Minggu, 10 Januari 2010

Kerendahan Hati

9 January 2010
“Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”
1 Yoh 5 : 14-21, Yoh 3 : 22-30

Kita dapat belajar dari Yohanes Pembatis dalam hal kerendahan hati.
Dengan jujur Yohanes mengakui bahwa “aku bukanlah Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya” kepada para muridnya. Dan dengan kerendahan hati Yohanes berkata

“yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”

Bagaimana kita dapat rendah hati / menjadi rendah hati ?

1. Jangan pernahberpikir, bahwa kita lebih baik dari orang lain.
Bahwa kita juga manusia biasa yang mempunyai kelebihan dan kelemahan, hendaklah kita selalu memandang orang lain dari sisi positifnya.

2. Memandang hidup ini adalah kasih karunia dari Tuhan.
Kita harus selalu menyadari bahwa hidup ini adalah kasih karunia dan anugerah dari Tuhan, supaya kita tidak menjadi orang yang arogan / sombong.
Karena sebenarnya manusia itu lemah, tetapi Tuhanlah memberikan kemampuan itu kepada manusia untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya manusia itu tidak mampu melakukan.

3. Selalu memandang bahwa keberhasilan bukan semata – mata karena diri saya.
Dibalik keberhasilan kita lakukan, ada banyak hal yang berperan dibalik keberhasilan tsb. Yang paling utama karena Tuhan yang menyempurnakan kelemahan dan keterbatasan kita, juga Tuhan bekerja melalui orang – orang lain untuk mendukung keberhasilan kita. Sehingga tidak ada alasan untuk kita menjadi sombong atas keberhasilan yang kita lakukan.

Marilah kita selalu rendah hati seperti halnya Yohanes Pembaptis yang mengatakan bahwa “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh 3:30), karena kita tahu bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal yang Benar, dan kita berada di dalam yang Benar, yaitu Yesus Kristus karena Dia adalah Allah yang Benar dan hidup yang kekal.(bdk. 1 Yoh 5: 20)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar