Selasa, 19 Januari 2010

Muliakanlah Tuhan Melalui Perbuatan Kita

20 January 2010

1 Sam 17 : 32-33,37,40-51 ; Mrk 3 : 1-6

Manakah diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang ?

Pertanyaan tersebut diajukan Yesus kepada orang – orang Farisi, karena Yesus mengetahui bahwa mereka sedang mengamati-Nya untuk mencari kesalahan.
Kemudian Yesus menyembuhkan tangan orang yang mati sebelah tangannya tsb.

Hari Sabat menurut adat Yahudi adalah hari yang secara khusus dipersembahkan bagi Tuhan dan tidak boleh bekerja dan melakukan apapun juga. Tujuan dan makna persembahan bagi Tuhan adalah keselamatan jiwa, serta berbuat baik bagi sesama.
Kita dapat memberikan persembahan kepada Tuhan melalui perbuatan baik kita kepada sesama. Tetapi satu hal yang harus kita ketahui, bahwa kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik kita, tetapi kita diselamatkan karena Tuhan yang berbuat atau melakukannya bagi kita. Namun melalui perbuatan baik kita kepada sesama, kita memuliakan Tuhan.

Untuk berbuat baik kepada sesama adalah kewajiban kita sebagai anak Tuhan, karena Tuhan itu baik, dan kebaikan Tuhan sudah kita alami, hendaklah kebaikan Tuhan tsb. terpancar melalui sikap dan tingkah laku kita, sehingga dapat membawa mereka untuk juga dapat mengalami kasih Tuhan dan memuliakan Tuhan. Karena kita adalah terang dunia maka,”demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di Surga.” (Mat 5 : 16). Jadi kalau sikap kita baik, karakter kita baik, kita melakukan pekerjaan dengan baik bagi Tuhan itu sudah merupakan sebuah persembahan yang berarti dan berharga.

Kita tidak perlu berpikir dua kali untuk berbuat baik, seringkali kita tahu harus berbuat baik, tetapi kita tidak melakukannya, karena kekuatiran dan ketakutan akan kepentingan diri sendiri sehingga kita menyerah tidak melayani orang lain. Berbuat baik dan melayani sesama hanya dapat terwujud kalau kita melakukannya dengan cinta, karena cinta kita kepada Tuhan maka kita dapat melakukannya dengan penuh suka cita.

Mari, kita senantiasa berusaha hidup yang terbaik bagi Tuhan, bagi kemuliaan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar