15 Desember 2009
Mat 21 : 28 – 32
Perumpamaan tentang dua orang anak ini, dimana yang sulung mengatakan baik bapa, tetapi tidak pergi. Sedangkan yang satunya mengatakan tidak mau tetapi akhirnya menyesal lalu pergi juga.
Perumpamaan ini menggambarkan bahwa seringkali dalam kehidupan ini kita sungguh-sungguh berjanji :
- akan bertobat
- akan melayani Tuhan dengan setulus hati
- akan menjadi saksi-Nya dengan berani
- akan hidup dalam kekudusan,
Tetapi itu semua hanya sampai pada keinginan saja atau sampai sebatas janji-janji saja. Pengaruh dunia yang begitu kuat, membuat kita sering tidak ada pengendalian diri yang baik dan membuat kita jatuh dalam kompromi dengan dunia ini.
Hari ini Tuhan Yesus memberikan perumpamaan ini dan membiarkan kita untuk menilai siapa yang layak bagi Kerajaan Allah ?
Bagaimana supaya kita layak bagi Kerajaan Allah ?
1. Berjaga-jaga.
Tujuannya adalah supaya kita selalu mawas diri dan hati-hati, terlebih di masa Adven ini kita diajak untuk berjaga – jaga.
Karena kita tidak tahu kapan kedatangan Yesus kedua kali, tetapi kedatangan-Nya pasti, maka kita harus selalu bersiap diri untuk menyambut kedatangan-Nya dengan hati yang bersih.
2. Setia.
Bukanlah langkah awal yang menentukan tetapi langkah akhir yang menentukan.
Artinya kita harus setia, setia dalam segala hal, dalam doa dan merenungkan Firman Tuhan secara rutin. Setia pada kebenaran Firman Tuhan walaupun hidup dalam pergumulan / tekanan, setia melakukan hal-hal kecil meskipun itu bagi kita mungkin tidak ada artinya, setia pada apa yang sudah Tuhan percayakan kepada kita, setia di dalam pekerjaan meskipun berat dan banyak tantangan.
Untuk menjadi orang benar dibutuhkan perjuangan yakni kesetiaan dalam melakukan kebenaran itu.
Kita semua pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa. Tetapi ingatlah bahwa bukan langkah awal yang menentukan tetapi langkah akhir yang menentukan, artinya kita harus berani kembali pada kebenaran dan tetaplah setia dalam melakukan kebenaran.
Tuhan berikan aku rahmat untuk aku dapat selalu berjaga-jaga, dan lembutkanlah hatiku untuk aku berani menyadari semua kesalahanku, dan mampukan aku untuk tetap setia dalam melakukan kebenaran-Mu. Amin.
Senin, 14 Desember 2009
Bukan Langkah Awal yang Menentukan Tetapi Langkah akhir.
Label:
Renungan Harian
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar