sebagai anakMu yang Kau kasihi; Jadi jika Allah belum menjawab doa kita sesuai dengan yang kita inginkan, itu berarti juga baik bagi kita karena Alkitab berkata “ Allah membuat segala sesuatu indah pada waktunya”; Jika Allah menjawab dengan cara yang berbeda, yang tidak seperti yang kita harapkan maka dengar baik; doa harus disertai dengan kesadaran bahwa Allah memberikan yang baik, itupun yang baik, yang Allah kerjakan bagimu.

3. Doa harus disertai dengan kesadaran, yang kita jumpai adalah Bapa
berarti waktu kita menyadari bahwa kita jumpai Bapa, yang pertama kita harus datang dengan rasa hormat, yang kedua kita harus datang dengan keterbukaan dan yang ketiga kita harus siap didisiplinkan oleh Bapa. Kadang-kala kita berdoa dan kita mau sekarang semuanya terjadi, tetapi Allah kita adalah Allah yang mendisiplinkan anak-anakNya, Allah yang mengajari anak-anakNya dan alkitab berkata “ Seperti bapa yang saya kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang yang takut akan Tuhan.; Berarti bapa yang sayang tidak selalu katakan ” ya “ kepada anak-anaknya, bapa yang sayang kadang-kala tersenyum dan berkata “ Jangan anakku”; bapa yang baik kadang-kala tersenyum dan berkata” Jangan sekarang, tunggu, tunggu, tunggu anakku, papa akan kabulkan; ayah yang baik kadang-kala marah sama anaknya dan berkata “ Jangan buat itu lagi, papa akan marah terhadap kamu”. Ini semua menggambarkan bahwa doa harus disertai dengan kesadaran, yang kita jumpai adalah Bapa, untuk itu milikilah rasa hormat, takut akan Dia, sertta keterbukaan dan siapkan hidup kita untuk dijadikan segambar dan serupa dengan Kristus

Itu sebabnya jika ada diantara kita yang doa – doanya belum dijawab atau dikabulkan, tetaplah berdoa dengan tekun atau mungkin ada diantara kita yang sedang mengahadapi masalah tetapi belum berdoa, Alkitab berkata “ kamu tidak mendapat apa-apa karena kamu tidak minta, mintalah maka Allah akan mengerjakannya bagimu”, mulailah berdoa karena doa besar kuasanya; dalam doa engkau akan melihat pertolongan Allah; Dalam doa engkau akan mendapatkan damai; Dalam doa engkau akan mendapatkan semangat baru; Dalam doa engkau akan dapat sukacita yang dunia tidak bisa berikan bagimu. Percayalah didalam Dia ada kepastian dan di dalam Dia ada pertolongan. Semoga Tuhan memberkati kita semua. Amin
Read More ..