Kamis, 22 April 2010

Setia Dalam Perkara Kecil

Pernah ada seorang pengurus lingkungan yang berkata mengenai tugasnya sebagai pengurus lingkungan begini, untuk urusan lingkungan dia lakukan kalau ada waktu karena sebagai pengurus lingkungan kan tidak mendapat upah, sedangkan pekerjaan di kantor harus sungguh – sungguh diperhatikan sebab menyangkut kelangsungan hidupnya.

Masih banyak orang yang menganggap pelayanan sebagai kegiatan sosial, sehingga mereka melakukan tugasnya tidak sesuai dengan harapan umat dan Gereja. Mereka belum menyadari dan mengerti bahwa hidup ini tidak terlepas dari tuntutan kesetiaan. Setia itu tekun, maka untuk membuktikan kesetiaan harus melalui ujian, seperti Timotius dalam Flp 2 : 22 “Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya.”

Timotius,adalah pelayan muda yang sangat hormat kepada Tuhan, dan ia adalah seorang yang setia di dalam melayani Tuhan, juga melayani rasul Paulus yang sudah dianggap sebagai bapanya yang harus dihormati. Di dunia kita menghadapi orang tua di rumah, di sekolah kita menghadapi dosen, di kantor kita menghadapi pimpinan-pimpinan, di dalam Lingkungan / Paroki kita juga menghadapi pimpinan-pimpinannya:, tokoh umat, Depar serta para Romo. Nah, Timotius inilah seorang muda yang menghormati orang tuanya, menganggap rasul Paulus itu bapanya; dan dia melayani dengan suatu kesetiaan yang teruji. Kesetiaan, ini merupakan bagian dari buah Roh.

Mengapa kita gagal berlaku setia karena kita sering hanya mempertahankan hak-hak kita sedemikian rupa. Sebenarnya banyak hal yang dapat membuat kesetiaan kita luntur, ketika orang – orang yang dilayani tidak meresponi dengan baik terhadap apa yang sudah kita lakukan, tidak menghargai semua jerih payah kita atau karena situasi dan kondisi hidup yang menekan dan penuh tantangan.

Kesetiaan dalam iman Kristen adalah kesetiaan yang tanpa syarat (unconditional loyalty). Oleh karena itu kesetiaan kita sebagai orang percaya tidak boleh berubah karena tindakan atau perlakuan yang tidak pantas. Justru kita terpanggil untuk menjadi berkat bagi mereka melalui doa – doa kita.

Dengan perkataan lain, memberlakukan kesetiaan tanpa syarat membutuhkan pengorbanan diri yang sangat eksistensial. Kalau kita sudah menanggapi panggilan Tuhan, maka Dia menganggap kita mampu berlaku setia. Ketika kita berani berlaku setia dalam perkara kecil maka Tuhan akan mempercayakan hal – hal yang lebih besar lagi kepada kita. Kenapa harus setia ? Karena Tuhan itu setia, maka Dia juga menuntut kita untuk setia karena persoalan yang kita hadapi di dunia ini tidak akan melebihi kemampuan kita, dan Tuhan senantiasa menyertai kita untuk memberikan kita jalan keluar (bdk 1 Kor 10 : 13) dan semua yang lahir dari Allah akan mengalahkan dunia dan kemenangan itu melalui iman kita (1 Yoh 5 : 4) . Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar